top of page

Soetjipto Koesno - Tuhan Mau Kenal Kamu

Catatan Khotbah: “Tuhan Mau Kenal Kamu.” Ditulis dari sharing khotbah Bp. Soetjipto Koesno di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 21 Januari 2024.



Di bulan ini tema dari gereja kita adalah Knowing God / Mengenal Allah. Dan apa yang bisa kita lakukan untuk dapat mengenal Dia lebih lagi? Sebenarnya bukan tentang bagaimana caranya kita dapat mencari dan mengenal Tuhan, karena firman Tuhan di dalam Roma 3:10-11 mengatakan pada kita,


“Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.”

Tetapi Tuhan itu mau mencari dan mengenal kita. Bukan secara rombongan, tetapi sebagai seorang pribadi. Bukan hanya sekadar tahu, tetapi memiliki hubungan yang lebih karib bersama kita. Selain itu, Tuhan tidak pernah terlambat. Dia selalu tepat waktu, bahkan bisa jadi pertolongan-Nya datang lebih awal di dalam hidup kita.


“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1-2).


Halangan terbesar seorang manusia untuk dapat mengenal dan karib dengan Tuhan adalah dosa. Tetapi Dia sudah menebus semua dosa kita dan menyingkirkan “setiap penghalang” tersebut dengan kematian-Nya di atas kayu salib, dan bangkit dari kematian untuk mengalahkan kuasa maut. Dia rindu untuk dapat mengenal kita lebih dalam. Dia adalah Allah yang Mahakuasa, tetapi Dia juga sayang sama hidup kita.


“Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”” (Markus 10:13-15).


Kedatangan anak-anak ini penting bagi Yesus, karena Dia terlihat marah saat mengetahui murid-muridNya berusaha menghalangi anak-anak tersebut datang kepada-Nya. Dan hal ini mengajar kita, mungkin pengetahuan kita masih belum seberapa tentang Tuhan, bahkan bisa jadi kita memerlukan banyak ilmu yang tak terbatas untuk dapat mengetahui segala sesuatunya tentang Tuhan. Tetapi hanya dibutuhkan hati yang lapar dan haus, untuk kita dapat mengenal Dia.


Tuhan tidak pernah menolak seseorang untuk datang dan mengenal-Nya.

Kalau ada seseorang yang di sepanjang hidupnya tidak suka untuk membaca firman Tuhan / Alkitab, maka ketika dirinya memiliki kerinduan untuk mau mengenal Allah lebih dalam, Roh Kudus yang akan menjamah hidupnya dan dirinya akan mulai berdoa dan membaca firman Tuhan untuk dapat mengenal-Nya lebih dalam.


Kalau ada seseorang yang hidupnya masih jatuh bangun dalam dosa tetapi dirinya memiliki kerinduan untuk dapat mengenal Tuhan lebih dalam, maka Roh Kudus yang akan menjamah dan memberi kekuatan di dalam hidupnya untuk menjauhi dosa.


Tuhan mencari orang-orang berdosa untuk dapat mengenal Dia, karena hanya dengan mengenal Tuhan saja kita mendapat kuasa dan dimampukan untuk menjalani kehidupan yang lepas dari dosa.


Justru di tengah dosa dan kesalahan, Tuhan mau datang dan menebus dosa-dosa kita agar kita yang tidak layak ini dapat datang dan mengenal-Nya. Tuhan selalu membuka hati dan tangan-Nya. Dia tidak pernah menolak orang-orang yang datang menghampiri-Nya.


Bahkan di setiap hal yang terjadi, yang mungkin saja kita anggap hanyalah sebuah kebetulan.. semua adalah karya Tuhan yang terus bekerja di dalam hidup kita, yang dapat membangkitkan iman dan terus mengingatkan bahwa Dia adalah Tuhan yang baik di dalam hidup kita.


Syaratnya hanyalah,


Datanglah pada-Nya dengan rasa haus dan lapar. Dan, apakah kita mau mengikuti dan mengenal-Nya, di dalam hidup kita?

