top of page

Paulus Rahardjo - Part 4. Jemaat di Tiatira: Bangkit dari Kematian Rohani

Catatan Khotbah: “Letters to the Seven Church. Part 4. Jemaat di Tiatira: Apa yang Tuhan Cari dari Gereja-Nya?” Ditulis dari sharing khotbah Bp. dr. Paulus Rahardjo di Ibadah Minggu Tgl. 9 Juli 2023..


Apa yang kita cari dari gereja-Nya? Gaya ibadahnya? Suasana pujian dan penyembahannya? Gedungnya yang megah? Atau mungkin berbagai alasan lainnya? Tetapi yang menjadi pertanyaan yang sebenarnya adalah, apakah kita tahu apa yang sesungguhnya Tuhan mau cari, harap, dan juga temukan di dalam kita, gereja-Nya? Hal apakah yang Dia dapat lihat? Apakah Dia dapat memberi nilai yang baik melalui hidup kita? Atau justru kita masih diberi kesempatan untuk remidi / mengulang?


Gereja adalah Tubuh Kristus, dan setiap jemaat yang ada memiliki perannya masing-masing untuk dapat saling memengaruhi dalam kebaikan, demi kebaikan bersama. Gereja adalah sebuah keluarga, di mana jemaat yang baru bergabung akan diasuh dan dibangun bersama dengan Kristus dan juga jemaat-Nya yang sudah dewasa secara rohani, untuk bersama-sama bertumbuh di dalam-Nya. Gereja adalah bangunan kokoh yang dibangun di atas Batu Penjuru, yakni kehidupan Kristus sendiri, yang di mana setiap “bagian tembok” saling menyambung karena ada kehidupan Kristus yang mempersatukan.


Gereja adalah bala tentara Tuhan yang harus selalu siap sedia untuk menghadapi setiap musuh rohani yang menghadang. Di taman Eden saja ada ular cerdik yang membuat manusia pertama jatuh, kita pun juga harus waspada agar jangan sampai disesatkan oleh berbagai ajaran yang tak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.


Mengapa Tuhan menunjukkan kekuatan dan juga kelemahan gereja-Nya, di dalam surat pada tujuh jemaat-Nya? Hal ini dikarenakan gereja adalah mempelai Kristus, yang dibangun dan dipersiapkan-Nya sebelum kedatangan-Nya yang kedua, untuk menjadi mempelai yang dewasa rohani dan juga serupa dengan-Nya.


Esau dan Yakub.


Esau adalah seorang pribadi yang disukai banyak orang, termasuk disayang oleh Ishak ayahnya (Kejadian 25:28). Dirinya sangat sukses dan kaya (33:9), dan melalui keturunannya telah lahir bangsa-bangsa yang besar (pasal 36). Tetapi Esau dikenal sebagai sosok immoral karena telah menjual hak kesulungannya sebagai ganti roti dan masakan kacang merah (25:34), dan kita tidak mendapati ayat firman Tuhan yang menceritakan hidup Esau telah diproses oleh-Nya.


Bagaimana dengan Yakub?


Setelah genap harinya untuk Ribka bersalin, Yakub keluar setelah Esau, dan tangannya memegang tumit Esau (25:26). Yakub adalah seorang pribadi yang tenang, yang suka tinggal di dalam kemah, dan Ribka mengasihinya (ayat 27-28). Tetapi setelah Yakub mendatangi ayahnya dengan tipu daya dan merampas berkat milik kakaknya, dirinya masuk ke dalam proses-Nya Tuhan. Dan pastinya, tidak ada seorang pun yang suka ketika hidupnya sedang “digarap” dan diproses oleh-Nya.


Kita dapat melihat bagaimana Yakub mau bekerja selama tujuh tahun pada Laban saudara ibunya, hanya untuk mendapatkan Rahel. Tetapi setelah bekerja tujuh tahun, malah Lea kakaknya Rahel yang diberikan Laban, dan akhirnya Yakub harus bekerja selama tujuh tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Setelah itu diceritakan Laban telah berlaku curang padanya dan telah sepuluh kali mengubah upahnya (31:7).


Dan setelah Yakub memenangkan pergumulannya melawan Allah dan manusia, namanya diganti menjadi Israel sebab dirinya telah memenangkan pergumulan tersebut (32:28). Hidup Yakub telah banyak diproses Tuhan, dan dirinya memasuki tanah perjanjian dan berbaik kembali dengan Esau dengan kaki yang berjalan pincang karena sendi pangkal pahanya telah dipukul sehingga sendi pangkal pahanya itu terpelecok.


Setiap gereja Tuhan mengalami tantangannya masing-masing, dan sama seperti Yakub yang memasuki tanah perjanjian dengan kaki yang pincang, kita pun kembali diingatkan bahwa kita tidak boleh menjadi sombong karena semua yang kita terima ini hanyalah berkat dari-Nya, bukan karena hebatnya kita. Kita semua diproses dan dipersiapkan-Nya karena,


“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” (Roma 8:28-29).


Surat kepada Jemaat di Tiatira.


"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga: Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama. Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala. Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya. Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya. Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu. Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang. Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Wahyu 2:18-29).


Apa yang Tuhan cari dari gereja-Nya?


Pertama. Tuhan Yesus menegaskan karakter yang positif dari jemaat-Nya.


"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga: Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.” (Wahyu 2:18-19).


Di setiap surat-Nya, Tuhan Yesus selalu memulainya dengan memberi pujian pada jemaat-Nya. Dan hal ini mengajar kita untuk mengikuti jejak keteladanan-Nya, untuk bermurah hati dan seimbang dalam mendidik anak-anak. Tak sedikit dari antara kita yang berperan sebagai orangtua, yang keluar dari mulut kita selama ini hanyalah umpatan dan omelan pada anak-anak. Sehingga tidak heran anak-anak kita sudah tidak mau lagi mendengar suara kita, karena ketika kita bersuara, kita hanya mengumpat dan tidak pernah memuji mereka.


Tuhan Yesus menegaskan karakter yang positif dari jemaat-Nya. Dan melalui ayat 19 di atas melahirkan pertanyaan bagi setiap kita,


Apakah kita sudah menjadi seperti jemaat di Tiatira? Melakukan segala sesuatu dengan penuh iman dan kasih, dan juga dengan tekun? Apakah pekerjaan kita yang terakhir dilakukan lebih banyak dan lebih baik dari yang pertama?


Gereja Tuhan bukanlah sebuah bangunan gedung saja, tetapi juga kumpulan orang-orang yang saling membangun dan mengasihi-Nya.


Kedua. Tuhan Yesus memberitahu dosa dan kelemahan jemaat-Nya.


“Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala. Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya. Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.” (ayat 20-23).


Ketika kita memiliki keunggulan di satu sisi, tidak berarti kita tidak memiliki kelemahan di sisi lainnya. Dan melalui adanya keseimbangan antara pujian dan juga celaan yang diberikan Tuhan Yesus, kita dapat belajar untuk selalu meng-audit hidup kita, karena hidup kita tidak selalu benar.


Nama “Izebel” bukanlah nama yang sebenarnya, tetapi dikatakan bahwa nabiah tersebut telah mengajar ajaran palsu dan menyesatkan hamba-hamba Tuhan yang ada supaya berbuat zinah, dan juga memakan persembahan-persembahan berhala. Bukankah hal ini sama seperti yang pernah dilakukan Izebel, anak raja orang Sidon dan istri Ahab yang sudah membuat sakit hati-Nya, dan juga mencelakakan orang Israel. Firman Tuhan mengatakannya pada kita,


“Ahab, anak Omri, menjadi raja atas Israel dalam tahun ketiga puluh delapan zaman Asa, raja Yehuda. Dan Ahab bin Omri memerintah dua puluh dua tahun lamanya atas Israel di Samaria. Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya. Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya. Kemudian ia membuat mezbah untuk Baal itu di kuil Baal yang didirikannya di Samaria. Sesudah itu Ahab membuat patung Asyera, dan Ahab melanjutkan bertindak demikian, sehingga ia menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya.” (1 Raja-raja 16:29-33).


“Jawab Elia kepadanya: "Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal. Sebab itu, suruhlah mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal yang empat ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi Asyera yang empat ratus itu, yang mendapat makan dari meja istana Izebel."” (1 Raja-raja 18:18-19).


Bagaimana kita dapat mengetahui perbedaan antara yang asli dan yang palsu? Dengan mempelajari pengajaran firman Tuhan yang asli dan benar. Tetapi alih-alih menegur guru palsu dan mengusirnya keluar dari jemaat, orang-orang percaya di Tiatira malah membiarkannya untuk melanjutkan penipuannya. Dan Tuhan Yesus berkata kalau kita tidak mau segera bertobat, maka setiap perbuatan pasti ada ganjaran dan balasan dari-Nya (Wahyu 2:21-23).


Bagaimana cara melawan roh Izebel dalam sebuah komunitas?


Pertama. Membina hubungan yang akrab dengan Tuhan Yesus melalui firman-Nya dan juga doa-doa kita. Kedua. Memiliki karunia untuk “membedakan roh,” supaya kita dapat mengetahui roh jahat yang bekerja, sebelum roh tersebut merusak jemaat Tuhan. Ketiga. Membina relasi dalam komunitas dan menghargai kepemimpinan, karena orang yang menyendiri mudah dimanipulasi orang lain. Keempat. Kuat dalam doa dan melakukan peperangan rohani, dengan mengikat dan menghancurkan pekerjaan dari roh jahat.


Ketika para murid bersepakat menyebar ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil Yesus Kristus, mereka tahu bahwa mereka tidak akan pernah bertemu kembali. Itulah sebabnya mereka menyusun “Pengakuan Iman Rasuli” agar mereka selalu diingatkan untuk tidak melenceng dari pemberitaan, dan juga menerima doktrin pengajaran firman Tuhan yang benar..


“Aku percaya kepada Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita. Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria. Yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut. Pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa Yang Mahakuasa. Dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Aku percaya kepada Roh Kudus. Gereja yang kudus dan am; persekutuan orang kudus. Pengampunan dosa. Kebangkitan orang mati. Dan hidup yang kekal.”

Ketiga. Tuhan Yesus mendorong dan menyemangati mereka yang setia.


“Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu. Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang.” (ayat 24-25).


Sering kali ketika kita membaca firman Tuhan / Alkitab, kita merasa mendapat pewahyuan yang baru dan merasa Tuhan hanya berbicara dalam hidup kita saja. Tetapi kita perlu berhati-hati dengan hikmat baru yang kita terima. Peganglah apa yang ada pada kita, setiap nilai kebenaran firman Tuhan, dan jangan pernah menjual iman kita kepada-Nya sampai Dia datang.


Bisa jadi kita tidak tahu ke mana arah kaki kita melangkah. Kita maunya ke kanan, Tuhan memiliki kehendak lainnya. Tetapi, teruslah memilih setia dan mengikuti apa yang menjadi maunya Tuhan dalam hidup kita.


Kita juga perlu berhati-hati juga terhadap prinsip,


“Bila kita mengikuti kehendak Tuhan, maka Tuhan pasti memberikan damai sejahtera.”


Karena hal ini tidak selalu benar adanya. Mengapa? Karena kita mudah disesatkan dengan perasaan kita. Kalau hati kita sudah suka dan condong terhadap sesuatu, baik itu seorang pribadi atau pun barang tertentu, maka hati kita akan merasa penuh dengan damai sejahtera. Itulah sebabnya kita harus memeriksanya dengan apa yang tertulis di dalam kebenaran firman Tuhan. Kita bisa bertanya pada pemimpin rohani, atau pun komunitas keluarga rohani. Jangan terburu-buru menyimpulkan sesuatu dengan alasan sudah ada “damai sejahtera”.


Keempat. Tuhan Yesus memberikan janji-janjiNya kepada jemaat-Nya yang setia.


“Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.” (ayat 26-28).


Dan semuanya kembali pada kita, apakah kita mau hidup mengikuti firman Tuhan / tidak? Kita selama ini sudah tahu mana yang benar, bagaimana kita harus hidup dengan sabar dan bertekun, setia sampai di garis akhir kekekalan Sorga, dan bertemu dengan Bintang Timur yang merupakan lambang dari Tuhan Yesus.


Gereja yang Menang adalah gereja yang setia dan tekun sampai akhir, serta tetap waspada agar tidak menerima ajaran yang tidak benar. Dan kita memiliki pengharapan di mana suatu hari kelak kita mengalami kemenangan sejati, dan dijemput-Nya sebagai seorang permaisuri yang tak bercacat cela dan tanpa kerut. Dan sukacita kita akan menjadi penuh, diberikan pada kita yang selama ini dengan setia dan tekun “memikul salib”.


The Church’s One Foundation.


Di bawah ini adalah lirik dari lagu lama, dalam bahasa Indonesia berjudul “Di Atas Satu Alas”, dan ditulis oleh Samuel John Stone..


Di atas satu alas, yang kuat dan baka berdirilah Gereja di tengah dunia, yaitu Yesus Kristus, yang t'lah menjadikan jemaat dengan sabda dan air baptisan. T'lah turun Anak Allah, hendak dicari-Nya pengantin yang terpilih di dalam dunia, yaitulah Gereja, yang sudah ditebus dengan rega' tertinggi: Darah-Nya yang kudus.


Terpilih dari bangsa seluruh dunia, Gereja jadi satu di dalam Tuhannya. Iman dan harap satu dan satu makanan, yaitu roti suci dan cawan minuman. Di tengah pencobaan dan perjuangannya dinantikannya siang zaman sejahtera, sehingga dalam mata gemilanglah terang, khayal yang jadi sungguh: Gereja yang Menang. Gereja yang berdoa di dalam dunia sekutu dengan Tuhan, ketiga yang Esa, dan dengan orang suci, jemaat yang t'lah menang. B'ri kami bangkit juga, ya Tuhan, dalam t'rang.


“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Wahyu 2:29).

Amin. Tuhan Yesus memberkati..



34 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page