Catatan Khotbah: “Asking for Confirmation.” Ditulis ulang dari sharing khotbah Ibu Pdt. Lydia CSES di Ibadah Minggu MDC Graha Pemulihan Surabaya, pada Tgl. 3 Maret 2024.
Ketika kita berada di persimpangan jalan kehidupan dan ada berbagai keputusan yang harus diambil.. maka kita membutuhkan doa dan kesabaran untuk mendapat hikmat dan tuntunan dari-Nya. Sebab bila tidak mau bersabar dalam mencari tuntunan-Nya serta menjalani kehidupan dengan cara dan keputusan kita sendiri.. maka ketika dilanda masalah, kita akan cenderung mencurigai dan menyalahkan-Nya.
Di masa-masa menunggu jawaban dari-Nya, tak sedikit dari kita yang menjadi bingung dan bahkan bisa menjadi kecewa pada-Nya. Hal ini dikarenakan kita sudah menaikkan doa dengan bersungguh hati, mencari wajah dan kehendak-Nya, tetapi kita masih belum mendapat tuntunan dan peneguhan-Nya. Sekalipun kita sudah mendapat peneguhan dari-Nya, bukan berarti kita sudah tidak lagi menghadapi tantangan. Tantangan pasti akan tetap ada, tetapi kita pasti tidak akan dibiarkan-Nya sendirian.
Asking for Confirmation.
Banyak dari antara kita yang meminta peneguhan dari-Nya ketika harus memutuskan sesuatu, dan tak sedikit yang mengalami kebingungan ketika mendengar “suara tuntunan”. Apakah benar ini suara dari Tuhan? Atau hanya suara yang bersumber dari pemikiran kita sendiri?
“Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.” (Markus 16:20).
“..the Lord working with them and confirming the word through the accompanying signs.”
Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa meminta peneguhan dari-Nya itu merupakan tindakan yang kurang rohani dan ada yang menganggap kita kurang beriman untuk mempercayai-Nya. Tetapi ketika membaca kembali ayat firman Tuhan di atas, kita mendapati bahwa Tuhan itu turut bekerja dan meneguhkan firman-Nya, dengan tanda-tanda yang menyertai peneguhan-Nya.
Prinsip Dwi Ganda Saksi.
Selain itu, di Alkitab juga berlaku prinsip / hukum dwi ganda saksi yang di mana menjelaskan pada kita bahwa sebuah perkara dapat menjadi sah, bila ada dua atau tiga orang saksi.
Di dalam Perjanjian Baru (PB),
“Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.” (Matius 18:16).
“..Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah.” (2 Korintus 13:1).
Di dalam Perjanjian Lama (PL),
"Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat seseorang mengenai perkara kesalahan apapun atau dosa apapun yang mungkin dilakukannya; baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan.” (Ulangan 19:15).
Banyak orang terburu-buru ingin dengan bersegera untuk melangkah di dalam hidupnya. Tetapi pastikan kita telah mendapat peneguhan dari-Nya, sebelum kita melangkah. Kita dapat mempelajarinya dari rasul Paulus,
“Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!" Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.” (Kisah Rasul 16:7-10).
Saat Paulus mau menyampaikan Kabar Baik di daerah Bitinia, di ayat di atas dikatakan bahwa Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Dari apa yang dialami Paulus kita dapat belajar, berapa banyak dari kita yang mencoba untuk terus membuka paksa apa yang Tuhan sudah tutup? Berapa sering kita berusaha menerobos apa yang Tuhan sudah tidak buka di dalam hidup kita?
Gideon Meminta Peneguhan-Nya.
“Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku.” (Hakim-Hakim 6:16-17).
And he said to Him, “If now I have found favor in Your eyes, then show me a sign that it is You who speak with me.“
Ketika membaca kisah Gideon di pasal 6-8, kita asal membacanya memang mudah. Tetapi ketika membayangkan diri kita sendiri yang menjadi Gideon, maka hal ini seperti proyek bunuh diri. Mengapa? Karena Gideon dan bangsanya tidak memiliki senjata dan mereka lemah, sedangkan Midian adalah bangsa yang besar, kuat, dan kelakuan mereka juga barbar. Bahkan Gideon sendiri berkata pada Malaikat TUHAN,
“Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." (6:15).
Terkadang ketika Tuhan menaruh sebuah impresi di dalam hati, kita berdialog dan berusaha untuk menawar-Nya. Adakah hal ini benar / tidak? Tetapi kita harus belajar ketika otoritas Tuhan itu menyertai hidup kita, maka firman Tuhan mengatakan ada damai sejahtera yang mengantar dan menyertai kita,
“Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.” (Yesaya 55:12).
Ketika kita memutuskan untuk taat melangkah di dalam kehendak Tuhan, tantangan memang tidak akan berhenti, bahkan bisa jadi diizinkan tidak berkurang. Tetapi setelah kita mendapat peneguhan dari-Nya, tantangan itu akan dipakai Tuhan untuk menjadi kesempatan bagi kita, untuk dapat melihat mukjizat dan pertolongan Tuhan dapat terjadi di dalam hidup ini.
“Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku.” (Hakim-Hakim 6:16-17).
And he said to Him, “If now I have found favor in Your eyes, then show me a sign that it is You who speak with me.“
Dan sama seperti Gideon yang meminta tanda / show me a sign peneguhan dari-Nya, kita belajar tanda / konfirmasi seperti apakah yang kita minta dari-Nya? Bagaimana caranya kita menafsirkan peneguhan dari-Nya? Hal seperti apakah yang kita anggap, bahwa hal tersebut adalah benar merupakan peneguhan dari-Nya?
Sama seperti ayat di atas yang menjelaskan dua atau tiga orang saksi maka sebuah perkara dapat menjadi sah, demikian juga Gideon yang meminta tanda dua atau tiga konfirmasi dari-Nya, maka barulah percaya bahwa Tuhan mengutus dan menyertai dirinya untuk menyelamatkan orang Israel dari cengkeraman orang Midian.
“Kemudian berkatalah Gideon kepada Allah: "Jika Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan itu, maka aku membentangkan guntingan bulu domba di tempat pengirikan; apabila hanya di atas guntingan bulu itu ada embun, tetapi seluruh tanah di situ tinggal kering, maka tahulah aku, bahwa Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan."
Dan demikianlah terjadi; sebab keesokan harinya pagi-pagi ia bangun, dipulasnya guntingan bulu itu dan diperasnya air embun dari guntingan bulu itu, secawan penuh air. Lalu berkatalah Gideon kepada Allah: "Janganlah kiranya murka-Mu bangkit terhadap aku, apabila aku berkata lagi, sekali ini saja; biarkanlah aku satu kali lagi saja mengambil percobaan dengan guntingan bulu itu: sekiranya yang kering hanya guntingan bulu itu, dan di atas seluruh tanah itu ada embun." Dan demikianlah diperbuat Allah pada malam itu, sebab hanya guntingan bulu itu yang kering, dan di atas seluruh tanah itu ada embun.” (ayat 36-40).
Ketika berada di crossroads / persimpangan jalan, mengalami kesulitan dan sangat membutuhkan hikmat dan tuntunan dari-Nya, maka kita dapat berdoa dan meminta konfirmasi dari-Nya.. sama seperti Gideon yang meminta tanda dari Tuhan. Bukannya kurang percaya ketika meminta peneguhan yang kedua, tetapi Gideon percaya kalau Tuhan yang memanggil dan mengutus dirinya, maka Tuhan juga yang akan memberikan peneguhan, yang memimpin, dan menyertai.
Itulah sebabnya hal pertama yang harus kita lakukan ketika hendak melakukan sesuatu adalah, mempergumulkan dengan Tuhan terlebih dahulu di dalam doa dan pembacaan firman-Nya / Alkitab. Dapatkan peneguhan-Nya, impresi dalam hati, atau bisa juga mendapat konfirmasi dari dua atau tiga orang di sekitar, yang mengenal dengan benar siapa diri kita.
“Demikianlah ketiga pasukan itu bersama-sama meniup sangkakala, dan memecahkan buyung dengan memegang obor di tangan kirinya dan sangkakala di tangan kanannya untuk ditiup, serta berseru: "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!" Sementara itu tinggallah mereka berdiri, masing-masing di tempatnya, sekeliling perkemahan itu, tetapi seluruh tentara musuh menjadi kacau balau, berteriak-teriak dan melarikan diri. Sedang ketiga ratus orang itu meniup sangkakala, maka di perkemahan itu TUHAN membuat pedang yang seorang diarahkan kepada yang lain, lalu larilah tentara itu sampai ke Bet-Sita ke arah Zerera sampai ke pinggir Abel-Mehola dekat Tabat.” (7:20-22).
Di ayat-ayat selanjutnya, kita menemukan Gideon tidak lagi meminta tanda dari Tuhan. Baginya, dua konfirmasi di pasal 6:36-40 lebih dari cukup. Kalau Tuhan yang mengutus kita, sedikit atau banyak tidak lagi menjadi masalah, karena Dia pasti akan memberi peneguhan-Nya, Dia memimpin dan menyertai. Tantangan pasti ada, tetapi kita mendapat kesempatan untuk mendapat mukjizat dan pertolongan-Nya.
Meminta Peneguhan / Ask for Confirmation.
Ketika berada di persimpangan jalan, ada berbagai keputusan yang harus diambil dan kita membutuhkan tuntunan dari Tuhan. Dan konfirmasi / peneguhan dari-Nya selalu,
Pertama. Peneguhan / Konfirmasi yang kita dapatkan dari Tuhan pastinya sejalan dan tidak bertentangan atau melawan kebenaran firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab.
Karena itu cintailah firman yang tertulis, sebelum nantinya akan menjadi firman yang diperkatakan.
“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17).
Kedua. Selain Tuhan berfirman melalui firman-Nya, konfirmasi dari-Nya juga diteguhkan oleh nasihat Ilahi dari pemimpin rohani dan orang-orang yang mengasihi hidup kita.
Ketiga. Diteguhkan dengan damai sejahtera dari- Nya.
“Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:41-44).
Ketika Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani semalam sebelum proses penyaliban-Nya, Dirinya mengalami pergumulan yang hebat karena harus menanggung dosa seisi dunia dan terpisah dari Bapa-Nya. Di ayat di atas dikatakan Dia sangat ketakutan, dan peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Tetapi kita membaca Bapa mengutus malaikat-Nya untuk memberi kekuatan, agar Dia dapat menyelesaikan misi-Nya selama berada di dalam dunia ini yakni, menebus dosa manusia.
Kalau kita meminta tanda / konfirmasi dari-Nya, dan sudah mendapat peneguhan dari dua atau tiga orang saksi atau konfirmasi.. maka perkara tersebut sudah menjadi sah dan tidak dapat disangsikan lagi. Bila Tuhan sudah memberi peneguhan-Nya, maka janganlah kita meminta tanda terus-menerus dari-Nya seperti perilaku orang-orang yang tidak percaya dan yang meragukan janji-janjiNya.
Langkah selanjutnya setelah mendapat peneguhan dari-Nya adalah terus percaya dan melangkah di dalam ketaatan, di jalan-jalanNya. Tuhan tetap tahu apa yang terbaik, karena Dia yang memegang kendali penuh hidup kita.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments