Catatan Khotbah: “Never Lift.” Ditulis ulang dari sharing khotbah Ps. Bobby Chaw, di Ibadah Anniversary Sesi Pagi di Gereja MDC Surabaya, di MDC Ciputra World pada Tgl. 7 Juni 2024.
Pada Tgl. 3-6 November 2023, gereja City Harvest Church di Singapura dipilih untuk menjadi tuan rumah dari acara “Global Pentecostal Summit” yang dihadiri oleh para cendekiawan yang berasal dari lebih dari tiga puluh bangsa di seluruh dunia, dan diperkirakan kurang lebih ada tiga ribu peserta yang hadir di dalam acara ini. Ada enam belas papers yang dipresentasikan di dalam acara tersebut, yang semuanya membahas tentang bagaimana pergerakan dari Roh Kudus di generasi yang kita hidupi pada hari-hari ini.
Tetapi ada satu papers yang menonjol dan memberkati kehidupan Ps. Bobby secara pribadi, yang dibawakan oleh Pastor Juan Angel Castro, general director dari gereja Assemblies of God di El Salvador dan yang merupakan senior pastor dari Centro Evangelistico. Di pertemuan ini dirinya mempresentasikan tentang “The Role of the Church in the Context of Violence” / Peranan Gereja Tuhan di dalam Konteks Kekerasan.”
Pastor Juan mengutarakan papers-nya dengan menyertakan kesaksian tentang bagaimana Roh Kudus yang telah menyatakan kuasa-Nya dengan begitu dahsyat, di dalam negaranya yang sedang dilanda tragedi dan masa kegelapan yang begitu kelam. Lebih lanjut beliau juga menjelaskan dari sudut pandang sejarah tentang bagaimana El Salvador telah menjadi negara dengan tingkat kekerasan yang paling tinggi di seluruh dunia, serta apa peranan gereja Pentakosta di bangsanya.
Sejarah bermula ketika tahun 1980an, terjadi perang saudara di El Salvador selama dua belas tahun, yang telah membunuh kurang lebih tujuh puluh lima ribu ribu penduduk. Delapan ribu lebih penduduk dinyatakan hilang, dan ratusan ribu keluarga tercerai-berai. Bangsa tersebut hancur. Generasi muda pada akhirnya bertumbuh tanpa adanya peran dari orang tua, tidak memiliki nilai moral, prinsip, dan etika yang jelas.
Generasi muda di El Salvador disebut sebagai generasi yang lahir akibat peperangan, dan menjadi generasi yang bergumul dengan kemarahan atas berbagai hal yang terjadi di dalam hidup mereka. Karena itulah tak sedikit dari antara mereka yang pada akhirnya mulai membentuk beberapa kelompok geng, dan hal ini menandai era baru di El Salvador, yang di mana usia anggotanya masih berkisar 13-29 tahun.
Pada masa-masa itu banyak sekali terjadi penculikan, pemerkosaan, dan juga penyalahgunaan obat bius. Mereka memeras banyak orang di dalam masyarakat, sehingga orang-orang pada akhirnya hanya berani pergi di pagi hari untuk bekerja dan sebelum matahari terbenam mereka harus sudah sampai rumah. Tidak ada seorangpun yang berani keluar di jalan, terutama setelah waktu malam tiba.
Di tahun 2017, El Salvador mempunyai rating pembunuhan terbesar di dunia dan juga dinobatkan menjadi negara yang paling berbahaya untuk ditinggali. Tetapi yang menjadi pertanyaan penting bagi setiap kita adalah,
Di dalam masyarakat yang seperti itu, bagaimana caranya mereka dapat menemukan Tuhan? Apakah masih ada ruang untuk pengharapan dapat bertumbuh, di dalam hidup mereka? Bagaimana gereja dapat bersikap dan bahkan menjadi saksi Kristus yang lebih efektif, di dalam lingkungan yang seperti itu? Apakah gereja Tuhan masih dapat bertumbuh?
Tetapi yang luar biasanya, di masa seperti itu gereja Pentakosta justru malah mengalami kebangunan rohani. Sebelum terjadi perang saudara, ada tujuh persen dari populasi yang menjadi anggota gereja, tetapi setelah terjadi peperangan di sekitar tahun 1992, jumlahnya meningkat berlipat kali ganda. Bahkan saat ini menurut laporan jumlahnya meningkat menjadi empat puluh persen. Justru ada peningkatan di masa-masa terburuk, di dalam sejarah perjalanan negara El Salvador.
Apa yang terjadi? Bagaimana ini bisa terjadi?
Never Lift.
Di dalam City News, yang merupakan website berita dari City Harvest Church pada Tgl. 9 November 2023, Ps. Juan Castro membagikan,
He revealed the Holy Spirit strategy given to the church: “Never lift”, which symbolises the relentless and vigilant pursuit of peace in El Salvador, saving one violent gangster at a time. He went on to share testimonies of how violent gang members encountered God and gave their lives to serve Him. Pastor Juan ended with a powerful statement:
“The same power that raised Jesus from the dead empowers my life and followers of Jesus in El Salvador. We will ‘never, ever lift!’
Roh Kudus telah memberikan strategi yang sederhana pada gereja yakni, Never Lift / Tidak Pernah Diangkat, yang disimbolkan sebagai sikap tanpa belas kasihan dan sekaligus penuh waspada untuk terus mengejar perdamaian di dalam negeri El Salvador, yang menyelamatkan satu per satu anggota geng / penjahat yang keras.
Ps. Juan membagikan kesaksian bagaimana anggota geng yang paling keras sekalipun telah mengalami perjumpaan bersama Tuhan, dan mereka mau untuk memberikan hidup mereka untuk melayani-Nya. Lebih lanjut Ps. Juan mengakhiri sesi tersebut dengan pernyataan yang penuh kuasa,
“Kuasa yang sama yang telah membangkitkan Tuhan Yesus dari kematian, telah memperlengkapi dan memberdayakan hidup saya dan juga para pengikut Kristus di El Salvador. Kita tidak akan, dan tidak akan pernah diangkat / ditinggalkan sendirian.”
Ibarat pembalap mobil yang memiliki prinsip ketika berkendara di dalam sirkuit perlombaan, never lift. Jadi ketika mereka memulai perlombaan tersebut, pedal gas ditekan kencang, dan selama perlombaan berlangsung, pedalnya tidak pernah diangkat. Apapun yang terjadi, pedal tersebut tidak akan pernah diangkat, agar kendaraan dapat terus melaju dengan kencang. Dan hal ini dilakukannya mulai dari titik start / titik permulaan perlombaan hingga sampai pada titik finish / garis akhir.
Dan hal ini adalah apa yang dilakukan gereja Pentakosta di El Salvador.
Sekalipun telah terjadi banyak perang saudara yang sangat brutal dan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa kelompok geng, tetapi gereja Pentakosta di El Salvador tidak pernah tergoncang di dalam iman dan komitmen mereka pada Tuhan Yesus. Mereka tidak pernah berhenti untuk terus mengasihi orang-orang di sekitar mereka. Mereka tidak pernah berhenti untuk memberitakan Injil di lingkungan mereka. Tahun demi tahun, Never Lift. Tidak pernah diangkat / mereka tetap rajin dan berkomitmen untuk berbuat sesuatu bagi negara mereka.
Bahkan di dalam penjara, banyak kriminal yang telah mengalami pertobatan dan hidup mereka dipenuhi Roh Kudus. Pada bulan Januari di tahun yang lalu, El Salvador telah membangun dan membuka penjara baru. Tujuan semula agar dapat diisi oleh semua kriminal dari anggota geng. Tetapi sepuluh bulan kemudian, kurang lebih ada seribu dua ratus orang yang telah memberi hidupnya bagi Kristus.
Ps. Juan juga menunjukkan sebuah rekaman video pada Ps. Bobby, bagaimana mereka semua menyembah Tuhan bersama-sama di dalam penjara. Di dalam kebaktian ada dua geng, dan mereka duduk saling bersebelahan. Harusnya mereka adalah musuh bebuyutan yang saling membenci satu dengan lainnya, tetapi di dalam ruang ibadah tersebut, mereka duduk bersama dan menyembah Tuhan secara bersama-sama.
Mereka menyanyikan lagu dan menyembah Tuhan di dalam bahasa Spanyol. Ps. Juan menerjemahkan lagunya, artinya kurang lebih seperti ini,
“Kita dahulu adalah musuh, yang saling membenci dan membunuh antara yang satu dengan lainnya. Tetapi sekarang kita bersatu untuk memuji dan menyembah Tuhan Yesus bersama-sama..”
Lebih lanjut Ps. Juan mengatakan bahwa tidak ada rencana atau strategi manusia yang dapat menjelaskan bagaimana semuanya ini dapat terjadi, kecuali ada intervensi dari Roh Kudus.
Ps. Juan telah belajar bahwa kuasa dari Roh Kudus tidak akan pernah terangkat / meninggalkan kehidupan orang percaya. Dia selalu bersama dengan kita, dan masih turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28). Tidak peduli entah waktunya baik ataupun kurang baik, Roh Kudus tidak akan pernah menyerah atas hidup kita. Dia masih bekerja serta mencurahkan kasih dan anugerah-Nya, di dalam hidup kita semua.
Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya.
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:16-17).
Di ayat ini Tuhan Yesus menjanjikan kedatangan Roh Kudus yang akan tinggal di dalam hidup dan menyertai kita untuk selama-lamanya. Tetapi untuk menghargai janji dari pemberian Roh Kudus, maka kita harus memahami apa konteks dari yang kita baca di ayat-ayat sebelumnya.
Di dalam Yohanes pasal 12 dan 13, Tuhan Yesus berbicara pada murid-muridNya tentang apa yang terjadi pada diri-Nya yang nantinya akan dikhianati, ditolak, dan bahkan mengalami penderitaan sampai mati di atas kayu salib. Dia tahu tentang salah seorang murid-Nya yang akan berkhianat. Dia juga tahu bagaimana murid-muridNya yang kelak akan mengalami aniaya berat, dan mereka nantinya juga berserakan.
Dan di dalam latar belakang ini, Tuhan Yesus mulai berbicara dan memberikan janji di ayat di atas. Bahkan di ayat 14:1 Dia berkata,
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.”
Dia mengatakan pada murid-muridNya untuk tidak gelisah dan mempercayai perkataan-Nya. Mengapa? Karena Dia akan berdoa dan meminta pada Bapa agar memberi Penolong yang lain, yakni Roh Kudus yang akan tinggal di dalam hidup dan menyertai kita untuk selama-lamanya. Dia tidak akan pernah terangkat / meninggalkan kita.
Pada waktu Tuhan Yesus naik ke Surga, kita membacanya di kitab Kisah Rasul, Lukas mengisahkan bahwa Roh Kudus selalu menyertai dan tidak pernah meninggalkan gereja-Nya. Roh Kudus bahkan sudah hadir dalam Kisah Rasul 1:2,
“sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.”
Pada saat Pentakosta,
“Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” (2:4).
Ketika murid-murid dianiaya, saat orang-orang mengancam mereka untuk berhenti memberitakan Injil, Kisah Rasul 4:31 berkata,
“Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.”
Dan pada waktu kita membaca pasal terakhir di dalam kitab Kisah Rasul, Roh Kudus juga ada di sana..
“Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: “Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.”” (Kisah Rasul 21:11).
Roh Kudus melalui perkataan seorang nabi telah mengatakan apa yang nantinya akan terjadi dalam hidup Paulus, untuk menguatkan imannya.
Melalui semuanya itu, hal apakah yang Alkitab ingin katakan pada setiap kita?
Bahkan ketika harus melalui lembah tergelap sekalipun, Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan kita untuk berjalan sendirian. Dia adalah Penolong terbaik, bahkan pada saat tidak ada seorangpun yang mau atau yang dapat menolong kita. Selain itu, Roh Kudus juga adalah Penghibur yang terbaik bagi setiap kita.
Mengapa Diizinkan Aniaya dan Penderitaan?
Mengapa kita diizinkan mengalami aniaya dan juga penderitaan, pada saat kita sedang melayani-Nya? Karena kita sudah tinggal di dalam Kerajaan Allah, tetapi kerajaan-Nya ini masih belum sepenuhnya dinyatakan di dalam dunia ini, karena pada saat ini masih terus bertumbuh. Dua ribu tahun yang lalu, Iblis memang sudah dikalahkan sepenuhnya di atas kayu salib melalui pengorbanan dari Tuhan Yesus. Tetapi sampai sekarang, dia masih belum mau mengakui kekalahannya.
Tuhan Yesus sudah menang dan sudah menyelesaikan semua misi-Nya dengan sempurna, tetapi kemenangan-Nya masih belum sepenuhnya dinyatakan. Apa maksudnya?
Sebagai seorang percaya, kita sudah mengalami kelahiran baru dan tidak lagi mengalami kematian secara rohani. Tetapi sebagai manusia jasmani yang masih hidup di dalam dunia yang fana, kita masih belum dilepaskan sepenuhnya dari apa yang namanya kematian jasmani. Itulah sebabnya kita masih bisa mengalami sakit penyakit, mengalami kematian jasmani pada suatu hari kelak, dan juga bergumul dengan berbagai permasalahan lainnya yang ada di dalam dunia ini.
Tetapi ketika Tuhan Yesus datang kembali kedua kalinya, Dia akan membuat segala sesuatu menjadi baru. Tidak ada lagi yang namanya kematian, dukacita, dan sakit penyakit. Tetapi sekarang kita masih hidup di antara “yang sudah” yakni karya Tuhan Yesus yang sempurna melalui karya salib-Nya, dan yang “masih belum” yakni menanti kedatangan-Nya yang kedua kali.
Pada waktu kita mengikut Yesus, kita dapat menikmati berkat-berkat Surgawi, mengalami damai sejahtera, dan juga sukacita Ilahi. Kita juga dapat mengalami kesembuhan, dan berbagai mukjizat lainnya. Karena Kerajaan Allah sudah datang, melalui kedatangan Tuhan Yesus yang pertama. Tetapi pada waktu kita mengikut Yesus, kita masih diizinkan mengalami penderitaan dan juga keadaan yang buruk. Semuanya ini dapat terjadi karena Kerajaan Allah masih belum sepenuhnya datang dan dinyatakan.
Jadi ketika kita mengalami aniaya dan penderitaan, hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan.
Pertama. Karena dosa dan kerusakan moral, dan semua ini dapat terjadi sebagai akibat dari pemberontakan Adam dan Hawa di taman Eden (Kejadian 3).
Hubungan antara Allah dengan umat manusia menjadi terputus, mengakibatkan kerusakan dan kematian, dan hal ini pada akhirnya berdampak pada tubuh, jiwa, dan roh kita.
Kedua. Bisa juga terjadi karena pilihan yang diambil manusia.
Adanya salah dalam mengambil keputusan, perilaku yang tidak bertanggung jawab, kebiasaan, moral, dan perilaku yang kurang baik yang dapat menuntun pada terjadinya berbagai permasalahan sosial, sama seperti permasalahan sosial yang terjadi di El Salvador.
Di Singapura baru-baru ini terjadi kecelakaan yang sangat buruk, di mana ada seseorang yang melanggar lampu lalu lintas dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan menabrak seorang perempuan muda berusia sembilan belas tahun, yang mengakibatkan perempuan ini meninggal dunia. Hal ini terjadi karena pilihan manusia itu sendiri yang mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, dan mengakibatkan aniaya / hukuman yang harus ditanggung di dalam penjara.
Ketiga. Penderitaan juga bisa berarti ujian terhadap iman.
Tuhan mengizinkan berbagai ujian terjadi, untuk menguji iman kita. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah menikmati ketika kita anak-anakNya mengalami aniaya dan penderitaan, tetapi Dia tetap mengizinkannya karena hal tersebut akan membantu karakter kita untuk bertumbuh.
Apa maksudnya?
Kita tidak akan pernah tahu kalau kita sebenarnya memiliki kasih, sukacita, damai sejahtera, dan kesabaran.. sampai kita berhasil melalui berbagai ujian yang diizinkan-Nya terjadi, untuk memunculkan beberapa karakter seperti di atas.
Contohnya. Saat kita berdoa meminta pada Tuhan agar kita diberi kesabaran. Tak lama kemudian Tuhan mengirimkan orang-orang yang menguji kesabaran kita dengan sangat. Mengapa? Karena kita tidak akan pernah tahu kalau kita punya kesabaran, sampai kita diuji dan kita berhasil melalui berbagai ujian tersebut.
Keempat. Aniaya dan penderitaan bisa juga terjadi karena adanya peperangan rohani. Dan hal ini benar-benar nyata adanya.
“karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Efesus 6:12).
Kelima. Kita diizinkan mengalami aniaya dan penderitaan, sebagai akibat karena kita memilih untuk tetap hidup di dalam kebenaran, dan tidak mau berkompromi dengan dosa.
“Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,” (2 Timotius 3:12).
Ps. Bobby adalah principal / kepala sekolah dari sekolah alkitab di City Harvest yang berada di Singapura. Pada tahun 2006, ada pasangan dari India yang bernama Daniel dan Grace, yang mendaftar di dalam sekolah alkitab tersebut. Setelah graduation, mereka memutuskan untuk pergi ke Punjab di India dan memulai penanaman gereja di daerah tersebut. Memulai pelayanan di Punjab sangatlah sulit. Pastor dan timnya beberapa kali mengalami aniaya, sering terjadi perusakan bangunan gereja, dan kemudian datanglah orang-orang yang tidak suka dengan kegiatan di gereja dan merampok berbagai fasilitas yang ada.
Beberapa tahun yang lalu, Ps. Daniel kembali dipukuli karena memberitakan Injil. Kepalanya harus dijahit karena kali ini lukanya sungguh parah. Ps. Daniel dan tim tidak berani kembali ke rumah, karena takut diserang oleh orang-orang yang tidak menyukai kegiatan dari gereja ini.
Dua tahun yang lalu, ada sekelompok orang yang datang untuk mengacaukan pertemuan mereka. Sehingga pada akhirnya, mereka mengalah dan memutuskan untuk berpindah ke daerah lainnya. Setahun yang lalu Ps. Bobby bertemu dan bertanya pada Ps. Daniel, mengapa dirinya masih mau melakukan semuanya ini? Ps. Daniel menjawab,
“Kasih Tuhan pada kita itu tidak pernah berhenti. Demikian hal yang sama, keputusan kami untuk tetap mempercayai Tuhan juga tidak akan pernah berhenti dan tidak tergoncangkan.”
Mereka tetap setia dan terus melakukan penanaman beberapa gereja lokal di India. Punjab sendiri memiliki dua puluh dua distrik, dan di dalam sepuluh tahun terakhir ini mereka sudah menanam ada tiga belas gereja lokal di tiga belas distrik. Dari satu gereja lokal, bertumbuh menjadi tiga belas gereja lokal di Punjab, India.
Dan semuanya ini dapat terjadi justru di tengah keadaan yang begitu buruk, dan mengancam keselamatan nyawa tim dari Ps. Daniel.
Mengapa mereka memiliki ketetapan hati seperti itu? Karena hidup mereka penuh dengan Roh Kudus yang tidak pernah terangkat / meninggalkan hidup mereka. Itulah sebabnya mereka juga tidak pernah meninggalkan pelayanan di Punjab. Tidak peduli apa pun yang terjadi, bahkan sampai kejadian yang mengancam nyawa, mereka tetap setia kepada Tuhan dan tetap melakukan penanaman gereja.
Roh Kudus yang sama yang telah menyertai Ps. Daniel, Ps. Grace, dan juga tim mereka adalah Roh Kudus yang sama, yang tinggal di dalam hidup kita. Dia tidak akan pernah menyerah terhadap kita.
Kesaksian Ps. Bobby.
Pada waktu Ps. Bobby menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, hal ini bertentangan dengan iman dan tradisi dari keluarganya. Usianya pada saat itu masih baru enam belas tahun, dan orang tuanya benar-benar sangat marah atas keputusannya tersebut. Bahkan mereka mengancam sampai tidak mau mengakuinya sebagai anak mereka. Dua tahun kemudian, bisnis dari keluarganya mengalami kebangkrutan. Pada saat itu di dalam keluarganya hanya Ps. Bobby yang Kristen, lainnya tidak.
Tak lama kemudian, “perang dunia” di dalam keluarganya pun terjadi.
Banyak orang selama ini memiliki anggapan ketika percaya dan mengikut Tuhan Yesus, maka hidupnya akan seperti berlayar di lautan yang tenang dan juga teduh. Tetapi dari apa yang dialami Ps. Bobby dan keluarganya, semuanya bertentangan dengan anggapan tersebut. Keadaan yang pada awalnya sudah buruk yakni orang tuanya marah karena keputusan Ps. Bobby yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi di dalam hidupnya.. sekarang bertambah buruk dengan kebangkrutan usaha dari keluarga Ps. Bobby.
City Harvest adalah gereja pertama dan satu-satunya Ps. Bobby selama tiga puluh lima tahun terakhir ini. Dan selama itulah di dalam pelayanannya banyak terjadi tidak hanya hal-hal yang mengenakkan saja, tetapi juga yang tidak mengenakkan, untuk dapat membantunya bertumbuh.
City Harvest pernah masuk di dalam sepuluh tahun masa yang kelam, karena adanya proses persidangan secara terus-menerus. Pada puncak persidangan, salah satu penatua bahkan ada yang sampai berani memberikan statement bahwa gereja dalam kurun waktu enam bulan ke depan akan mengalami kebangkrutan. Penatua ini memberikan anjuran pada Ps. Bobby untuk melupakan daerah Suntec yang hendak dibeli gereja, dan memberinya nasihat untuk tidak lagi menjadi seorang full-timer dan mempertimbangkan untuk berganti karier. Semuanya benar-benar nyata adanya, terjadi sekitar empat belas tahun yang lampau.
Tetapi sekarang, City Harvest masih tetap ada dan tetap mengadakan ibadah. Mereka masih terus melayani dan membantu orang-orang yang miskin, masih memberitakan Injil Keselamatan, dan juga melakukan penanaman gereja di mana-mana. Setiap hari gerejanya dibangun dan terus disegarkan Roh Kudus. Justru di masa sulit, City Harvest diberkati Tuhan sehingga dapat melunasi semua hutangnya dan dimampukan untuk membeli gedung gereja di Suntec City, di Singapura.
Dan berkat Tuhan tidak berhenti hanya sampai di sana saja, keluarga Ps. Bobby yang semula tidak mau mengakui dirinya sebagai bagian dari anggota keluarga, di masa-masa sulit mereka justru mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Justru pada waktu semua berita buruk tentang City Harvest dimuat di berbagai media cetak di Singapura, keluarga Ps. Bobby justru mendapat kesempatan untuk mengenal Kristus.
Bahkan ibunya Ps. Bobby sekarang setiap seminggu sekali menjadi jemaat setia dari City Harvest khusus ibadah berbahasa Mandarin, dan mendengar setiap minggu khotbah yang disampaikan Ps. Bobby.
Apa pun alasan aniaya dan penderitaan yang terjadi di dalam hidup kita, mungkin dapat terjadi karena dosa, salah mengambil keputusan, ujian iman, peperangan rohani, atau mungkin karena kita tetap memilih untuk berbuat kebenaran sehingga kita harus mengalami berbagai aniaya.. kita tidak perlu menjadi panik ataupun takut.
Sebab Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan kita berjalan dengan sendirian. Pada waktu pertama kali Dia menaruh tangan-Nya di atas hidup kita, sama seperti seorang pembalap yang terus menekan pedalnya pada saat balapan. Hari pertama Dia mencurahkan diri-Nya atas kita.. Dia tidak akan pernah meninggalkan / terangkat dari kita, Dia selalu menyertai dan memampukan, sampai kita menyelesaikan penuh pertandingan iman kita hingga di garis akhir dari kehidupan.
“dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala.” (Yesaya 63:9).
Roh Kudus digambarkan di ayat di atas selalu menjaga dan memelihara umat-Nya. Bahkan dikatakan di dalam kesesakan, Dia sendiri yang akan menyelamatkan, serta menebus kita di dalam kasih dan belas kasihan-Nya. Kalau kita merasa senang dan baik-baik saja, kita merasa ada hadirat Tuhan dan penyertaan-Nya. Tetapi ketika sedang mengalami keadaan berduka dan memiliki banyak pergumulan.. sering kali kita merasa bahwa Tuhan jauh berada di sana, dan kita berada di sini.
Tetapi Alkitab mengatakan pada kita di dalam kesesakan, Dia selalu ada bersama dengan kita. Bahkan dikatakan Dia selalu mengangkat dan menggendong kita. Di dalam terjemahan bahasa Mandarin, kata “menggendong” memiliki arti seperti disembunyikan di dalam dada seseorang. Sebab pada zaman dahulu, banyak orang memakai jubah yang panjang di dalam keseharian mereka.
Hal ini adalah gambaran yang begitu indah. Pada waktu kita mengalami hal buruk, bukannya Tuhan berada jauh di sana dan kita ada di sini.. tetapi Tuhan malah mengangkat setiap kita dan menyembunyikan kita di dalam jubah-Nya. Hal ini adalah gambaran dari Allah yang kita sembah. Roh Kudus sangat mengasihi hidup kita.
Kenangan Bersama Ps. Kim Hock.
Bagi Ps. Bobby, tahun lalu merupakan tahun tersulit yang harus dilaluinya. Gereja mengalami beberapa keadaan sulit, ditambah lagi dirinya kehilangan sahabat terbaiknya, Ps. Kim Hock, yang berpulang ke rumah Bapa di Surga.
Siapa itu Ps. Kim Hock, bagi Ps. Bobby?
Ps. Kim Hock adalah salah satu member yang memulai City Harvest, dan merupakan teman sekolah dari Ps. Bobby. Dan Ps. Bobby ini menerima Kristus terlebih dahulu, dan dia lalu membawa Ps. Kim untuk dapat datang ke gereja dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Ps. Kim adalah orang pertama yang Ps. Bobby bagikan berita Injil, dan mereka berdua bersama-sama mendedikasikan diri untuk melayani Tuhan, sampai akhir hayat hidup mereka.
Bersama-sama melalui pendidikan di tingkat SMA, Universitas, Bible School, dan mengambil Master of Divinity / program S2. Lalu menikah di bulan dan tahun yang sama, menjadi seorang ayah di tahun yang sama, selama dua puluh lima tahun bersama-sama melayani di sekolah alkitab, satunya melayani di bagian direktur misi, satunya lagi di pastor misi, dan keduanya saling mengutus. Mereka berdua bahkan terlihat seperti saudara kembar.
Ketika Ps. Kim dipanggil Tuhan pulang, hatinya Ps. Bobby benar-benar hancur. Mengapa Tuhan mengambil dia di usia yang masih begitu muda? Mengapa Ps. Kim tidak diberi tambahan usia selama beberapa tahun lagi untuk melayani Tuhan?
Saat Ps. Bobby berolahraga di gym sambil berlari, dirinya membayangkan kira-kira apa yang dilakukan Ps. Kim di Surga saat ini?
Roh Kudus mengingatkan ayat ini,
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12:1-2).
Di ayat di atas dikatakan bahwa kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita. Siapa “banyak saksi” ini? Mereka adalah orang-orang percaya yang sudah mendahului kita untuk berpulang, dan mereka menyemangati kita dari Surga. Bisa jadi mereka adalah Musa, Daud, Paulus, dan juga berbagai tokoh pahlawan iman lainnya di dalam Alkitab. Tetapi bagi kita, mereka tidak memiliki arti spesial karena kita tidak pernah berjumpa muka dengan muka, dengan mereka.
Tetapi Roh Kudus menguatkan hati Ps. Bobby dan mengajak dirinya untuk membayangkan bahwa di atas awan-awan, ada sahabatnya Ps. Kim yang selalu tersenyum padanya dan menguatkan dirinya untuk terus berlari dan menyelesaikan pertandingan imannya di bumi ini dengan baik. Mendapatkan kekuatan dari Roh Kudus, hati Ps. Bobby merasa sangat terhibur. Kasih-Nya yang hangat memenuhi hatinya pada saat itu.
Mengapa Ps. Bobby membagikan kesaksian ini? Karena dia ingin menjelaskan bahwa di masa tersuram sekalipun, Roh Kudus selalu bersama kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita berjalan sendirian. Roh Kudus selalu tinggal bersama dengan kita untuk selamanya.
Jangan (pernah) Berhenti.
Gereja Masa Depan Cerah di tahun 2024 ini berusia tiga puluh tujuh tahun, sedangkan City Harvest berusia tiga puluh lima tahun. Usia keduanya tidak terpaut jauh. Dan sekalipun mengalami banyak hal yang menantang iman, seperti yang dilalui Ps. Bobby yang harus menghadapi masa persidangan terus-menerus, dan kehilangan sahabat terbaiknya..
Di tengah menghadapi semua tantangan tersebut, pada tahun 2023 gereja City Harvest telah mencatat ada 6891 orang yang memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Lebih lanjut, gereja ini juga telah mengunjungi banyak orang miskin, membantu mereka di dalam pemberian makanan dan obat sebanyak 9632 orang. Di tahun 2023, total graduate / lulusan sekolah alkitab tercatat sebanyak 8284 peserta.
Alasan Ps. Bobby menceritakan pada kita semua hal ini adalah untuk menguatkan setiap kita bahwa Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan kita berjalan sendirian. Sekalipun mungkin kita tidak dapat merasa dan tidak melihat Dia, tetapi Roh Kudus masih terus bekerja di dalam hidup kita. Dia tidak pernah berhenti bekerja sedetikpun.
Itulah sebabnya kita juga tidak boleh berhenti untuk tetap setia dan mengikut Tuhan Yesus, serta tetap melakukan apa yang perlu untuk kita lakukan. Tetaplah percaya. Tetaplah mengabarkan Injil. Tetaplah menanam gereja dan juga mengasihi orang-orang di sekitar kita.
Dan di tengah kita melakukan semuanya itu, bisa jadi kita akan menghadapi berbagai tantangan dan juga masa sulit. Bisa jadi kita dapat merasa “kering”, kelelahan, dan juga kehabisan energi. Bisa jadi kita dulunya begitu percaya kepada Tuhan, tetapi kita sekarang menjadi ragu akan Dia.
Kita pernah memiliki semangat yang berapi-api di dalam berdoa, tetapi keadaan kita sekarang justru mulai memudar api doa kita. Keadaan kita bisa jadi, tidak bersungguh hati lagi kepada-Nya.
Tetapi bayangkanlah diri kita sebagai pengendara mobil balap, dan pada waktu kita menekan pedal gas pertama kalinya, maka kita tidak akan pernah mengangkat / mengurangi tekanan kita pada pedal gas tersebut. Apa pun yang terjadi. Apa pun tantangan yang harus kita hadapi. Apa pun keadaannya, entah waktu baik ataupun kurang baik.. jangan pernah lepaskan tekanan kita pada pedal gas tersebut. Teruslah melekat dan berharap hanya pada Roh Kudus, dan selesaikan pertandingan iman kita hingga di garis akhir kehidupan.
Mungkin saja kita sekarang merasa lelah. Tetapi ada ayat firman Tuhan yang menguatkan,
“Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:5).
Roh Kudus telah mencurahkan kasih-Nya pada kita. Dan kata “dicurahkan” di dalam bahasa Yunani memiliki arti terus-menerus / tidak berhenti mengalir. Artinya, kasih Ilahi yang Roh Kudus curahkan pada awal pertobatan kita, akan terus dicurahkan sampai kita mengakhiri pertandingan iman di dalam hidup kita. Dia tidak pernah berhenti untuk berbuat sesuatu, di dalam hidup kita.
Alasan kita berada di sini, karena bertahun-tahun yang lalu pada waktu kita menyembah.. kita mengalami jamahan dari Tuhan dan juga merasakan kasih-Nya. Semua bermula dari Dia yang mengasihi kita terlebih dahulu, Dia mencurahkan kasih-Nya di dalam hidup kita, lalu kita memberikan hidup bagi-Nya, kita melayani dan menjadi hamba-Nya di seumur hidup kita, dan menyukakan hati-Nya.
Dalam perjalanan iman kita, bisa jadi kita akan menghadapi tantangan dan juga masa sulit. Ibarat kita seorang pembalap mobil, pertama kalinya kita menekan pedal gas dengan kencang, lalu mulai perlahan melambat, dan pada akhirnya berhenti.
Di manakah posisi kita hari ini? Maukah kita membuka hati untuk Dia? Maukah kita mengatakan dan meminta Roh Kudus untuk memberikan fresh anointing / urapan yang menyegarkan dan juga fresh touch / jamahan yang menyegarkan? Kita hanya bisa mengasihi, ketika Dia terlebih dahulu mengasihi dan memenuhi hati dan hidup kita dengan kasih-Nya.
Roh Kudus mencurahkan kasih-Nya dengan terus-menerus, bahkan di dalam keadaan sulit sekalipun, Dia tidak pernah meninggalkan kita dan tetap melimpahi kita dengan kasih-Nya, agar kita dapat mengasihi sesama kita.
Dia sangat dekat dengan kita, dan yang perlu kita lakukan hanyalah membuka hati kita, memberikan kepada-Nya setiap rasa sakit, semua kesusahan.. dan katakan pada Roh Kudus untuk memenuhi kita dengan urapan yang baru, dan mencurahkan jamahan yang baru di dalam hidup kita.
Di masa sulit sekalipun, Dia tidak akan pernah meninggalkan kita berjalan dengan sendirian. Percayalah pada-Nya. Serahkan diri kita kepada-Nya. Firman Tuhan mengatakan,
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Korintus 12:9).
Kasih karunia-Nya itu cukup bagi kita. Kuasa-Nya akan mengangkat hidup kita, dan hidup kita akan dimerdekakan untuk dapat melayani-Nya. Firman Tuhan juga mengatakan,
“Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” (2 Korintus 3:17).
Berikan area-area tertentu yang telah melukai hati dan hidup kita itu kepada-Nya. Izinkan Dia menyembunyikan dan menyembuhkan kita di dalam dekapan dada-Nya. Biarlah setiap hati yang hancur disembuhkan, setiap yang tertawan, roh depresi dan putus asa, dan menekan itu dibebaskan di dalam nama Yesus!
Undanglah Roh Kudus untuk masuk di dalam hati dan hidup kita. Biarlah Dia selalu memenuhi kita di setiap hari-hari kita, dan membebaskan kita dari segala dosa dan ikatan. Teruslah mempercayai-Nya. Dia akan membawa kita di dalam dekapan dada-Nya. Dan kita akan melayani-Nya di sepanjang hidup kita. Dalam nama Yesus, kita berdoa.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments