Catatan Khotbah: Spiritual Check Up. Ditulis ulang dari sharing khotbah Bp. Pdt. Elsypurnama Adisuputra di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 22 September 2024.
Sering kali kita berpikir hanya tubuh jasmani kita saja yang membutuhkan check up kesehatan, padahal di dalam hidup kerohanian pun juga memerlukan hal yang sama agar kita dapat tetap sehat. Di bawah ini ada enam check list bagi kesehatan hidup kerohanian, dan melaluinya, biarlah setiap kita semakin diberi hikmat dan juga kerinduan agar kita dapat semakin lebih lagi mengalami pembaruan di dalam hidup.
Saat menjalani hidup ini, hidup kita tidak berputar dari satu titik dan berakhir pada titik yang sama, tetapi berjalan dari satu titik menuju satu titik lainnya di depan kita. Oleh karena itu, mau tidak mau dan suka tidak suka, kita harus selalu men-cek hidup kerohanian agar kita ini dapat tahu, check list bagian mana yang masih belum dilakukan sehingga kita dapat berubah menjadi lebih baik lagi.
Check List Pertama. Tidak menjauhkan diri dari apa yang namanya Pertobatan.
“Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kisah Rasul 2:38).
Seorang Kristen sejati tidak mungkin lepas dari apa yang namanya pertobatan, sebab hidup Kekristenan sendiri dimulai dari check list yang pertama ini. Bukan hanya sekadar menyadari keberadaan kita sebagai seorang manusia yang berdosa saja, tetapi juga melanjutkannya ke tahap, kita membutuhkan anugerah Allah yang besar untuk dapat mengampuni dosa dan memimpin kita untuk melalui berbagai musim di dalam hidup ini.
Seburuk apa pun dosa kita, tidak ada dosa yang tidak dapat diampuni karena Tuhan Yesus masih sanggup untuk mengampuni segala dosa kita. Tetapi kita juga harus sadar akan keberdosaan kita, dan caranya adalah melalui pertobatan. Kita sangat membutuhkan pengampunan-Nya.
Seorang yang datang ke gereja, belum tentu dirinya benar-benar adalah seorang percaya. Karena seorang percaya dilihat dari apakah dirinya sadar dan mau memercayakan hidupnya seutuhnya kepada-Nya? Iblis sendiri percaya pada keberadaan Tuhan, tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah, apakah Iblis itu mau dan mampu untuk memercayakan hidupnya seutuhnya pada-Nya?
Ada kisah seseorang yang memiliki keterampilan berjalan di atas seutas tali baja, dari satu gedung tinggi ke gedung tinggi lainnya. Lalu dirinya bertanya pada banyak orang yang melihatnya, apakah mereka percaya bahwa dirinya sanggup untuk sampai di gedung seberangnya? Orang banyak itu memercayainya. Dan benar, orang ini dapat sampai di gedung seberangnya dan semua orang bertepuk tangan mengaguminya.
Tetapi ketika bertanya lebih lanjut, apakah ada seseorang yang mau digendong untuk berjalan kembali sampai di gedung tinggi di seberangnya? Tidak ada seseorangpun yang mengangkat tangan dan mau memercayakan hidupnya. Sampai ada seorang anak kecil yang mengangkat tangan, yang ternyata anak ini adalah anaknya sendiri.
Demikian pula dengan hidup kita, apakah kita ini berani percaya dan memercayakan hidup kita pada Tuhan untuk dapat dipakai-Nya? Apakah kita masih memiliki keraguan di dalam hati? Apakah kita berani memercayai Dia seutuhnya? Dia adalah Allah yang masih sanggup untuk memberi hikmat, dan memimpin hidup kita untuk dapat menyelesaikan setiap rencana-Nya di dalam hidup ini.
Check List Kedua. Memiliki kerinduan untuk dapat mengalami Pertumbuhan Rohani.
“Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” (Markus 1:35).
Kita tidak hanya sekadar percaya dan memercayakan hidup kita pada Tuhan Yesus, tetapi juga mau bertumbuh menjadi seorang Kristen yang terus bertumbuh di dalam Kristus dan serupa dengan-Nya. Selain itu, kita juga dapat belajar melalui ayat firman Tuhan di atas bahwa Tuhan Yesus sendiri juga tetap berdoa dan bertanggung jawab dalam membangun hubungan karib-Nya bersama dengan Bapa di Surga, di setiap pagi-Nya.
Tidak mungkin seseorang dapat bertumbuh secara rohani tanpa membangun hubungan yang karib bersama dengan-Nya di dalam doa dan membaca firman-Nya / Alkitab. Ketika kita berdisiplin untuk melakukannya, maka hal tersebut yang nantinya akan membuat hati nurani kita memiliki kerinduan untuk terus bertumbuh dan ditopang oleh kebenaran firman Tuhan, yang menjadi buku manual dan panduan di dalam hidup kita.
Apakah kita selama ini telah membaca dan memakai Alkitab sebagai buku manual yang dapat membantu dan memandu hidup kita? Atau Alkitab hanya sekadar dijadikan teman sebelum tidur?
“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.” (Mazmur 119:9-12).
Daud adalah seorang raja yang memiliki otoritas tertinggi, tetapi di hadapan firman Tuhan, dia mau menaruh otoritasnya di bawah kebenaran firman-Nya. Apakah hidup kita juga mau taat, tunduk, dan ditopang kebenaran firman-Nya?
Check List Ketiga. Mau Melayani Tuhan.
“Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.” (1 Petrus 4:11).
Panggilan di dalam hidup kita adalah untuk melayani Tuhan. Dengan kita melayani-Nya, maka hal tersebut dapat menjadikan hidup kita untuk tidak berorientasi hanya pada diri sendiri. Sehingga pada saat kita melayani sesama, prinsip kita tidak sedang “melihat atau ingin dilihat manusia” tetapi kita sedang berbuat yang terbaik di depan satu penonton, yakni Tuhan sendiri yang mata-Nya tertuju pada apa yang sedang kita perbuat.
Ps. Jamaal Bernard adalah salah seorang putra dari ketujuh anak Rev. A.R. Bernard, yang merupakan founder, CEO, dan pastor dari Christian Cultural Center, megachurch di Brooklyn, New York. Pada suatu hari, Ps. Jamaal mendatangi ayahnya dan berkata bahwa dirinya sekarang sudah siap untuk melayani Tuhan. Dari sumber 316notes.com ayahnya bereaksi,
“Saya kemudian mulai menugaskan dia agar mulai bekerja dan melayani sebagai usher, dan juga ikut melayani di dalam semua departemen pelayanan di dalam gereja, dan pada saat bersamaan saya juga tidak mengatakan alasan akan hal ini.
Saya memaksa dia untuk memulai dari posisi yang paling bawah, dan melayani serta bekerja di dalam semua departemen di pelayanan gereja, dirinya mengembangkan hubungan, mendapat respek dari rekan kerja, respek dari orang tua di gereja, dan juga bahkan respek dari pucuk kepemimpinan di dalam gereja kami selama tujuh tahun.”
Hal ini dilakukan ayahnya supaya pada saat anaknya menjadi seorang pemimpin, anaknya dapat menjadi seorang pemimpin yang memiliki hati yang mau melayani, bukan dilayani, dan tidak berorientasi hanya pada diri sendiri. Menjadi seorang pemimpin juga bukan karena memiliki kekuasaan, tetapi lebih karena memang sudah waktu promosi-Nya Tuhan, ego serta hal yang menjadi kebanggaan pribadi sudah dipangkas oleh-Nya. Sehingga yang tersisa di dalam hidup kita hanyalah kasih.
“Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37-39).
Orientasi di dalam hidup kita haruslah didasarkan kasih kita pada Allah dan juga pada sesama. Semua yang kita lakukan hanyalah untuk mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya, dan juga untuk menjadi berkat di dalam hidup sesama.
“Kasih yang sejati tidak mencari keuntungan pribadi. Kasih selalu aktif keluar dari dalam diri, mengalir dari hati yang telah dipenuhi oleh kasih Allah, dan terus mengalir untuk memberkati orang lain.” (Jonathan Edwards).
Seberapa besar hati dan hidup kita itu dapat dikasihi, maka sebesar itulah Allah akan terus memenuhi kita dengan kasih-Nya. Ketika kasih Allah memenuhi hati dan hidup kita, semuanya itu bukan disimpan hanya untuk diri sendiri saja, tetapi harus mengalir dan menjadi berkat bagi sesama.
Seseorang yang mau melayani Tuhan adalah seseorang yang mau untuk terus bertumbuh di dalam Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada kata pensiun di dalam dunia pelayanan. Sekalipun orang-orang di sekitar bisa jadi ada yang tidak suka dan berusaha menyingkirkan.. tetapi ketika orang ini di dalam hidupnya melimpah dengan kasih Allah, maka dirinya akan terus maju serta mengasihi Allah dan juga sesamanya.
Milikilah kerinduan untuk terus bertumbuh di dalam Tuhan dan mau melayani-Nya, sebab tanpa pelayanan pada Tuhan maka tidak akan ada pertumbuhan rohani di dalam hidup.
Check List Keempat. Ada Perubahan Hidup.
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2).
Seseorang yang melayani Tuhan adalah seseorang yang hidupnya sudah dan akan terus diubahkan, di dalam prosesnya menjadi serupa seperti Kristus. Dan perubahan di dalam hidup kita tidak bergantung dari seberapa lama kita hidup, melainkan dari seberapa banyak kita mau menaati setiap perintah Tuhan di dalam firman-Nya.
Perubahan hidup kita pada akhirnya adalah menjadi serupa seperti Kristus, hidup kita terus dimampukan untuk dapat menjadi berkat dan terang Kristus yang bercahaya bagi dunia yang gelap ini. Seseorang yang hidupnya mau diubahkan, akan memacu dirinya untuk terus setia melayani Tuhan dengan lebih sungguh, dan menyelesaikan setiap hal yang sudah dipercayakan Tuhan di dalam hidupnya. Firman Tuhan berkata,
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:13-16).
Check List Kelima. Persekutuan dengan saudara seiman.
“Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” (Mazmur 133).
Tidak ada pertumbuhan rohani yang terjadi, jika kita tidak terkait dan tertanam di dalam Tubuh Kristus, di dalam sebuah gereja lokal. Hal inilah yang membuat kita terus bertumbuh semakin kuat di dalam iman kerohanian kita. Dalam komunitas orang percaya harus terjadi,
Saling menerima, menguatkan, dan mendoakan.
Di dalam Gereja MDC Surabaya terdapat komunitas sel / komsel yang bernama Contact / Covenant in Action, di mana setiap jemaat selama seminggu sekali dapat berkumpul di sebuah rumah jemaat yang telah ditetapkan, mereka bersama-sama menaikkan pujian dan penyembahan bagi Tuhan, mendengar firman Tuhan dibagikan, mendengar kesaksian dari sesama anggota Contact yang dapat menguatkan hidup, saling mendoakan, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah adanya perjamuan kasih / makan bersama.
Di dalam Contact tersebut kita dapat saling membantu, berbagi, menerima, mengambil waktu untuk dapat berkenalan dan akrab dengan sesama, saling mendoakan dan juga menguatkan iman. Kehidupan Kekristenan seperti inilah yang sehat, karena semuanya saling membangun dan juga saling menguatkan iman.
“Kita sedang menghadapi hari-hari yang sulit di dalam hidup ini. Kalau kita tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan dan juga dengan saudara seiman, maka kita akan dengan mudahnya terjatuh di dalam keputusasaan dan juga di dalam berbagai kelemahan rohani. Persekutuan dengan Tuhan dapat memberi pada kita kekuatan rohani, persekutuan dengan saudara seiman dapat menopang dan menguatkan iman kita.
Tanpa keduanya, kita akan berjalan sendirian, rentan terhadap serangan dari si jahat selama kita hidup di dalam dunia, serta kehilangan arah tujuan hidup kita yang sejati.” (Watchman Nee).
Check List Keenam. Melakukan Amanat Agung yakni, Penginjilan.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20).
Gereja Tuhan dipanggil untuk dapat bersaksi dan memberitakan Injil Keselamatan pada sesamanya, bukan untuk memindahkan jiwa dari gereja yang lama ke gereja yang baru. Membawa orang-orang yang terhilang dan belum pernah mendengar Injil Keselamatan dibagikan, dan membawa mereka kepada Kristus. Tetapi yang menjadi pertanyaannya bagi setiap kita adalah,
Sudahkah kita menceritakan pada orang-orang di sekitar tentang kebaikan Tuhan yang sudah diperbuat-Nya di dalam hidup kita? Sudahkah kita berbagi pada mereka tentang Yesus?
Hal ini bukanlah tugas dan pekerjaan dari seorang pendeta di dalam gereja saja, tetapi tugas setiap kita untuk terus menceritakan kebaikan yang sudah dilakukan Kristus di dalam hidup kita. Ketika Tuhan sudah menolong dan memberikan jalan keluar terbaik atas setiap beban pergumulan dan masalah yang sedang kita hadapi.. maka hal ini dapat menjadi berita pewahyuan, kabar sukacita, dan juga menjadi kekuatan tidak hanya bagi hidup kita saja, tetapi juga bagi sesama yang membutuhkan.
Beritakanlah Injil Keselamatan bagi orang-orang di sekitar yang belum pernah mendengar dan mengenal tentang Yesus. Bagikan pada mereka kalau Tuhan Yesus yang sama yang sudah menolong dan memberikan jalan keluar terbaik atas setiap permasalahan yang sedang kita hadapi, adalah Tuhan Yesus yang sama yang juga mau dan sanggup untuk menolong hidup mereka.
Dengan demikian tema gereja di bulan ini yakni, “Dasar yang Teguh” dapat terus dibangun ketika kita terus check satu per satu hal di atas.
Biarlah keenam check list di atas terus menggetarkan hati kita, menyadarkan setiap kita ini masih berada di posisi yang mana, serta check list manakah yang masih belum kita lakukan? Biarlah Tuhan sendiri yang selalu menyelidiki hati kita. Apakah kita benar-benar mengasihi Dia dengan segenap hati kita?
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments