top of page

Be Strong (Andreas Rahardjo)



Catatan Khotbah: “Be Strong”, ditulis dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo Tgl. 1 Januari 2023.


“Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah! Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.” (Mazmur 84:6-8).


Ayat di atas adalah rencana Tuhan yang terbaik bagi setiap kita. Dia ingin agar gereja-Nya semakin lama bertumbuh semakin kuat, dan juga dewasa dalam kerohanian. Dia tidak ingin gereja-Nya semakin lemah ketika keadaan dunia semakin bertambah sulit, tetapi justru gereja-Nya hidup dalam berkemenangan, sebelum Dia menjemput gereja-Nya pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali. Masalah pasti akan tetap ada, tetapi bisa tidak menjadi masalah kalau kita memiliki dasar kerohanian yang kuat di dalam-Nya. Kita diberi hikmat dan juga dimampukan untuk melalui setiap musim di dalam hidup kita.


“Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."” (Roma 1:17).


Do not pray for an easy life, but pray to be a stronger man. Jangan berdoa supaya saudara memiliki hidup yang mudah, tetapi berdoalah supaya saudara dapat menjadi seseorang yang lebih kuat. -Philips Brooks.

Mungkin selama ini ketika kita memutuskan untuk lebih bersungguh lagi dalam mengiring Tuhan, masalah justru datang semakin bertambah banyak. Tetapi menghadapi masalah masih tetap jauh lebih baik bersama dengan Kristus, daripada kita menghadapinya dengan hikmat dan kekuatan yang terbatas. Bersama-Nya kita pasti selalu dimampukan untuk menjadi lebih kuat dalam kerohanian, dari dalam terlebih dahulu baru keluar dan menjadi berkat bagi sesama.


Bagaimana Menjadi Kuat?


Bagian Pertama. Hidup oleh Iman.


“Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau..” (ayat 6).


“Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu..” (1 Petrus 1:5).


Kerohanian kita tidak akan kuat bila kita tidak hidup oleh iman. Jangan mendasarkan hidup kita berdasarkan emosi, karena mudah berubah-ubah, tetapi dasarkan dan biarlah hidup kita itu dipimpin oleh iman kita yang teguh kepada Tuhan. Emosi mudah dipengaruhi keadaan sekitar, tetapi kita dapat belajar dari sikap pemazmur yang tidak membiarkan kondisi jiwanya yang sedang gundah untuk dirinya tetap berharap dan memuji Tuhan,


“Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (Mazmur 42:5-6).


Salah satu definisi iman memiliki arti,


Keyakinan yang teguh akan kebesaran dan kehebatan Tuhan, yang telah diwahyukan di dalam hidup kita. Iman yang teguh memiliki pewahyuan yang benar tentang Kristus.


Belajar dan memiliki pengetahuan memanglah penting, tetapi kita tidak boleh melupakan bahwa Tuhan itu masih jauh lebih besar dari segala pengetahuan yang kita miliki. Dia tidak bisa dimasukkan dan dibatasi oleh pola pikir kita yang terbatas. Secara akal manusia, kita tidak dapat memahami keIlahian-Nya. Tetapi seseorang yang memiliki pewahyuan tentang Kristus, hidupnya tidak mudah digoyahkan. Kita akan dimampukan untuk dapat melihat dan memahami karya Allah dari sudut pandang yang berbeda.


Kita dapat belajar tentang siapa Pribadi Tuhan dan juga karya-Nya, tetapi kita membutuhkan roh hikmat dan pewahyuan, supaya kita dapat lebih dalam untuk mengenal Pribadi-Nya.


“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Efesus 3:18-19).


Adalah doa dari Rasul Paulus bagi jemaat agar dapat mengenal kasih Allah yang melampaui segala pengetahuan. Kasih-Nya mungkin dapat diajar dan dikhotbahkan, tetapi kita tetap membutuhkan pewahyuan dari kasih-Nya yang lebih dalam lagi. Dia begitu menyayangi hidup kita. Firman-Nya berkata,


“Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” (Yeremia 31:3).


Di Bagian Pertama ini kita belajar tentang Hidup oleh Iman, dan iman seperti bagaimana yang dimaksudkan?


Iman Pertama. Iman yang berani menghadapi, bukan mencari, masalah.


“Apabila melintasi lembah Baka..” (ayat 7).


Lembah Baka itu berbicara tentang air mata, tempat yang tidak menyenangkan hati, tidak menarik, dan juga tidak disukai orang. Tetapi seseorang yang hidup oleh iman, tidak akan menghindari atau pun memilih jalan pintas, melainkan menghadapinya. Sekalipun kita memiliki iman yang banyak dan besar, tetapi bila tidak berani menghadapi masalah, maka tidak ada gunanya iman kita. Jangan menciutkan dan mempensiunkan iman kita, tetapi teruslah melatih dan mempergunakan, teruslah setia dan memperjuangkan iman kita hingga di garis akhir.


Berbagai penyimpangan psikologis terjadi karena seseorang tidak berani menghadapi masalah. Dan bagaimana caranya agar kita dapat mengalami kemenangan, bila kita selalu menghindar dari masalah? Di luar sana, carilah seseorang yang memiliki masalah, lalu berdoalah bagi mereka. Di balik setiap permasalahan yang sedang dihadapi, pasti ada berkat Tuhan yang selalu menanti. Amin.


Iman Kedua. Iman yang berani mengubah keadaan.


“…mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.” (ayat 7).


Lembah Baka yang penuh dengan air mata diubah menjadi mata air. Iman ini bukan hanya iman yang berani menghadapi masalah, tetapi juga rindu untuk mengubah keadaan dan “atmosfir” yang ada, agar dapat mendatangkan dan mencurahkan berkat Tuhan dalam hidup umat-Nya. Ketika “atmosfir” dan sikap hati dapat diubah, maka hal ini adalah langkah pertama kemenangan yang sudah kita raih.


“dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” (Mazmur 37:4).


Ayat di atas mengajak kita untuk bergembira bukan karena berkat-Nya, tetapi karena Tuhan. Teruslah mempercayai bahwa pemberian-Nya di dalam hidup kita itu selalu yang terbaik, tepat sesuai dengan waktu-Nya yang terbaik. Bagian kita hanyalah melakukan apa yang dapat kita lakukan, dan bagian-Nya adalah melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan.


Buah apel tidak cocok ditanam di atmosfer kota Surabaya karena cuacanya yang panas, cocoknya di kota Malang yang atmosfernya jauh lebih sejuk. Demikian juga halnya dengan berkat Tuhan yang tidak dapat dicurahkan, bila hidup kita selalu mengeluh. Rubahlah sikap kita agar berkat-Nya dapat tercurah. Belajarlah untuk mengucap syukur dalam segala keadaan.


“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8).


Kuasa yang kita terima dari Allah Roh Kudus pertama-tama adalah kuasa yang memampukan setiap kita untuk mengubah kebiasaan kita yang kurang baik, agar hidup kita dapat dipakai untuk menjadi saluran berkat bagi sesama. Mengubah suasana dan keadaan negatif menjadi positif.


Ketiga. Ayat 8. Iman yang tujuannya akhirnya adalah untuk memuliakan nama Tuhan, bukan mencari kemegahan diri sendiri.


“Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.” (ayat 8).


Setiap kemenangan yang diraih semuanya adalah bagi kemuliaan-Nya, bukan mencari kehebatan diri sendiri. Ketika kita memiliki motivasi hati yang benar di hadapan Tuhan, maka tidak ada ketidakbenaran di dalam hidup kita.


“.. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16b).


Doa orang yang benar adalah: Seseorang yang hidupnya sudah dibenarkan Tuhan, dan doa orang yang motivasi hatinya benar. Semua yang didoakan dan dilakukan hanyalah untuk mencari kemuliaan bagi nama Tuhan, kita tidak mau sedikitpun mencuri kemuliaan-Nya. Setiap kita dimampukan-Nya untuk mengubah,


Kekecewaan menjadi Kesaksian.

Kekalahan menjadi Kemenangan.


Dan semuanya dimulai dari sikap kita yang diubahkan terlebih dahulu.


Bagian Kedua. Hidup dalam Komunitas.


“Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.” (ayat 8).


Di ayat di atas terdapat kata “mereka”. Kita tidak akan dapat menjadi kuat secara sendirian, kita perlu untuk hidup dalam komunitas orang percaya. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan (Pengkhotbah 4:12b).


Tema di tahun 2023 sekali lagi adalah,


“Moving Forward. Moving Together.”


Tidak ada seorang pun yang merasa ditinggalkan. Semuanya bergerak, dan bersama-sama kita meraih kemenangan dari Tuhan. Milikilah prayer partner atau teman untuk berdoa. Saling berkomitmen dalam mendoakan, dan juga saling menjaga satu dengan lainnya.


“Akan ada masa-masa sulit di mana kita tidak akan bisa hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan, dan juga dengan saudara seiman.” -Watchman Nee

Amin. Tuhan Yesus memberkati..

77 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page