top of page

Mengucap Syukur Senantiasa (2) (Andreas Rahardjo)



Catatan Khotbah: Mengucap Syukur Senantiasa. Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo di Ibadah Minggu Tgl. 4 Desember 2022.


Tidak ada sikap yang lebih tepat, apapun yang sudah terjadi di tahun 2022 ini marilah kita mengakhirinya dengan menaikkan ucapan syukur pada Tuhan. Kita tidak dapat memiliki kehidupan yang positif dengan sikap yang negatif. Kalau mau mencari dan menjalani hari yang baik, mulailah dengan mengucap syukur.


“Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.” (Amsal 15:15).

Mengapa Perlu Mengucap Syukur?


Pertama. Mengucap Syukur Mempengaruhi Kesehatan Kita.


Mengucap syukur kelihatannya sangatlah sederhana, tetapi banyak orang meremehkan dampaknya.


Ada penelitian yang diadakan Robert A. Emmons Ph.D. (University of California Davis) dan Mike McCullough (Univerity of Miami) yang membagi sekumpulan orang menjadi dua, satu kelompok untuk menulis lima hal yang dapat disyukuri dan satu kelompok lainnya menulis lima hal untuk dikeluhkan. Pada orang-orang yang menulis lima hal yang dapat disyukuri, dampaknya dalam kehidupan mereka adalah:


Jam tidurnya lebih nyenyak, makan lebih banyak, keluhan terhadap sakit penyakit berkurang, bahkan mereka mampu untuk melakukan olahraga satu setengah jam lebih lama dari orang yang hidupnya suka mengeluh.


Kedua. Mengucap Syukur Mempengaruhi Relasi Kita dengan Orang Lain.


Marilah kita belajar mengucap syukur atas kehadiran orang-orang sekitar yang sudah Tuhan tempatkan. Bila seseorang hidupnya itu suka mengeluh, maka dia telah menggantikan rasa syukurnya dengan omelan, dan akan membuat renggang hubungan pertemanan dengan sesamanya.


Ketiga. Mengucap Syukur Mempengaruhi Jawaban Atas Doa Kita.


“dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” (Mazmur 37:4).

Tuhan tidak pernah menjawab doa dari seseorang yang hidupnya suka mengeluh. Melalui ayat di atas dikatakan bahwa kita bergembira karena TUHAN, bukan karena berkat ataupun karena hidup kita sedang diberkati. Dengan mengucap syukur, hal itu seperti “mempercepat” jawaban doa dari Tuhan atas hidup kita.


“Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya." Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu." Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi. Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya.” (1 Samuel 1:17-19).


Dari kisah Hana yang meminta anak pada Tuhan di ayat di atas, kita dapat belajar bahwa sikap Hana mengalami perubahan terlebih dahulu, baru setelah itu Tuhan menjawab doanya. Dikatakan bahwa Hana mau makan dan mukanya tidak muram lagi. Dan keesokan harinya bangunlah Hana dan Elkana pagi-pagi, untuk sujud menyembah di hadapan TUHAN (ayat 18-19). Kalau Tuhan memberi anak pada saat Hana menggerutu, maka Hana akan “mengeksploitasi” Samuel dan mengatakan bahwa semua adalah hasil dari kerja keras doanya Hana. Padahal semuanya adalah pemberian-Nya.


Pengaruh Mengucap Syukur & Kerohanian.


Pertama. Mengucap Syukur & Hadirat Tuhan.


“Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya;“ (Mazmur 86:12).

Kita dipanggil untuk menyembah Tuhan, dan tidak mungkin menyembah-Nya bila hidup kita dipenuhi dengan sikap menggerutu. Sering kali kita lupa berterimakasih dan mengucap syukur pada Tuhan atas semua hal baik yang sudah diberikan. Kita kalah dan tak bisa menyelesaikan masalah, karena atmosfir yang dibangun hanyalah suka mengeluh dan menggerutu. Kita berbicara banyak tentang masalah, tetapi tidak dengan solusinya.


Kita telah mendengar berbagai prediksi mengenai tahun depan. Marilah memasukinya dengan atmosfir ucapan syukur dan percaya bersama dengan-Nya, setiap kita akan dimampukan untuk mengalami berbagai kemenangan. Ketika menaikkan ucapan syukur, kita menurunkan hadirat Tuhan, dan juga berbagai berkat-Nya.


Kedua. Mengucap Syukur & Kepuasan Jiwa.


“Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.” (Filipi 4:11).


“Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.” (1 Timotius 6:6).


Belajarlah berpuas diri, iman harus bisa mengatakan cukup untuk diri kita sendiri. Hal-hal yang kita bisa katakan cukup, maka hal tersebut dapat dipakai Tuhan untuk dapat melebarkan kerajaan-Nya di atas muka bumi ini.


"Sekarang ini keluh kesahku menjadi pemberontakan, tangan-Nya menekan aku, sehingga aku mengaduh.” (Ayub 23:2).


Sikap Ayub dimulai dengan tidak berpuas diri, dilanjutkan dengan mengeluh dan mengomel, merusak kepribadiannya, dan pada akhirnya menjadi pemberontak. Belajarlah mengucap syukur, walau mungkin kita merasa di waktu dan tempat yang keliru. Ketika menaikkan ucapan syukur, setiap kita akan diberi hikmat dan dimampukan Tuhan untuk dapat menjadi orang yang tepat dan memuliakan nama-Nya.


Ketiga. Mengucap Syukur & Kemurahan Hati.


“Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Rasul 20:35).


Tidak mungkin orang yang suka mengomel itu memiliki sikap yang bermurah hati.


Ada kisah seorang bapak yang sedang dalam perjalanan menuju ke tempat kerjanya. Di dekat tempat kerjanya ada seorang tunanetra lengkap dengan papan di sebelahnya yang bertuliskan,


“I’m blind. Help me.”

“Saya tunanetra. Tolong saya.”


Dan bapak tersebut melihat ke dalam tempat uang sedekah ternyata hanya sedikit jumlahnya dan mengganti tulisan di papan dengan,


“This is a beautiful day. But i cannot see it.”

“Hari ini adalah hari yang indah. Tetapi saya tidak dapat melihatnya.”


Ketika hendak pulang ke rumahnya, bapak tersebut melihat ke dalam tempat uang sedekah dan ditemukan meningkat jumlah uangnya. Lalu bapak tunanetra tersebut bertanya pada bapak itu, apa yang sudah dilakukannya? Dan bapak tersebut berkata bahwa dia hanya mengganti tulisan yang ada di atas papan, dan banyak orang tergugah untuk memberinya sedekah ketika membaca tulisan yang baru digantinya itu.


Mengapa tulisan tersebut menggugah hati? Karena tulisan tersebut dimulai dengan ucapan syukur, setiap hari adalah hari yang indah yang sudah Tuhan ciptakan, tetapi dalam kenyataannya tidak semua orang dapat menikmatinya.


Kalau dalam hidup seseorang hanya memikirkan dirinya sendiri, maka dia tidak akan pernah dapat mensyukuri berbagai berkat Tuhan yang sesungguhnya telah diterimanya selama ini. Seorang anak muda yang pernah melayani di gereja dalam bermain musik pernah berkata,


Sulit bagi saya untuk menyembah Tuhan, karena saya dilahirkan dalam keadaan tunanetra dan tidak pernah melihat ciptaan Tuhan secara fisik. Tetapi saat bertemu Kristus, Dia menjadi terang yang dapat mengalahkan berbagai kegelapan di dalam hati saya.


Kalau kita merasa orang yang beruntung dan sudah diberkati Tuhan, maka kita akan dengan mudah menolong orang lain. Sebab sukacita (joy) akan membuat kita menjadi seseorang yang bermurah hati (generosity), dan ketika kita bermurah hati pada sesama maka akan lahir rasa bersyukur (gratitude) di dalam hidup, dan ketika ada rasa syukur maka kembali akan melahirkan sukacita di dalam hidup kita.


Keempat. Mengucap Syukur & Kerendahan Hati.


“Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” (Kolose 2:7).


Pada waktu hidup kita menaikkan ucapan syukur, maka kita sedang memperlihatkan hidup yang dipenuhi dengan kerendahan hati. Karena itulah cara untuk memiliki kerendahan hati adalah dengan menjadi seseorang yang selalu mengucap syukur atas banyak hal yang sudah Tuhan berikan dalam hidup kita masing-masing.


Marilah menyongsong tahun 2023 dengan meyakini dan percaya, penyertaan Tuhan itu setia dan pasti luar biasa dalam hidup kita.


Amin. Tuhan Yesus memberkati.

17 tampilan0 komentar

Commentaires


bottom of page