Catatan Khotbah: Persiapan Bartimeus. Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Daniel Sumitro di Ibadah Doa Pagi Tgl. 25 Maret 2023.
“Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?" Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat." Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.” (Lukas 18:35-43).
Kalau seorang buta dan pengemis, maka dirinya perlu untuk mempersiapkan kaleng, tikar, lokasi yang strategis, dan juga beberapa persiapan lainnya. Demikian hal yang sama dengan yang dilakukan Bartimeus yang mengemis di pinggir jalan, setiap orang yang lewat dia pasti tahu, dan dirinya mempersiapkan dengan baik sebelum duduk di pinggir jalan dan mengemis.
Demikian hal yang sama, kita dapat belajar dari sikap Bartimeus yag mempersiapkan segalanya. Sekalipun matanya tidak dapat melihat, telinga Bartimeus tetap sibuk mencari informasi, sesuatu yang dia dapat pikir dan rencanakan sebelumnya, bahwa hidupnya dapat diubah dan dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
It’s better to be prepare and wait, then wait and not to be prepare.
Lebih baik kita bersiap diri terlebih dahulu dan menunggu, daripada kita menunggu dan sama sekali tidak bersiap diri. Jangan pernah lupakan bahwa kesempatan datang begitu saja, tidak dapat ditunggui, dan akan lewat bila kita tidak mewaspadainya.
Bartimeus sering mendengar tentang Yesus, demikian juga dengan kita yang sering mendengar tentang apa saja yang Dia dapat perbuat. Sekalipun Bartimeus terbatas, tetapi dirinya terus mencari info dan terus mempersiapkan diri. Kalau kita sudah memiliki persiapan, maka di dalam diri kita banyak hal yang dapat diutarakan, memiliki banyak rencana, dan juga dapat menjawab setiap pertanyaan.
“Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" (ayat 38-39).
Persiapannya membuat Bartimeus semakin berani berteriak, karena dirinya tahu bahwa kesempatan bertemu Yesus tidak dapat ditunggu. Kita juga harus bersiap diri untuk mendapatkan-Nya. Begitu Yesus lewat, Bartimeus tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang bisa jadi, hanya datang satu kali di sepanjang hidupnya.
“"Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" (ayat 41).
“Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" (Matius 20:21).
Apa yang ditanyakan-Nya pada Bartimeus sama dengan apa yang dipertanyakan pada dua orang murid-Nya. Bartimeus sudah mempersiapkan diri selama ini, dan sesudah Yesus mempertanyakan apa yang dirinya kehendaki, Bartimeus siap menjawab pertanyaan-Nya. Demikian hal yang sama ketika Dia bertanya pada kita, apakah kita siap menjawab pertanyaan-Nya?
Kerinduan Hati-Nya.
“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,” (Efesus 3:20).
Tuhan itu selalu rindu untuk menolong hidup kita. Sama seperti peran orangtua yang selalu peka dan ingin memberi terbaik di dalam hidup anak-anaknya, demikian hal yang sama dengan Bapa kita yang di Surga, yang selalu rindu memberi yang terbaik pada anak-anakNya.
“Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Matius 7:9-11).
Marilah mempersiapkan diri kita dengan terbaik, dengan memiliki hubungan yang karib bersama-Nya di dalam doa-doa kita dan juga karib dalam membaca firman-Nya / Alkitab. Ketika kita sudah bersiap diri, maka Tuhan akan menolong hidup kita tepat di waktu terbaik-Nya. Bartimeus semakin ditegur dan dihambat, semakin keras dirinya berteriak. Karena dirinya tahu apa yang sering didengarnya tentang Yesus telah menjadi rhema yang menguatkan iman dan juga membangkitkan pengharapan di dalam hidupnya. Bartimeus tahu, bahwa hanya Yesus yang mau dan yang dapat menyembuhkan dirinya.
Jagalah diri dengan selalu dekat pada Tuhan dan karib dalam membaca firman-Nya. Karena iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17).. maka firman-Nya itu yang akan membangkitkan harapan sehingga ketika kesempatan-Nya datang, kita dapat berteriak memohon pada-Nya dan mengungkapkan apa yang menjadi kebutuhan di dalam hidup kita. Tuhan rindu untuk memberi yang terbaik dalam hidup anak-anakNya.
Tujuan Mukjizat-Nya.
“"Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.” (Lukas 18:41-43).
Bartimeus ingin agar matanya dapat melihat, tetapi keselamatan dari Allah diberikan dalam hidupnya. Tujuan Allah ketika menolong dan memberikan mukjizat-Nya di dalam hidup kita semata-mata agar nama-Nya dapat dipermuliakan. Teruslah mempercayai bahwa Tuhan yang setia dan adil itu pasti menolong hidup kita. Dia tidak pernah terlambat.
Milikilah hidup yang disiplin, bersiap diri, dan tetap memiliki pengharapan di dalam Kristus. Kita dapat berseru, memohon, dan memakai setiap kesempatan yang Dia berikan untuk dapat meminta-Nya menolong kita untuk keluar dari pergumulan dan kesesakan yang kita alami.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments