top of page

Samiton Pangellah - New Hope: Peace Overcomes Fear

Catatan Khotbah: “New Hope: Peace Overcomes Fear.” Ditulis ulang dari sharing khotbah Bp. Pdt. Samiton Pangellah di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 25 Desember 2024.


New Hope: Peace Overcomes Fear.


Mengapa momen kelahiran Tuhan Yesus ini dikatakan sebagai New Hope / lahirnya pengharapan baru? Karena melaluinya, ada berita yang penuh dengan sukacita bahwa Yesus, Sang Raja Damai telah datang untuk membebaskan hidup kita sehingga kita tidak lagi harus dipenjara oleh berbagai trauma dan juga ketakutan.


“Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” (Lukas 1:28-31).


Mengapa Gabriel perlu untuk mengatakan pada Maria perkataan “Jangan takut”? Padahal saat itu penampilan Gabriel juga tidak menakutkan, tidak juga disertai dengan backsound horor.


Selain itu, Gabriel juga menampakkan diri pada Zakharia dan berkata “Jangan takut” (Lukas 1:13). Padahal Zakharia berada di dalam Bait Suci, bukan di kuburan tengah malam. Seharusnya Zakharia sudah tahu dan terbiasa dengan kunjungan malaikat dan terang kemuliaan Tuhan.


Demikian juga dengan gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak pada waktu malam. Gabriel memulai perjumpaannya dengan perkataan “Jangan takut.” (Lukas 2:10).


Hal ini dikarenakan momen Natal membawa sebuah pesan utama pada umat manusia yakni, jangan takut. Mengapa? Karena selama ini manusia hidup di dalam ketakutan dan sudah “kecanduan” terhadapnya. Sering kali kita berusaha untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi ketakutan, tetapi semakin kita mencari jalannya, semakin kita dipenjara di dalam ketakutan.


Belum punya pacar takut, saat sudah punya pacar jadi merasa takut dikhianati. Belum menikah takut, sudah menikah juga takut bagaimana kehidupan nantinya akan berjalan sesudah pemberkatan dan pesta pernikahan. Belum punya anak takut, sudah punya anak juga merasa takut karena merasa apakah cukup memiliki uang untuk membesarkan seorang anak. Belum punya uang takut, sudah punya uang juga takut nanti uangnya akan dirampok. Belum punya pekerjaan takut, sudah punya pekerjaan juga takut apakah nanti dapat bekerja seterusnya atau malah di-PHK.


Sehingga dapat dikatakan bahwa, manusia hidup di dalam penjara ketakutan, suka ataupun tidak suka. Dari mana datangnya ketakutan tersebut? Justru, berasal dari dalam dirinya sendiri.


Selain itu kita juga dapat belajar bahwa, manusia mungkin masih bisa menghindar dari hal-hal yang berada di luar dirinya, tetapi manusia tidak dapat menghindar dan hal ini kebanyakan terjadi,


Merasa takut / tidak berani berhadapan dengan dirinya sendiri.


Manusia berusaha menyembunyikan dirinya dengan begitu rupa, dan dengan banyak alasan.


Sejak kejatuhan manusia yang pertama di dalam dosa, manusia sudah tidak lagi bisa mengenal dan bersekutu, serta dapat memahami apa tujuan Sang Pencipta di dalam menciptakan hidupnya. Selain itu, manusia juga kehilangan akan keberhargaan dirinya.


Pendapat Robert McGee dan Timothy Keller.


Robert McGee berpendapat, manusia berusaha mendapatkan kembali keberhargaan dirinya dengan menciptakan 4 ketakutan,


Takut dihukum / dipersalahkan, takut mengalami kegagalan, takut menghadapi penolakan, dan takut dipermalukan oleh keadaan sekitar.

Jalan keluarnya biasanya mereka berusaha mencari kesalahan dan menghukum orang lain. Ada juga yang merasa dirinya tidak layak dikasihi, sehingga merasa harus menghukum dirinya sendiri.


Sedangkan Timothy Keller berpendapat, manusia berusaha mendapatkan kembali keberhargaan dirinya dengan menciptakan 4 berhala,


Pertama. Berhala Kuasa – Power.


Mengapa banyak orang berlomba dalam berebut kekuasaan? Karena sesungguhnya mereka merasa takut untuk dihukum. Mereka lalu berusaha menghindar dari berbagai kegagalan dan risiko, serta menciptakan banyak standar di dalam hidup ini. Ada juga seseorang yang merasa takut, akhirnya berusaha memanfaatkan orang lain dengan “kuasa” yang sudah dimilikinya, dan dirinya lalu menarik diri / menghindar dari komunitas.


Kedua. Berhala Prestasi – Control.


Berhala ini adalah untuk mengendalikan orang-orang yang dipimpin, dengan memakai berbagai prestasi untuk dapat mengendalikan mereka. Tetapi orang-orang yang dipimpin justru berusaha menghindar dengan berbagai macam alasan.


Ketiga. Berhala Penerimaan – Approval.


Sejak kejatuhan manusia pertama di dalam dosa, banyak orang merasa takut ditolak sehingga mereka mengejar apa yang namanya penerimaan. Orang-orang yang dikuasai berhala ini berusaha membuat semua orang menjadi “raja”, dan dirinya berusaha menyenangkan semua orang. Biasanya orang-orang yang dikuasai berhala ini, hidupnya begitu sensitif terhadap kritikan yang diberikan sesama.


Keempat. Berhala Merasa Bangga – Pride.


Ada seseorang yang merasa tidak bakat untuk bekerja di bagian marketing / pemasaran, karena takut ditolak. Diajak pelayanan, merasa takut dan meminta untuk melayani di belakang layar saja. Ketika muncul banyak permasalahan, dirinya merasa takut dipermalukan dan selalu menghindar. Biasanya orang yang dikuasai berhala ini selalu mengatakan bahwa dirinya tidak mampu dan tidak memiliki keberhargaan diri. Lalu selanjutnya, mengisolasi diri dari berbagai pergaulan.


Bagi yang menjadi pihak “yang kuat”, mereka memiliki berhala merasa bangga untuk menyembunyikan rasa malu / takutnya.


Semua berhala yang dialami manusia ini diakibatkan karena manusia sudah terpisah dari hubungan bersama dengan Bapa di Surga.


Satu-satunya jalan keluar adalah Tuhan Yesus lahir di Betlehem, Dia bertumbuh besar dan melayani, mati di atas kayu salib untuk menebus berbagai dosa manusia, dan bangkit dari kematian untuk mengalahkan kuasa maut.


Semua yang dilakukan-Nya hanya untuk mengembalikan dan memulihkan hubungan kita bersama dengan Bapa di Surga.


Roh Kita yang Dipenuhi Roh Kudus.


“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” (Yehezkiel 36:26-27).


Hidup kita perlu untuk dilahirkan baru, karena sebelumnya roh kita mati dan terputus dari hubungan bersama dengan Bapa di Surga. Ketika Roh Kudus memenuhi kita, maka kita diberikan roh yang baru. “Manusia lama” kita sudah mati, sudah ditebus dan dihidupkan kembali menjadi ciptaan baru melalui karya salib Kristus. Kita menerima Roh Kudus-Nya dan dimampukan untuk dapat berkomunikasi dengan Bapa di Surga, mendengar dan memahami apa kehendak-Nya melalui kebenaran firman-Nya di dalam Alkitab.


“Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”” (Yohanes 20:19-21).


Sesudah Tuhan Yesus bangkit dari kematian dan mengalahkan kuasa maut, Dia tidak lagi mengucapkan “jangan takut” tetapi,


“Damai sejahtera bagi kamu!”

Mengapa? Karena Sang Raja Damai sudah bangkit dari kematian dan sudah mengalahkan ketakutan terbesar manusia, yaitu kematian.


Inilah New Hope / Harapan Baru bagi kita.


Langkah pertama memang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, tetapi setelah itu kita juga harus belajar untuk berdamai dengan hal-hal yang pernah terjadi di masa lalu. Kita juga memutuskan untuk tidak berhenti setelah hidup kita ditebus dan dipenuhi Roh Kudus.. mau diproses sampai hidup kita yang sudah ditebus ini dipenuhi dengan damai sejahtera dari Tuhan, dan dibebaskan dari segala trauma dan rasa takut.


Memiliki kehidupan yang sepenuhnya merdeka dari berbagai rekaman kejadian di masa lalu, ketakutan, trauma.. memang hal ini tidaklah mudah dan serta-merta, tetapi izinkan Roh Kudus yang terus memampukan setiap kita untuk dapat membersihkan segala trauma, di masa lalu kita.


Lebih lanjut di dalam bukunya Robert McGee juga mengatakan, seseorang sampai mengalami depresi berat biasanya dimulai dari hal-hal yang ringan seperti tidak bisa tidur, terlalu kepikiran beberapa hal, sampai berakhir pada ingin mengakhiri hidupnya. Setelah digali lebih dalam, ternyata masalah utamanya adalah ketakutan.


Contoh beberapa cerita dari seseorang yang pernah berkonsultasi dengan Robert McGee,


Scotty. Hidupnya luntang-lantung tidak jelas, pada saat bertemu dengan Robert McGee dan digali lebih dalam, ternyata di sepanjang hidupnya tidak pernah mendapat pujian dari kedua orang tuanya. Sehingga Scotty merasa hidup hanya berjalan dengan begini-begini saja, dan merasa tidak perlu berjuang lebih keras lagi. Scotty juga merasa takut ditolak, merasa hidupnya hanyalah sebuah kegagalan, sehingga dirinya tidak berani mencoba hal-hal baru.


Stacy. Pernah menikah dan melahirkan seorang anak, tetapi pada akhirnya berpisah dengan suaminya. Lalu anaknya diberikan di panti asuhan, dan Stacy menikah lagi. Pada suaminya yang baru ini, dirinya merahasiakan status pernikahan sebelumnya, termasuk seorang anak yang lahir dari pernikahan tersebut. Setelah menikah, tidak lama kemudian Stacy dan suaminya memutuskan untuk berpisah. Stacy merasa dirinya tidak layak dikasihi dan merasa patut dihukum karena telah menyembunyikan status pernikahan dan juga anaknya, dari suaminya yang baru.


Bisa jadi seseorang itu sudah mengalami lahir baru, tetapi bagaimanapun juga hidupnya masih perlu berproses. Masih ada beberapa hal di dalam hidupnya yang membutuhkan pertolongan.


Robb dan Katty. Katty adalah seorang perempuan yang memiliki karier cemerlang di pekerjaannya, melayani Tuhan dengan penuh kesungguhan hati, hubungan sosialnya juga sangat bagus. Sedangkan Robb suaminya adalah seorang pria yang hidupnya santai, biasa-biasa saja, dan tidak memiliki banyak prestasi cemerlang seperti Katty.


Teman-temannya terkejut dan tidak habis pikir, karena pada suatu hari mendengar ada kabar perceraian dari keduanya. Robb berkeluh kesah karena selama ini tidak tahan dengan sikap istrinya yang perfeksionis, bisa jadi istrinya mengalami hal yang sama dengan sikap santainya Robb.


Seorang Katty yang perfeksionis melandaskan hidupnya pada standar dan keberhasilan. Sedangkan Robb melandaskan hidupnya pada rasa takut gagal sehingga cenderung suka menunda hal-hal yang harus diselesaikan pada saat itu juga. Hanya melalui Tuhan Yesus, Sang Raja Damai pernikahan Robb dan Katty dapat ditolong.


Salah satu tim dari Bp. Samiton. Setiap kali mendengar suaranya sendiri pada saat memberi pelatihan, dirinya selalu tidak menyukainya. Setelah digali lebih dalam, ternyata pada saat berusia anak-anak pernah diejek saudarinya dengan perkataan


“Jelek dan hitam.”


Lalu dirinya yang pada saat itu masih berusia anak-anak melihat ke cermin, dan mengiyakan perkataan saudarinya tersebut.


Setelah berusia dewasa, dirinya hidup dengan membawa kepercayaan bahwa dirinya memang jelek dan hitam. Istrinya baru menyadari hal ini, karena setiap kali diajak foto bersama selalu menolak dan berujung pada pertengkaran.


Di atas kayu salib, Tuhan Yesus tidak hanya menebus dosa-dosa kita saja tetapi juga menebus berbagai rasa malu, merasa menjadi seorang yang gagal, dan juga berbagai penolakan lainnya.


Karena itu perkatakanlah di cermin,


“Kamu adalah ciptaan yang baru. Apa pun kenyataan fisik kamu, kamu tetap ganteng / cantik di hadapan Tuhan Yesus yang sudah menebusmu lunas di atas kayu salib.”


“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17).

Salah seorang agen asuransi. Dirinya bercerita selalu gemetar bila harus berbicara di hadapan lebih dari 5 orang. Setelah digali lebih dalam, ternyata saat berusia 7 tahun Ibunya selalu berkata pada dirinya yang saat itu aktif bercerita,


“Jangan berisik! Jangan gaduh!”


Itulah sebabnya ketika dirinya maju dan berbicara di depan umum, selalu ada suara “Jangan berisik! Jangan gaduh!” di dalam sanubarinya, sehingga perkataan tersebut menciutkan keberanian dan segala hal yang sudah dipersiapkan sebelumnya.


Setelah hidup agen asuransi ini mengalami pembaruan, dirinya sekarang dimampukan Tuhan untuk dapat berdamai dengan perkataan di masa lalunya, dan menolong orang-orang yang memiliki permasalahan yang sama dengan dirinya.


Seorang eksekutif. Dirinya memiliki tiket business class dan bersiap untuk berlibur ke Amerika, tetapi tiba-tiba ingin dibatalkan dengan alasan karena takut kecelakaan. Padahal ini bukanlah penerbangan pertamanya. Setelah digali lebih dalam, ternyata saat berusia anak-anak dirinya sering mendengar neneknya berucap,


“Hati-hati.”

Seorang eksekutif ini memang sudah mengalami lahir baru, tetapi ketakutan masih berkuasa atasnya. Dirinya perlu ditolong dan dibebaskan dari segala ketakutan oleh Yesus, Sang Raja Damai.


Bukalah hati kita, izinkan Tuhan Yesus yang selalu siap untuk menolong setiap kita. Sang Raja Damai memiliki banyak cara dan pastinya rencana indah, serta kuasa-Nya tidak terbatas untuk dapat terlibat di dalam proses kehidupan kita. Dia mau membantu kita, dan membebaskan hidup kita dari segala bentuk ketakutan dan juga trauma di masa lalu.


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

17 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


GKPB Masa Depan Cerah Surabaya

©2025 by GKPB Masa Depan Cerah Surabaya

bottom of page