Pengenalan kita pada Tuhan tidak bergantung dari banyaknya khotbah bagus yang sering kita dengar, tetapi dari hubungan karib yang kita bangun di setiap hari bersama-Nya di dalam doa dan pembacaan firman-Nya / Alkitab. Sekalipun ada kalanya kita tidak dapat mengerti bagian-bagian tertentu di dalam Alkitab, tetapi ketika kita tetap setia mau karib dengan-Nya dan meminta Roh Kudus untuk selalu memberikan hikmat.. maka hal tersebut akan membawa kita semakin dekat pada-Nya dan mengubah hidup kita.


“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17).

Marilah kita kembali pada hal yang mendasar untuk dapat mengenal-Nya lebih dalam.


Tetaplah setia dan bertekun mencari Dia, di dalam segala keterbatasan kita. Memang, pengenalan kita akan Tuhan itu berbeda-beda, setiap orang dibawa Tuhan pastilah tidaklah sama. Tetapi satu hal yang pasti adalah, Tuhan mau dan rindu untuk dapat menyatakan diri-Nya. Dia mau untuk selalu dekat dan karib dengan kita.


Menjamah Jubah-Nya, Menerima Kesembuhan.


Perempuan yang dua belas tahun lamanya menderita pendarahan (Markus 5:25). Dirinya telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya, keadaannya semakin memburuk (ayat 26). Tetapi perempuan ini mendengar berita-berita tentang Yesus, dan di tengah kumpulan orang banyak itu mendekati Tuhan Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.


Dan kita semua tahu bagaimana kelanjutan ceritanya. Pertemuan yang singkat dengan menjamah jubah-Nya membuatnya menerima kesembuhan, dan pendarahannya berhenti. Tuhan Yesus kita memang sungguh luar biasa, dan Dia sanggup untuk mengatasi berbagai kemustahilan.


“Kata Yesus kepadanya, “Kuatkanlah hatimu! Karena kamu percaya penuh kepada-Ku, kamu sudah sembuh. Sekarang pulanglah dengan hati yang tenang.”” (Lukas 8:48, Terjemahan Sederhana Indonesia / TSI).


Tetapi dari kisah perempuan ini kita dapat belajar bahwa banyak orang berdesak-desakan di dekat-Nya pada saat itu, tetapi tidak semuanya mendapat sesuatu dari-Nya. Jangan sampai kita sama seperti mereka, datang beribadah di setiap hari Minggu, melakukan banyak aktivitas rohani.. tetapi semuanya hanya menjadi rutinitas, dan kita tidak dapat mengenal Tuhan dengan lebih dalam lagi. Dia mau dan rindu untuk mengenal kita, tetapi, apakah kita juga mau untuk mengenal Tuhan lebih dalam? Atau kita hanya mau berkat-berkatNya saja?

Untuk beriman dan percaya, sama seperti perempuan tersebut, kita membutuhkan anugerah-Nya. Dan percayalah bahwa hal terbaik yang Tuhan sudah sediakan di dalam hidup perempuan tersebut, juga sudah Tuhan sediakan di dalam hidup kita.

Dalam hidup ini, bisa jadi kita juga diizinkan menghadapi situasi kemungkinan satu juta melawan satu. Tetapi selama yang satu itu kita hadapi bersama dengan Tuhan Yesus, kita akan selalu dimampukan untuk dapat melaluinya.


Marilah kita belajar untuk mengenal Allah dan memiliki pengalaman pribadi berjalan bersama dengan-Nya.


Tuhan mau mengenal kita satu per satu, secara pribadi, bukan rombongan. Sama seperti perempuan yang mengalami pendarahan ini. Dengan penyakit yang dideritanya selama dua belas tahun lamanya, pastinya tidak ada yang mau dekat dengan dirinya. Tetapi Tuhan Yesus mau datang dan menyembuhkan perempuan ini dari penderitaannya. Agar melalui mukjizat kesembuhan yang sudah diterimanya, perempuan ini dapat datang, mau mengenal-Nya lebih dalam, dan tetap setia mengiring Sang Juruselamatnya.


Melangkah dalam Ketaatan.


“Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.” (Lukas 5:4-6).


Ketika Tuhan Yesus, anak dari seorang tukang kayu menyuruh Simon seorang nelayan yang berpengalaman di laut untuk menebarkan jalanya, maka hal ini tidaklah mudah bagi Simon untuk menaati perintah-Nya. Karena di ayat di atas dikatakan bahwa sepanjang malam Simon dan teman-temannya tidak menangkap apa-apa.


Selama ini Simon tidak memiliki bayangan apa-apa tentang siapa Tuhan Yesus, dan dirinya tidak begitu mengenal-Nya. Simon hanya mengetahui bahwa Dia adalah seorang Guru yang khotbah-Nya bagus, dan setelah momen di ayat di atas, dirinya menyadari posisinya sebagai seorang pendosa yang bertemu dengan Sang Pencipta hidupnya.


Bagi para nelayan, ikan adalah harta mereka. Dengan mendapat ikan, mereka bisa menjualnya di pasar, dan mendapatkan sejumlah uang. Tetapi pada saat Simon berjumpa dengan Tuhan Yesus, dirinya menyadari bahwa dia adalah seorang pendosa yang membutuhkan uluran tangan dari Sang Juruselamatnya. Simon menyadari bahwa bertemu dan dapat mengenal lebih dalam akan Pribadi Tuhan Yesus, jauh lebih bernilai dari harta apa pun yang bisa didapatkan dari dalam dunia ini.


Melalui kisah Simon ini kita dapat belajar bahwa Tuhan Yesus sendiri yang rindu untuk datang dan mengenal Simon terlebih dahulu, karena Simon menyadari bahwa dirinya adalah seorang pendosa yang tidak layak dan tidak mungkin untuk dapat menggapai Allah yang Mahakudus. Dan menarik akan apa yang diperkatakan Tuhan Yesus pada dirinya, dan juga pada semua orang yang bersamanya,


“Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” (Lukas 5:10).

Perempuan Samaria yang mendapatkan Air Kehidupan.


Di dalam Yohanes 4 mencatat pada kita kisah tentang seorang perempuan Samaria yang hendak menimba air di sumur Yakub, justru pada hari di mana matahari sedang terik kira-kira pukul dua belas siang (ayat 6-7). Para sarjana Alkitab banyak yang memperkirakan bahwa perempuan ini kemungkinan malu untuk bertemu dengan perempuan lainnya. Kita bisa mengetahui alasannya karena,


“Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.”” (ayat 16-19).


Di saat banyak orang berusaha untuk menjauhi perempuan Samaria ini karena keputusan hidupnya, Tuhan Yesus justru mendatangi dan mengajaknya berbicara. Poin utama yang Dia langsung perkatakan adalah mengenai Air Hidup, yang di mana dunia tidak dapat memberikannya, dan yang perempuan Samaria ini terus mencarinya di sepanjang hidupnya.


Bagi orang lain, perempuan ini tidak penting dan tidak ingin ditemui. Bagi Yesus, perempuan ini penting, karena Dia tahu bahwa kekosongan hati perempuan ini hanya dapat diisi dan dipuaskan oleh Sang Penciptanya, bukan dari isi dunia ini. Tuhan Yesus tahu, bahwa perjumpaan dengan Diri-Nya selalu mengubah kehidupan. Dia tahu ketika perempuan Samaria ini hidupnya diubahkan maka,


“Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.” Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, dan mereka berkata kepada perempuan itu: “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.”” (ayat 39-42).


Perjumpaan bersama Tuhan Yesus selalu mengubahkan dan memberi jati diri yang baru dalam hidup umat-Nya. Dari perempuan pendarahan selama dua belas tahun, ketika bertemu dengan-Nya dan menerima mukjizat kesembuhan, diubah-Nya menjadi seorang perempuan utuh yang tidak perlu mengalami penderitaan apa pun. Bisa jadi perempuan ini kembali menata hidupnya, dan bersaksi pada banyak orang tentang kisah dirinya yang sudah disembuhkan Tuhan Yesus.


Dari para nelayan, Tuhan Yesus memanggil dan memberi mereka tugas yang baru yakni menjadi seorang “penjala manusia” untuk memberitakan Injil Keselamatan dari-Nya pada bangsa-bangsa.


Kisah perempuan Samaria, dari seseorang yang mencari dan mengejar kepuasan dari dunia, ketika bertemu dengan Air Hidup sejati yakni Tuhan Yesus, hidupnya kini diubahkan menjadi Pemberita Injil, dan kotanya dimenangkan bagi Yesus.


Dan juga banyak kisah lainnya yang tercatat di dalam Alkitab, dan juga kisah orang-orang di masa kini yang hidupnya diubah total setelah mengalami perjumpaan bersama Yesus.

Lari Mendekat pada Yesus.


Seburuk apa pun keadaan yang kita alami hari-hari ini, teruslah lari mendekat pada Tuhan Yesus. Semakin dalam kita mau mengenal-Nya, maka semakin kita diberikan hikmat dan kekuatan untuk menjauhi dosa. Di luar Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Firman-Nya berkata,


“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5).

Tuhan mau datang dan mengenal kita secara pribadi. Bukan hanya sekadar tahu, tetapi memiliki hubungan yang lebih karib bersama kita. Apa pun musim kehidupan yang sedang dihadapi, Tuhan mau agar kita tetap datang dan terus membangun hubungan yang karib bersama-Nya.


Hanya Ahli Taurat yang sulit untuk datang dan mengenal Tuhan Yesus. Mereka, dan bisa jadi setiap kita bila tidak berhati-hati, merasa sudah berbuat baik, sudah sukses, dan tidak lagi membutuhkan peran Tuhan di dalam hidup. Pelayanan kita sudah berhasil, terkenal di mana-mana, kita merasa tahu banyak hal tentang Tuhan, dan mulai mengatur-atur Dia sesuai dengan apa yang kita mau. Padahal seharusnya hidup kita yang diatur-Nya, dan hanya karena kemurahan-Nya saja kita dapat datang dan mengenal Dia.


“Padahal Allah sangat baik dan sabar kepadamu. Dia sudah menunggumu untuk bertobat, tetapi kamu tidak mempedulikan semua kebaikan-Nya. Ketahuilah bahwa kebaikan hati-Nya yang Dia tunjukkan kepadamu adalah untuk membimbing kamu supaya bertobat.” (Roma 2:4, TSI).


Bagi kita yang hari-hari ini sudah menjauh dari Tuhan, mungkin hidup kita masih terasa baik-baik saja. Namun semuanya bukan karena hasil kebaikan kita, tetapi Tuhan yang memberi kebaikan tersebut agar kita dapat bersungguh hati kembali pada-Nya. Selama Dia masih memberi kesempatan untuk berbalik pada-Nya, jangan pernah sia-siakan kesempatan-Nya.


“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2 Petrus 3:9).


Tuhan tidak pernah terlambat dan tidak pernah salah. Dia selalu memiliki rencana yang terbaik, jauh lebih baik dari rencana terbaik kita. Kalau Dia memberi mukjizat, Dia selalu memberikan yang terbaik. Di dalam setiap musim kehidupan, baik hal tersebut menyukakan hati maupun tidak, Tuhan mau agar kita tetap datang dan mengenal Dia lebih dalam.


Karena pengenalan kita akan Dia, akan mengubah hidup kita. Selalu sediakan waktu dalam membangun hubungan yang karib bersama-Nya di dalam doa dan pembacaan firman-Nya / Alkitab di setiap harinya, dan berikan hati kita seutuhnya untuk dapat mengenal-Nya.


Karena sesungguhnya, Tuhan itu jauh lebih rindu untuk dapat mengenal setiap kita.

Amin. Tuhan Yesus memberkati..

28 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page