Sermon Notes & E-book

Catatan Khotbah: “Fear & Courage.” Ditulis ulang dari sharing Bp. Paulus Bambang Widjanarko di Ibadah Minggu di Ibadah Kedua di MDC Graha...

Kita perlu merenung dan mempersiapkan baik-baik sedari sekarang tentang, masih ada kekekalan yang harus dilalui.

Tetapi Dia merindukan agar setiap dari kita menjalani kehidupan yang berkobar-kobar bagi Yesus!

Ada saat di mana kita mengalami berbagai keadaan sulit, ditolak sekitar, disakiti.

Mengapa momen kelahiran Tuhan Yesus ini dikatakan sebagai New Hope / lahirnya pengharapan baru?

Mungkin di dalam anggota keluarga kita tergolong ada seseorang yang sulit untuk dikasihi, atau ada yang selalu merancang kejahatan.

Bagi Ornan, keselamatan diri dan juga keluarganya jauh lebih penting dari segala harta benda yang dimilikinya.

Mungkin kisah di hidup kita bukanlah kisah yang sempurna, karena masih ada rasa sakit, berbagai goresan akibat trauma, dan juga ada luka.

Tekanan yang dialami perempuan pada hari-hari ini jauh lebih intens / keras dari sebelumnya.

Ada waktunya kita mengalami up and down / ada waktu kita berada di atas, dan bisa juga diizinkan berada di level bawah, di dalam hidup ini.

Walaupun hidup kita banyak tantangan, kita menghadapinya bukan dengan mental seorang victim/korban, tetapi dengan mental victor/pemenang.

Seseorang dapat dikatakan mencapai kedewasaan bukan dilihat dari ketika dirinya mencapai usia tua secara kronologis saja.

Kalau apa yang kita harapkan tidak menjadi kenyataan, bagaimana dengan respon kita?

Roh Kudus telah memberikan strategi yang sederhana pada gereja yakni, Never Lift / Tidak Pernah Diangkat.

Membangun “pagar” di dalam hidup kita bisa berbentuk membasmi “virus-virus” kecil, hal yang mungkin awalnya terlihat begitu remeh.

Tuhan memang menciptakan kita berelasi dengan sesama, tetapi lebih dari itu, apakah kita sudah memiliki hubungan karib bersamaNya ?

Melalui momen ini, biarlah setiap kita diingatkan untuk semakin bersungguh hati untuk dapat mengalami Tuhan kembali, di dalam hidup kita.

Belajarlah dari sikap Maria, mungkin dunia menilainya begitu bodoh, hatinya tetap tertuju pada Tuhan Yesus, tidak pernah hitung-hitungan.

Terkadang kita merasa posisi sedang “di atas” & merasa hebat dan mantap, tetapi ada saatnya kita merasa posisi kita sedang berada "di bawah"

Hari Tuhan tidak ada seorangpun yang tahu, yang kita tahu hanyalah tanda-tanda sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali.