top of page

Lukito Budihardjo - Karya Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya

Catatan Khotbah: “Karya Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya.” Ditulis ulang dari sharing khotbah Bp. Pdt. Lukito Budihardjo, di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 5 Mei 2024.



Di dalam hidup ini ada kalanya kita menemukan apa yang disebut dengan dinamika kehidupan,


Terkadang kita merasa posisi sedang “di atas” dan merasa hebat dan mantap, tetapi ada saatnya kita merasa posisi kita sedang berada “di bawah”, dalam keadaan lemah dan penuh tekanan.


Tetapi bagaimanapun juga, yang namanya dinamika kehidupan tetap diperlukan karena tanpanya, kita tidak akan menjadi kuat dan dewasa secara rohani.


Sama seperti seorang anak yang di sepanjang hidupnya tidak pernah diizinkan untuk menghadapi dinamika kehidupan, yang berupa tantangan atau beberapa keadaan yang dapat membuat dirinya mengeluarkan potensi terbaiknya. Bila anak-anak selalu berada di dalam keadaan super protektif, maka ketika diizinkan mengalami tantangan yang berat, anak tersebut tidak tahu harus berbuat apa.


Itulah sebabnya tanpa dinamika kehidupan, kita tidak akan dapat mengalami keadaan yang sepenuhnya kita hanya mengandalkan Tuhan, dan juga berharap hanya pada kasih karunia-Nya. Dia ingin agar setiap kita berharap hanya kepada-Nya, menjadi kuat dan dewasa secara rohani, serta meresponi setiap hal yang terjadi dengan cara yang benar.


Dinamika kehidupan ini memang sangatlah penting, tetapi tidak sedikit ketika yang melaluinya, mereka menjadi lemah dan tidak lagi memiliki harapan. Semuanya kembali bergantung dari bagaimana respon yang kita miliki. Kalau kita berespon benar, maka hal terburuk pun Tuhan bisa buat menjadi baik. Tetapi kalau respon kita kurang tepat, maka hal yang baik sekalipun dapat menjadi kurang baik.


Bagaimana caranya agar kita dapat bangkit dan mengalami kemenangan, meresponi segala sesuatu dengan cara yang benar?


Di dalam dunia ini banyak motivator yang hebat, tetapi yang dapat mengubah hidup kita hanyalah peran dari Roh Kudus dan juga kuasa dari firman-Nya. Dia selalu bekerja untuk membimbing dan mendampingi, sehingga setiap kita dimampukan untuk dapat melewati hidup ini dengan mendapatkan berbagai kemenangan dari-Nya.


Karya Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya.


Karya Pertama. Roh Kudus membuat seseorang percaya kepada Kristus dan mengalami momen kelahiran baru di dalam hidupnya.


“Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Yohanes 3:1-5).


Nikodemus adalah seorang Farisi dan pemimpin agama dari bangsa Yahudi, dirinya tahu dan dapat melihat bahwa Tuhan Yesus bukanlah “orang biasa”, tetapi utusan yang dipakai Allah luar biasa (ayat 2). Tetapi Tuhan Yesus berkata padanya,


“..sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.. sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (ayat 3 dan 5).


Ketika Roh Kudus bekerja untuk membuat kita percaya pada Kristus dan mengalami kelahiran baru, maka setiap kita akan dimampukan untuk dapat melihat Dia dan kerajaan-Nya dengan cara yang sebenarnya. Setiap kita dimampukan untuk dapat melihat segala perkara yang diizinkan-Nya terjadi, dari sudut pandang-Nya Allah.


Hal ini tidak bisa dipandang remeh. Bagaimana cara kita memandang setiap peristiwa, nantinya akan menentukan bagaimana cara pandang dan juga jalan yang kita ambil di dalam hidup kita.


Ketika Adam dan Hawa memutuskan untuk tidak mempercayai apa yang diperkatakan Allah dan percaya pada tipu daya Iblis dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat (Kejadian 3), maka hal tersebut telah merubah cara dan sudut pandang mereka terhadap Allah, yang di mana langkah hidup yang mereka ambil selanjutnya juga turut berubah. Bila sebelumnya Adam dan Hawa tidak merasa malu atas ketelanjangan mereka, tetapi setelah memakan buah tersebut,


“Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?”” (ayat 9-11).


Ketika ada seorang bapak yang berkonseling dengan Pdt. Lukito, dirinya selalu mengulang-ulang perkataan bahwa masalah yang dihadapi sangatlah berat dan merasa bahwa hanya dirinya yang menanggung masalah yang paling berat di dalam dunia ini. Padahal menurut buku catatan dari Pdt. Lukito, yang menghadapi masalah lebih berat dari bapak tersebut masih lebih banyak.


Ketika seseorang menghadapi masalah yang dianggapnya sangat berat, bisa jadi masalah yang mereka hadapi bercampur aduk.


Oleh karena itu Pdt. Lukito memberi berbagai pertanyaan yang merunut permasalahan yang sedang dihadapi, sehingga pada akhirnya bapak tersebut menyadari apa sumber mula dari permasalahan yang ada, dan bagaimana jalan keluar yang harus diambil. Semangat pun dapat timbul kembali dari bapak tersebut.


Pada waktu mengalami kelahiran baru, Roh Kudus akan memampukan setiap kita untuk percaya pada Kristus, dan mengalami perubahan hidup.


“Every man must have two births, one from earth, the other from heaven. One of his body, the other of his soul. Without the first he cannot see nor enjoy this world, without the last he cannot see nor enjoy the kingdom of God. Setiap manusia pasti memiliki dua kelahiran, satu berasal dari bumi dan satunya berasal dari surga. Satu untuk tubuh fisik jasmani, dan yang lain untuk jiwanya. Tanpa kelahiran yang pertama dirinya tidak akan bisa melihat maupun menikmati dunia ini, tanpa kelahiran yang terakhir dia tidak dapat melihat maupun menikmati kerajaan Allah.” (Adam Clarke).


Kesaksian Pdt. Lukito Budihardjo.


Tanggal 10 Mei 1981 merupakan tanggal kelahiran baru bagi Pdt. Lukito yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, yang di mana di tahun 2024 ini telah genap berusia ke-43 tahun. Pdt. Lukito mengenang dirinya yang masih berusia tiga bulan pada saat menerima diagnosis dari dokter berupa penyakit rematik tulang. Di usia ke delapan belas tahun, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, termasuk untuk mandi dan ganti baju sendiri.


Pdt. Lukito mengenang pada saat itu dirinya sudah tidak dapat lagi melihat masa depan. Para dokter di Indonesia juga sudah “mengangkat tangan” dan mengatakan sudah tidak ada obat, serta tidak ada lagi harapan. Dibawa berobat ke negara Jepang, tim dokter di sana meminta rekomendasi dari tim dokter di Indonesia, tetapi dokter di Indonesia tidak mau memberi rekomendasi dikarenakan usia Pdt. Lukito yang masih muda.


Ibunya mendatangkan banyak hamba Tuhan untuk mendoakan dirinya, tetapi semua tidak disukainya karena perkataannya selalu mirip,


“Kalau memiliki iman, kamu pasti sembuh.”

Hingga akhirnya karena didorong rasa jengkel, Pdt. Lukito mengatakan balik pada salah satu hamba Tuhan yang mendoakan dirinya pada saat itu,


Bila saya sekarang masih belum sembuh, berarti saya dianggap masih belum memiliki iman. Saya ini sudah sakit, tetapi masih saja terus disalahkan. Coba kalau saya bisa bertukar tempat dengan bapak, pasti doa dan perkataan saya jauh lebih bagus kata-katanya dari perkataan bapak..”


Tetapi pada suatu hari, datanglah seorang hamba Tuhan yang di mana Pdt. Lukito pada akhirnya mau membuka hatinya untuk menerima jamahan dari Roh Kudus, dan dirinya juga memutuskan untuk menyerahkan hidup sepenuhnya pada Kristus, dan menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu.


Walau kondisi anggota tubuhnya masih ada yang mengalami kelemahan secara fisik, tetapi berat badannya sekarang bertambah dari 47 kg menjadi 75 kg. Ketika cara merespon hidup Pdt. Lukito dijamah dan diubahkan Roh Kudus, maka dirinya sekarang dimampukan untuk dapat memiliki sudut pandang yang baru di dalam hidupnya.


Kesaksian Tom Monaghan.


Merupakan seorang pendiri Domino Pizza, perusahaan pizza terbesar nomor dua di dunia. Karena memiliki kekayaan yang tidak terbatas, dirinya merasa bebas untuk membeli apa saja yang dia mau, termasuk sebuah meja makan seharga USD1,6 juta (sekitar Rp25 M) dan mobil mewah Bugatti Royalle (kurang lebih Rp116 M). Dirinya melakukan ini semua karena merasa masa lalunya begitu susah, dan sekarang menjadi super kaya, dan bebas membeli apa saja yang diinginkannya.


Di tahun 1989, di hari ulang tahunnya yang ke-52 tahun, ada seorang temannya yang memberikan buku karangan C.S. Lewis yang berjudul “Mere Christinianity” (Kekristenan yang Sejati).


Melalui buku ini, mata Tom Monaghan dibukakan tentang siapa jati dirinya yang sebenarnya, di hadapan-Nya. Kebenaran firman Tuhan disingkapkan, hidup di dalam dunia hanyalah sementara belaka tetapi masih ada masa depan yang harus dijalani yakni Kehidupan Kekal, yang harus dipersiapkan selama kita masih hidup di dalam dunia yang fana ini.


Setelah membaca buku karangan C.S. Lewis, pandangan hidup Tom berubah dan jalan hidupnya juga ikut berubah. Tom memutuskan mengambil cuti dari kerjanya selama kurun waktu dua tahun lamanya, untuk memikirkan ulang kehidupan yang selama ini telah dijalaninya. Pada tahun 1998, dirinya memutuskan untuk menjual sebagian besar sahamnya di Domino Pizza dengan nilai USD1 M, dan memberikan seluruh hasilnya bagi pekerjaan Tuhan. Setelah itu dia membaktikan sebagian besar waktunya untuk pekerjaan sosial.

“Dampak terbesar yang dapat saya miliki dengan apa yang Tuhan sudah berikan kepada saya adalah, membantu sebanyak mungkin orang untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga.” (Tom Monaghan).


Bagaimana sudut pandang yang kita miliki selama ini, akan menentukan dan akan mengubah bagaimana cara dan jalan yang diambil di dalam hidup kita. Kalau kita selalu mengeluh bahwa hidup ini penuh dengan hal yang berat dan susah, maka kita tidak akan pernah mengalami kemajuan.


Hidup memang berat dan tidaklah mudah. Tetapi percayalah bahwa kita tidak menjalani hidup ini dengan sendirian, ada Roh Kudus yang selalu setia mendampingi hidup kita. Dia memiliki kuasa yang jauh lebih besar, yang pasti memampukan setiap kita untuk dapat melalui setiap musim yang diizinkan-Nya terjadi di dalam hidup kita.


Jatuhnya Yerikho.


Di dalam Yosua 6:1 dikatakan,


“Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya; telah tertutup kota itu karena orang Israel; tidak ada orang keluar atau masuk.”

Yosua pada waktu itu tidak tahu bagaimana caranya untuk menaklukkan kota Yerikho, sampai Tuhan memberikan hikmat-Nya,


“Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa. Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya, dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala. Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan.” (ayat 2-5).


Yosua belajar untuk taat melakukan perintah-Nya dan di ayat 20 dikatakan pada kita,

“Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu.”


Menurut sumber Wikipedia, Kota Yerikho ini meliputi tanah seluas kira-kira 4 hektare dan merupakan kota benteng bukan hanya bagi penduduknya saja, tetapi juga bagi mereka yang tinggal di sekitar situ. Tembok-temboknya (ditemukan ada 2 jenjang) mungkin setinggi 14 meter dan setebal 6 meter.


Secara struktur tembok-temboknya mungkin terlihat tebal, tetapi bisa jadi tidak didesain cukup kuat untuk dapat menahan banyaknya orang yang mungkin sedang berkumpul di atas untuk melihat ke bawah, apa yang Yosua dan bangsanya sedang lakukan (ayat 12-16). Belum lagi ketika Yosua dan bangsanya bersorak (ayat 16), kumpulan suara mereka dapat menghasilkan getaran gelombang yang cukup besar.


Sumber Wikipedia juga mengatakan,


“Keruntuhan tembok Yerikho dijelaskan oleh beberapa ahli berdasarkan sejarah seismik di daerah itu yang dikaitkan dengan lokasi Yerikho dekat lembah patahan, suatu tanah yang rentan mengalami gempa bumi, dan tercatat banyak kali dalam tulisan sejarah bahwa gempa bumi itu menyebabkan tanah longsor dan gangguan lain seperti tersumbatnya aliran sungai Yordan selama satu atau dua hari.”


Yosua tidak mengetahui bagaimana caranya meruntuhkan tembok Yerikho, tetapi ada Tuhan yang Mahatahu dan Dia memberikan hikmat kepadanya. Melalui kisahnya kita belajar,


Bahkan tantangan yang terlihat besar dan kokoh sekalipun seperti tembok Yerikho, kalau kita mau taat dalam mendengar dan melakukan suara serta tuntunan dari Tuhan, maka kita akan diberi hikmat dan juga kekuatan dari-Nya untuk dapat mengalami terobosan atas setiap permasalahan yang sedang kita hadapi hari-hari ini.


Karya Kedua. Roh Kudus menuntun setiap orang percaya di dalam jalan kebenaran, sama seperti yang Dia mau dan kehendaki.


“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” (Yohanes 16:13).


Di dalam kata “memimpin” di ayat di atas berasal dari bahasa Yunani yaitu hodegeo, yang memiliki arti menuntun dan membimbing. Dari ayat ini kita dapat belajar bahwa cara kerja dari Roh Kudus itu adalah menuntun dan membimbing hidup kita untuk tetap berjalan di dalam jalan kebenaran-Nya. Dia tidak pernah memaksa, dan hal ini perlu direspon dengan ketaatan dari pihak kita.


Beda halnya dengan apa yang diperbuat oleh Iblis dan kuasa kegelapan, yang memaksa hidup seseorang untuk menuruti apa maunya,


“Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.” (Markus 5:1-5).


Kalau Roh Kudus yang menuntun dan membimbing, maka Dia tidak akan memaksa, tetapi kita yang perlu untuk meresponi bimbingan-Nya. Hal ini bisa kita lihat juga dari kehidupan salah satu murid Tuhan Yesus yakni Yudas Iskariot yang sudah lama melayani Dia, tetapi pada akhirnya memilih untuk tidak mau meresponi bimbingan-Nya, dan malah memilih untuk mengkhianati Dia.


Selain itu, di ayat di atas kita juga melihat apa yang diperbuat Iblis yang merasuk hidup seseorang dan memaksanya “berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.” (ayat 5).


Kisah Petrus dan Kornelius.


Di dalam Kisah Rasul 10 menceritakan pada kita kisah tentang Petrus dan Kornelius yang mau taat mendengar suara dan tuntunan Tuhan, dan hal ini memberi dampak di hidup mereka,


“Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: “Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.” (ayat 44-48).


Padahal Kornelius ini berasal dari Kaisarea, dan saat Petrus datang, mereka menjumpai..


“Kornelius sedang menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul.” (ayat 24).

Kalau seandainya pada saat itu Petrus dan Kornelius tidak mau menaati dan merespon suara dan tuntunan dari Tuhan, maka tidak akan terjadi apa-apa di dalam hidup mereka. Hal ini adalah cara kerja dari Roh Kudus, Dia tidak akan pernah memaksa hidup kita, tetapi Dia mau agar kita dapat merespon suara-Nya, agar dapat terjadi terobosan di dalam hidup kita masing-masing.


Kisah Gereja MDC Jakarta.


Pada tahun 2022, gereja MDC di Jakarta membuka cabang satelit baru, yang di mana pada saat itu harga sewanya masih murah dikarenakan adanya pandemi COVID-19, dan gereja diminta hanya membayar sewa sebesar empat puluh persen dari total biaya sewanya. Di tahun 2023 harga sewanya dinaikkan menjadi lima puluh persen oleh pemiliknya, dan di tahun 2024 ini diharuskan membayar biaya penuh.


Karena keberatan untuk membayar penuh biaya total sewanya, Pdt. Lukito hendak pamit secara baik-baik kepada pemilik bangunannya, dan mau mencari tempat baru yang harganya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.


Tetapi ketika Pdt. Lukito membawanya di dalam doa, Roh Kudus menggerakkan hatinya untuk mengajukan permintaan yang tidak masuk di akal kepada pemilik dari bangunan tersebut, bukan untuk menawar tetapi untuk menurunkan harga bayarnya agar sesuai dengan biaya sewa di tahun 2022, yakni membayar hanya sebesar empat puluh persen dari total biaya sewa yang harus dibayar.


Pada saat mendengarnya, Pdt. Lukito menganggap suara tersebut pasti hanyalah suara hatinya saja, dan terus berbasa-basi dengan pemilik dari bangunan tersebut. Sampai pada suatu titik, Roh Kudus berkata di dalam hatinya,


“Jangan pernah menyesal kalau kamu tidak mengatakan apa yang Aku sudah sampaikan berulang kali kepadamu.”

Pada akhirnya Pdt. Lukito memberanikan diri untuk mengajukan permintaan yang anomali / tidak biasa tersebut. Beliau mengatakan,


“Saya meminta maaf terlebih dahulu dan dimohon jangan marah. Tetapi apakah boleh untuk di tahun 2024 ini saya hanya membayar biaya sewanya sebesar 40 persen saja, sama seperti di tahun 2022? Karena saya telah berdoa, dan kok saya mendapat jawaban seperti itu dari Tuhan. Selain itu, apakah boleh saya diberi kabar secepatnya, karena saya juga harus mencari gedung baru dan juga memberi kepastian pada pemiliknya.”


Pada saat disampaikan permohonan tersebut adalah hari Jumat, dan pada hari Seninnya masih belum ada kabar. Padahal sama pemilik gedung yang baru hanya diberi waktu selama satu minggu saja untuk memberikan uang sewanya.


Karena masih belum ada jawaban, Pdt. Lukito menganggap bahwa apa yang telah diterimanya mungkin berasal dari suara hatinya sendiri, dan bukan suara dari Tuhan. Lalu Pdt. Lukito datang kembali pada pemilik bangunan yang lama dan meminta dibuatkan kepastian tertulis, agar Pdt. Lukito dapat mengambil keputusan untuk selanjutnya, apakah tetap menyewa bangunan yang lama atau pindah ke bangunan yang baru.


Tak lama waktu berselang, Pdt. Lukito mendapat jawabnya. Pengajuannya disetujui oleh pemilik sewa yang lama. Apa yang dikatakan Roh Kudus kepadanya bemar-benar tepat terjadi. Bersyukur pada saat itu dirinya segera merespon apa pesan dari Tuhan, untuk disampaikan pada pemilik gedung yang lama.


Bila Yosua tidak meresponi apa yang menjadi pesan dari Tuhan, maka tembok Yerikho tidak akan pernah runtuh. Demikian juga dengan Kornelius, tidak akan ada jamahan dari Roh Kudus yang melawat dan melahirkan pertobatan yang dapat dialami sanak saudara dan sahabat-sahabatnya (Kisah 10:24). Petrus pun juga dapat belajar melalui peristiwa ini,


“Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang.” (ayat 34-36).


Kita perlu belajar untuk peka di dalam mendengar suara-Nya, terbiasa dengan firman yang disampaikan-Nya, dan juga mau taat untuk melakukan kehendak-Nya di dalam hidup kita.


Kisah Seorang Pengusaha.


Ada seorang pengusaha yang memiliki tujuh penasihat / orang pintar. Pada suatu hari, perusahaannya memiliki masalah dan ketujuh penasihatnya tidak dapat memberikan nasihat dan jalan keluar. Lalu pengusaha ini meminta nasihat dari Pdt. Lukito, dan mengatakan kalau sampai tidak ada jalan keluar lagi maka holding company / perusahaan induknya akan kolaps, dan seluruh anak perusahaannya juga terkena imbasnya.


Selain itu, pengusaha ini juga berkata kalau Tuhan Yesus sanggup untuk menolong permasalahan yang sedang dihadapinya ini, maka dia mau percaya dan mengakui Yesus sebagai Tuhan.


Pdt. Lukito mengatakan sekalipun Tuhan mengizinkan perusahaannya tidak ditolong, Yesus tetap adalah Tuhan yang berkuasa. Dan orang-orang yang hidupnya bersungguh hati dan melekat pada Tuhan, pasti Dia tolong. Pdt. Lukito kemudian mengajak pengusaha ini untuk mau bertobat, hidup dengan bersungguh hati dan berharap hanya kepada Tuhan, bukan mengandalkan ketujuh penasihat / orang pintarnya.


Pdt. Lukito juga tidak mau menjawab pertanyaan dari pengusaha ini, karena dia mengarahkan pengusaha tersebut untuk berdoa dan bertanya pada Tuhan sendiri melalui firman-Nya. Pdt. Lukito percaya bahwa Tuhan masih sanggup untuk dapat menyatakan kehendak-Nya kepada pengusaha tersebut. Selang waktu dua minggu kemudian, Tuhan berbicara dan memberinya hikmat. Perusahaannya diselamatkan, karena mendapat mukjizat dan pertolongan dari Tuhan.


Melalui kisah pengusaha di atas, percayalah bahwa Tuhan juga masih sanggup memberikan kita hikmat dan tuntunan dari-Nya. Bagian kita adalah meresponi-Nya, bagian Dia adalah menyatakan kehendak dan memberi mukjizat terbaik-Nya di dalam hidup kita.

Karya Ketiga. Roh Kudus melengkapi kehidupan orang percaya dengan kuasa-Nya, bukan untuk menjadi sakti tetapi untuk menjadi saksi Kristus.


“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8).


“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” (Kisah 2:1-4).


Pada saat Roh Kudus memberikan kuasa di dalam hidup kita, Dia memakai hidup kita, bukan kita yang memakai dan memanfaatkan-Nya untuk kepentingan diri kita sendiri. Dia memakai hidup kita untuk dapat menjadi perpanjangan tangan-Nya dan juga menggenapi rencana-Nya yang mulia di dalam hidup ini. Roh Kudus menyertai kita dan memberi banyak sudut pandang yang baru.


Dia memberi dan melengkapi hidup kita dengan kuasa bukan untuk menjadi sakti, tetapi untuk menjadi saksi Kristus yang menyatakan kemuliaan-Nya bagi dunia yang terhilang ini.


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

14 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page