top of page

Betuel Himawan - Ya Bapaku!

Catatan Khotbah: Ya Bapaku! Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Betuel Himawan, di Ibadah Doa Pagi pada Tgl. 8 April 2023.


Ayat Bacaan: Matius 26:36-46.


Kita sering mendengar cerita tentang kejadian di taman Getsemani yang sesungguhnya merupakan kejadian yang sangat berat, Tuhan Yesus berada di dalam kondisi yang seperti mau mati rasanya, sangat menyedihkan, dan tidak ada harapan. Bahkan dituliskan keadaan Yesus sangatlah menderita, firman Tuhan mengatakan,


“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44).

Apakah Yesus takut mati dan takut dengan penderitaan? Sesungguhnya, Dia sangat akrab dengan yang namanya penderitaan dan penganiayaan. Firman-Nya berkata,


Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." (Matius 8:20).

“Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.” (Yohanes 8:59).

Getsemani, Bayangan Golgota.


Tetapi yang membuat-Nya gentar dan seperti mau mati rasanya, karena di taman Getsemani tersebut, Dia terbayang akan ditinggalkan Bapa-Nya. Tidak ada hubungan yang lebih intim dan lebih indah dari hubungan kasih Yesus dengan Bapa-Nya. Dia sudah merasakan Golgota-Nya, dan tahu beberapa jam ke depan, diri-Nya harus mengalami siksaan salib, dan yang justru terberat adalah terpisah dari hubungan karib bersama dengan Bapa-Nya yang di Surga.


“Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku..” (Matius 26:39).

Ketika Dia memanggil Bapa, panggilan ini tidak hanya sekadar panggilan yang sambil lalu saja, tetapi panggilan seorang anak yang sedang mencari dan benar-benar membutuhkan kehadiran dan pertolongan dari ayahnya. Selama ini Yesus tidak pernah terpisah dengan Bapa yang sangat dikasihi-Nya. Tetapi Dia tahu, di momen salib, Dia akan ditinggalkan-Nya.


Tujuan Salib.


Di atas kayu salib, Tuhan Yesus ditinggalkan supaya kita dapat kembali memiliki relasi dengan Bapa di Surga. Kitalah yang seharusnya manusia berdosa ini dihukum dan naik ke atas kayu salib. Tetapi Yesus mau menanggung semuanya, agar dosa-dosa kita diampuni, dan dapat kembali memanggil-Nya Bapa serta kita menjadi anak-anak kesayangan-Nya. Ini adalah tujuan salib yang sesungguhnya bagi kita.


Seorang yang tak berdoa, justru merendahkan karya salib Tuhan Yesus. Tanpa karya salib, kita tidak memiliki hak untuk berdoa (berkomunikasi) dengan Bapa di Surga. Di Getsemani Yesus berdoa, supaya kita nantinya bisa berdoa.


Doa itu mahalnya seharga darah Yesus.

Mengapa kita berdoa? Karena demi inilah Tuhan Yesus naik ke atas kayu salib. Pahamilah bahwa di kayu salib, Dia memulihkan kembali hubungan kita dengan Bapa di Surga yang sebelumnya telah dirusak oleh dosa. Dengan darah-Nya yang tercurah menebus dosa-dosa kita, maka kita kembali diangkat menjadi anak-anakNya. Doa kita itu ada meterai dan jaminan dari-Nya.


Amin. Tuhan Yesus memberkati.

3 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comentários


bottom of page