top of page

Lydia CSES - Discontented

Catatan Khotbah: “Discontented”. Ditulis dari sharing Ibu Pdt. Lydia CSES, di Ibadah Minggu pada Tgl. 21 Mei 2023..




Sering kali kita memaknai iman hanya pada saat kita sedang mengalami masa krisis dan pada saat kita membutuhkan pertolongan mendesak saja. Tetapi firman Tuhan mengatakan,


"..Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:17).

Apa pun musim yang sedang kita alami, baik dalam keadaan suka maupun duka, kita harus hidup oleh iman dan tetap percaya hanya kepada-Nya. Kita tidak perlu menunggu masa krisis untuk datang menghampiri terlebih dahulu, baru kita mau hidup oleh iman. Dan ketika musim yang tidak kita sukai, yang menimbulkan discontented / disappointment / kekecewaan, saat kita merasa di-PHP sama Tuhan itu datang.. bagaimana dengan sikap kita?


Memang, tidak semua dari kita memiliki “sepatu yang sama” dan memiliki jawaban atas setiap permasalahan, ketika menjalani berbagai musim dalam hidup ini. Tetapi tetap putuskan untuk selalu mendekat pada Tuhan. Apa pun yang terjadi, jangan pernah menjauh dari-Nya.


Tuhan tidak pernah salah.

“Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” (Mazmur 139:14-16).


Manusia mungkin hanya menilai hidup seseorang hanya sebatas dari dirinya disabilitas / tidak. Tetapi dari kacamata-Nya Tuhan kita adalah ciptaan-Nya yang sempurna, Dia tidak pernah salah ketika menciptakan kita, firman-Nya mengatakan kejadian kita itu dahsyat dan ajaib. Kita bisa belajar dari kehidupan Nick Vujicic yang berdamai dengan keadaan fisiknya, sehingga pada akhirnya dirinya dimampukan-Nya untuk dapat memberi dampak bagi hidup orang lain. Tony Melendez yang lahir tanpa kedua tangannya, memotivasi dirinya untuk terus berlatih bermain gitar setiap harinya selama enam jam, menciptakan lagu, dan akhirnya dapat memainkan gitar dengan kedua kakinya, serta dapat menjadi berkat bagi banyak orang.


Discontented: Discovering God’s goodness in the grip of disappointment.


Ada cerita sebuah keluarga yang memiliki seorang anak, yang dilahirkan dengan keadaan tanpa daun telinga (microtia anotia). Dan karena keadaan tersebut, kedua orangtua ini mengalami kekecewaan pada Tuhan dan selalu mengeluh, menguatirkan bagaimana masa depan anaknya ini. Tetapi dengan sikap orangtuanya seperti ini, mereka tidak akan dapat mendampingi dan memberi semangat pada anaknya untuk dapat hidup dalam kemenangan. Kita harus belajar untuk menerima apa pun desain yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita.


Hidup ada kalanya tidak selalu berpihak, pasti ada masa-masa di mana kita diizinkan untuk mengalami kekecewaan terhadap keadaan karena tidak terjadi sesuai dengan harapan yang kita miliki. Tetapi melalui ke semuanya itu, kita tetap dapat menemukan ada kebaikan Tuhan di dalamnya. Mata kita pada akhirnya akan dapat melihat bahwa Tuhan masih bekerja, dan merencanakan yang terbaik bagi hidup kita.


Pergumulan Yohanes.


“Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."” (Matius 11:2-6)


Pertama. Walau Alkitab tidak mencatat adanya intonasi, tampak dari sikap Yohanes Pembaptis telah kecewa mendengar jawaban-Nya.


Discontented / Disappointment: To fail to satisfy the hope desire or expectation of. Kesenjangan / gap yang terjadi, di antara apa yang kita harapkan dan apa yang sedang kita alami.


Sejak dalam kandungan, Yohanes Pembaptis sudah penuh dengan Roh Kudus. Alkitab mencatat di dalam kitab Lukas, kelahirannya sungguh luar biasa. Ibunya tidak dapat memiliki anak / mandul, usia dari Elisabet dan Zakharia pun sudah lanjut. Tetapi kita dapat belajar darinya bahwa Tuhan tidak bekerja dan dibatasi dari jam / waktu, dan usia seseorang.


“Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” (Yohanes 1:33-34).


“Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"” (Matius 11:2-3).


Di ayat di atas dikatakan bahwa Yohanes Pembaptis sebelumnya telah melihat dengan mata kepalanya sendiri dan memberi kesaksian, bahwa Yesus adalah Anak Allah. Tetapi ketika dirinya berada di “momen di dalam penjara”, dirinya mengalami pergumulan, terlebih setelah mendengar apa yang dijawab Yesus.


Mungkin selama ini kita telah mengalami berbagai pengalaman adikodrati bersama dengan-Nya. Tetapi di titik tertentu, kita bisa goyah karena mengalami banyak hal yang membuat kita kecewa dan mempertanyakan keadilan-Nya di dalam hidup kita. Dan hal ini menuntun kita pada sebuah pertanyaan,


What do you do, when you’re disappointed with God? Hal apakah yang akan kita perbuat, saat kita mengalami kekecewaan terhadap-Nya?


Kedua. Yohanes membawa kekecewaannya pada Tuhan.


“Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.” (Pengkhotbah 1:14).

Kalau di bawah matahari terdapat banyak kekecewaan, kesia-siaan, dan juga terasa seperti usaha menjaring angin.. jangan berhenti di titik kita merasa kecewa, tetapi lihatlah di atasnya matahari, masih ada Tuhan yang masih memiliki rencana terbaik bagi setiap kita.


Kekecewaan sering kali membuat kita menjauhi Sang Sumber. Dikhotbahi tentang iman percaya pada Tuhan, Dia masih sanggup melakukan berbagai mukjizat.. semua terasa hanya seperti isapan jempol. Mengapa? Karena selama ini kita telah percaya, berdoa dengan sungguh, dan benar-benar mengharapkan mukjizat.. tetapi yang kita terima justru malah kebalikannya. Apa pun yang terjadi, Dia tetap adalah Sumber dari segala hikmat, kebaikan, dan juga segala hal yang baik dan benar. Ketika Yohanes mengalami kekecewaan, mengapa dia diizinkan berada di dalam penjara, dia datang dan membawa pergumulannya pada Tuhan. Bukan yang lain.


Our disappointments can be God appointments. Kekecewaan yang kita alami dapat menjadi pertemuan dan janji dengan-Nya.


“Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.” (Mazmur 62:8).

Curahkan isi hati kita hanya kepada Tuhan, dan jangan menjauh dari-Nya. Banyak kali ketika kecewa, kita menjauh dari sang Sumber yang sesungguhnya sanggup, dan satu-satunya yang dapat memulihkan hidup kita.


“Three different times I begged the Lord to take it away. Each time he said, “My grace is all you need. My power works best in weakness.” So now I am glad to boast about my weaknesses, so that the power of Christ can work through me.” (2 Corinthians 12:8-9, New Living Translation / NLT).


Di ayat di atas dikatakan bahwa selama three different times / tiga waktu yang berbeda, Paulus begged / memohon (seperti seorang pengemis) pada Tuhan agar “duri di dalam dagingnya” mundur darinya. Paulus pasti sudah sering berdoa dan juga melawannya, dan beranggapan seandainya dirinya tidak memiliki “duri” tersebut, maka hidup dan pelayanannya pasti menjadi jauh lebih baik dan lebih efektif lagi.


Demikian hal yang sama, mungkin ada “duri di dalam daging” yang diizinkan ada di dalam hidup kita, yang telah menghalangi efektivitas kita dalam hidup dan pelayanan. Tetapi kita dapat belajar jawaban yang telah diberikan-Nya dalam hidup Paulus yakni,


“My grace is all you need. My power works best in weakness.” Kasih karunia-Ku (Tuhan) adalah hal segalanya yang paling kau perlukan. Kuasa-Ku bekerja dengan sempurna di dalam kelemahan.


Sebelumnya, Paulus memiliki harapan yang kuat dan tidak mudah menyerah. Dan sekalipun dirinya tahu bahwa harapannya tidak dijawab sesuai dengan apa yang dia mau, dirinya dimampukan untuk dapat berdamai dengan keadaannya dan berkata pada setiap kita,


“..So now I am glad to boast about my weaknesses, so that the power of Christ can work through me.” Jadi sekarang aku bahagia untuk membanggakan kelemahanku, agar melaluinya, kuasa Kristus dapat bekerja melalui hidupku.


Seberat apa pun kekecewaan yang kita alami, datanglah dan bawa pada Kristus. Dia akan memberi kita kekuatan untuk dapat menyatakan kuasa dan kemuliaan-Nya.


Ketiga. Tuhan memberi apa yang kita perlukan.


Masalahnya kita tidak tahu apa yang sesungguhnya kita perlukan. Dan ketika Tuhan Yesus ditanya apakah Dia Mesias, alih-alih Dia menjawab, “Yes, I am”, Dia malah berkata,


"Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” (Matius 11:5-6).


Sering kali ketika kita bertanya pada Tuhan mengapa hal-hal tertentu diizinkan-Nya datang dalam hidup kita. Dan Dia tidak menjawabnya langsung, tetapi malah menuntun kita pada keindahan firman-Nya. Orang-orang yang imannya kokoh di dalam Tuhan, maka hidupnya akan dimampukan untuk dapat menjalani berbagai musim dalam kehidupan. Memiliki hidup sehari-hari yang dipimpin dan tidak bertentangan dengan iman percaya kita kepada Tuhan.


“Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;” (Yesaya 35:5-6).


“Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung,” (Yesaya 61:1-2).


Tuhan Yesus memberi jawaban dengan mengutip ayat dari kitab Yesaya. Yohanes Pembaptis pastilah tahu ayat di atas, di mana merupakan janji Mesianik yang telah diberikan sebelum Tuhan Yesus lahir di dalam dunia ini. Tetapi permasalahannya, di dalam kitab Yesaya dikatakan bahwa Sang Mesias..


“..untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,”

Yohanes protes. Bila yang dinubuatkan Yesaya tersebut benar adanya, seharusnya Sang Mesias datang dan membebaskan dirinya dari penjara tersebut. Tetapi kenyataannya, Yohanes malah dipenjara. Kenapa kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan-Nya?


Orang benar hidup karena iman, bukan karena apa yang dilihatnya saja.

Tuhan Yesus ingin berkata bahwa Dia adalah Sang Mesias, dan kehadiran diri-Nya adalah penggenapan dari apa yang telah dinubuatkan Yesaya. Tetapi Dia juga ingin mengatakan pada Yohanes, dan juga pada kita, kalau hidup kita sampai diizinkan mengalami sesuatu yang berkebalikan dari janji Mesianik..


“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." (Matius 11:6).

Dalam perjalanan mengiring Tuhan, kita bisa saja mengalami kekecewaan dan juga keraguan karena beberapa peristiwa yang diizinkan-Nya terjadi dalam hidup ini. Tetapi kita dapat belajar dari Yohanes, dalam keraguannya dia tetap datang pada Yesus. Dan Dia memberi apa yang sesungguhnya Yohanes perlukan, kebenaran firman-Nya untuk menguatkan hidup Yohanes agar tidak kecewa dalam mengiring-Nya, dan tetap setia hingga akhir hayatnya.


Jatuh dalam jebakan.


“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." (Matius 11:6).

“And he added, “God blesses those who do not fall away because of me.”” (Matthew 11:6, NLT).


Kata “fall away” berasal dari kata “scandilidzo”, yang memiliki arti: to fall into a trap / to cause to stumble. Dalam bahasa Indonesianya: Jatuh ke dalam jebakan / perangkap dan penyebab mengapa kita menjadi tersandung.


Berapa banyak dari kita yang hidup hanya berdasarkan apa yang dilihat dan dirasa, sehingga pada akhirnya kita terjatuh ke dalam berbagai “jebakan”? Selama ini kita sudah setia dalam mengiring Tuhan, melayani jauh lebih rajin dibanding lainnya.. tetapi ketika apa yang kita doa dan harapkan itu tidak dengan segera dijawab-Nya sesuai dengan waktu yang kita tentukan, kita terjatuh ke dalam “jebakan”. Kita menjadi marah, kecewa, dan menganggap bahwa Tuhan ternyata “tidak sesuai” dengan apa yang kita harapkan dan percayai selama ini.


Tetapi Tuhan itu tahu siapa kita, dan di mana posisi hati kita yang sesungguhnya berada. Apa pun keadaan yang dialami hari-hari ini, marilah datang kepada Tuhan. Mintalah agar damai sejahtera-Nya selalu memenuhi hati dan hidup kita. Walau tidak memahami semua yang diizinkan-Nya terjadi, teruslah hidup dalam kebenaran dan tetap mempercayai-Nya.


Badai dalam kehidupan dan berbagai tekanan bisa diizinkan terjadi. Berbagai pertanyaan bahkan mungkin diizinkan tidak ada jawabannya, pada mulanya. Marilah menghampiri Tuhan. Temukan rest / ketenangan di dalam hadirat Tuhan. Masalah akan tetap ada, tetapi kita akan menghadapinya dengan janji-Nya yang telah memerintah hati kita,


“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27).


Menghadapi setiap permasalahan dengan damai-Nya yang membuat hati kita tetap tenang. Hidup kita karena percaya bukan karena merasa dan melihat, sampai kapan pun Dia memegang kendali atas segala sesuatu di dalam hidup anak-anakNya. Apa pun musim yang diizinkan-Nya terjadi, baik musim berkabut tebal yang tidak nampak apa-apa atau pun musim panas yang cerah.. teruslah mempercayai-Nya.


“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." (Matius 11:6).

Find rest my soul. In Christ alone. Know His power. In quietness and trust.. When the oceans rise and thunders roar. I will soar with you above the storm. Father, You are King over the flood. I will be still, know You are God. (Song: Still. By: Reuben Morgan).


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

2 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page