top of page

Hadiarso Adi - Besok Ada Mukjizat (Jangan Membatasi Tuhan)

Catatan Khotbah: “Jangan Membatasi Tuhan.” Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Hadiarso Adi, di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 19 Mei 2024



Kehidupan yang kita bangun di dalam dan bersama dengan Tuhan Yesus bukanlah kehidupan yang biasa-biasa saja. Firman Tuhan berkata,


“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17).

Kita bukan lagi “manusia lama” yang terikat dengan berbagai dosa dan segala sesuatu yang berada di dalam dunia ini. Firman-Nya berkata,


“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:37).

Saat Keadaan Terjepit.


“Lalu berkatalah Elisa: “Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria.” Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: “Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” Jawab abdi Allah: “Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.” Empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang kepada yang lain: “Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati? Jika kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita akan mati juga. Jadi sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati.” (2 Raja-raja 7:1-4).


Situasi yang dialami Raja Israel pada saat itu sangatlah kelam. Mereka dalam keadaan yang sangat terjepit. Raja dan rakyatnya sudah tidak tahu apa lagi yang harus diperbuat. Bahkan di dalam pasal 6:24-25 dikatakan pada kita,


“Sesudah itu Benhadad, raja Aram, menghimpunkan seluruh tentaranya, lalu maju mengepung Samaria. Maka terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka mengepungnya, sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak.”


Zaman yang kita hidupi pada hari-hari ini juga tidaklah mudah. Bahkan firman Tuhan sendiri sudah memperingatkannya pada kita,


”Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.” (2 Timotius 3:1).

Hari-hari yang akan kita hadapi di depan memang tidak pasti dan tidak mudah, tetapi yang membuat kita tetap kuat dan terus bertahan di dalam masa-masa yang sukar adalah mendengar suara-Nya yang selalu menuntun hidup, dan terus membangun persekutuan yang karib bersama dengan Tuhan di dalam doa dan pembacaan firman-Nya, di setiap hari. Dia bukanlah Tuhan yang jauh, tetapi sesungguhnya sangat dekat dengan kita.


“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” (Mazmur 46:11).

Berapa banyak karena kesibukan pekerjaan, pelayanan, dan apa pun juga yang dipercayakan di dalam hidup kita.. justru malah membuat kita semakin menjauh dari persekutuan yang karib dengan Dia? Tidak heran Raja Daud begitu dikasihi Tuhan, bukan karena suaranya bagus dan suka bernyanyi, tetapi di balik segala kesibukan yang harus diselesaikan Daud di dalam perannya sebagai seorang raja, dia memutuskan untuk tetap melekatkan hati-Nya kepada Tuhan, karena Daud tahu bahwa hal ini adalah segala-galanya di dalam hidupnya.


Jangan Membatasi Tuhan.


“Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: “Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” Jawab abdi Allah: “Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.”” (2 Raja-raja 7:2).


Dia adalah Allah yang sangat besar, yang melampaui segala imajinasi kita. Bahkan di dalam Efesus dikatakan,


“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,” (3:20).

Mengapa kita tidak mulai belajar untuk menyerahkan pada Tuhan atas apa yang menjadi beban dan kerinduan di dalam hati kita? Carilah wajah-Nya selalu di dalam hidup kita. Dia adalah Allah yang hidup, yang masih sanggup untuk berbicara dan memberikan arahan di dalam hidup.


Ps. Hadiarso Adi mulai melayani Tuhan sejak tahun 1984, dan terhitung sudah 40 tahun hidupnya dipersembahkan untuk melayani Tuhan. Karena itu beliau mengajar bahwa kesibukan yang harus kita selesaikan, tidak dapat menjadi alasan bagi kita untuk tidak mencari wajah Tuhan. Kalau hati kita terus melekat kepada-Nya, maka Dia yang akan menjadi segala-galanya di dalam hidup kita. Dia juga yang akan memberi hikmat di dalam hidup kita, untuk menjalani hidup ini dengan bijaksana.


Berhati-hati juga dengan apa yang namanya kesombongan, karena membuat hati kita tidak dapat mengalami kasih Tuhan. Hati yang sombong sesungguhnya adalah hati yang menentang Tuhan.


“Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.” (Amsal 18:12).

Hati yang mengasihi Tuhan tidak dapat dipaksa dan diberikan, tetapi merupakan keputusan pribadi yang harus kita ambil. Mengapa? Karena sifat kasih adalah pribadi. Sama seperti Tuhan Yesus yang mengasihi kita pribadi lepas pribadi,


“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).


Dia adalah Allah yang sangat pribadi, Dia tahu persis apa yang kita rasakan dan alami. Bersama dengan-Nya, Dia akan memberi damai sejahtera dan juga kekuatan bagi setiap kita untuk dapat melalui berbagai musim di dalam hidup ini.


Kesaksian Abigail.


Adalah nama dari anak Ps. Hadiarso. Ketika baru lahir, Abigail sempat tidak bernapas selama lima menit lamanya, dan dia bertumbuh dengan tulang di punggungnya berbentuk S. Masa pertumbuhan diajak berbicara, tidak bisa seberapa connect. Tetapi saat ditanya “Where is Jesus?” Abigail langsung bisa menjawabnya “Jesus is in my heart”.


Masa-masa itu, Ps. Hadiarso terus berdoa bagi kesembuhan putrinya. Beliau terinspirasi dari kesaksian Betty Baxter, dari bukunya “Betty Baxter’s Miracle: The Day Jesus Healed a Crippled Girl.” dan sempat melayani bersamanya, yang di mana Betty mendapat mukjizat kesembuhan Tuhan Yesus dari penyakit scoliosis, paralysis and heart disease. Beliau berdoa dan meminta pada Tuhan Yesus, agar putrinya juga mendapat mukjizat kesembuhan yang sama. Tetapi rencana yang Tuhan miliki itu, di luar rencana manusia yang terbatas.


Saat berusia 15-17 tahun, pada akhirnya Abigail diputuskan untuk dioperasi karena sudut tulang punggung normal itu maksimal hanya 60 derajat, tetapi Abigail sudah mencapai 70 derajat. Kalau tidak dioperasi, dikuatirkan tulangnya akan terus membengkok dan menekan jantungnya. Operasinya termasuk operasi besar, karena bagian punggung harus dibelah dari bagian leher sampai tulang ekor. Operasi berjalan hampir 8 jam lamanya.


Di masa-masa itu, Tuhan kembali mengingatkan perjanjian-Nya pada Ps. Hadiarso mengenai Provision, Protection, Presence. Perlindungan, Penyertaan, dan Penyediaan dari Tuhan. Saat menunggu proses operasi, Tuhan memberi damai di dalam hati Ps. Hadiarso bahwa semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja. Hari Sabtunya Abigail bisa berjalan, bahkan berlari. Hari Senin sudah keluar dari rumah sakit. Hari Rabunya sudah tidak perlu meminum obat sama sekali.


Abigail disembuhkan total oleh Tuhan Yesus, bukan dengan cara yang seperti Ps. Hadiarso inginkan, tetapi Dia menyediakan dan mencukupkan dana yang diperlukan untuk biaya operasi, serta mempertemukan Ps. Hadiarso dengan tim dokter dan rumah sakit yang tepat, yang dapat mengoperasi dan memberikan kesembuhan yang sempurna bagi Abigail.


Sering kali Tuhan melakukan beberapa hal yang jauh di luar dari perencanaan dan pemikiran yang telah kita buat sebelumnya. Semuanya diizinkan terjadi agar Dia sendiri yang mendapat pujian dan kemuliaan, dan kita tidak menjadi tinggi hati serta selalu menyadari hanya Yesus satu-satunya Tuhan yang hidup dan ajaib, yang masih memegang kendali penuh hidup kita, dan Dia tidak dapat dibatasi oleh berbagai rencana kita.


“Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Roma 8:31).

“TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” (Mazmur 27:1).

Jangan pernah membatasi cara Tuhan bekerja di dalam hidup kita. Dia adalah terang dan keselamatan, biarlah hati kita selalu mengasihi dan berpaut hanya kepada-Nya. Teruslah sehat dan kuat secara jasmani dan rohani, agar kita dapat menolong dan semakin menarik banyak jiwa untuk datang dan dipulihkan di dalam hadirat-Nya.


“tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:31).

Amin. Tuhan Yesus memberkati..

8 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page