top of page

Arthur Siagian - Part 6. Aman di dalam Tangan Allah yang Berdaulat

Catatan Khotbah: “Letters to the Seven Church. Part 6. Jemaat di Filadelfia: Aman di dalam Tangan Allah yang Berdaulat”. Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Arthur Siagian di Ibadah Minggu Tgl. 23 Juli 2023..

“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” (Wahyu 1:3).


Allah mewahyukan Diri-Nya pada gereja-Nya yang pada saat itu sedang menghadapi tantangan dan juga mengalami penderitaan yang diakibatkan aniaya oleh karena nama-Nya, dan hal ini sangat sulit bagi kita untuk memahami karena kita belum pernah mengalaminya. Dan pada saat gereja-Nya sedang mengalami aniaya, Tuhan Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai Allah yang hidup, yang mau peduli dan memperhatikan jemaat-Nya, karena Dia adalah Allah, Sang Pemenang.


Karena itu sebesar apa pun tantangan yang sedang kita hadapi hari-hari ini, jangan pernah biarkan hal tersebut menggoyahkan iman, karena kita tahu iman kita itu ditaruh di dalam tangan Allah yang hidup dan yang berkuasa. Dia adalah Allah Sang Pemenang, maka kita pun dapat mengalami kemenangan tersebut bersama-Nya, di dalam hidup keseharian kita.


Surat kepada Jemaat di Filadelfia.


“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku. Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau. Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu. Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” (Wahyu 3:7-13).


Melalui surat-Nya kepada jemaat di Filadelfia, kita dapat belajar tiga hal.


Pertama. Allah yang Memegang Kunci Otoritas.


“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.” (ayat 7).


Kristus telah menyatakan Diri-Nya pada jemaat di Filadelfia bahwa Dia adalah Allah yang memegang Kunci Otoritas atas segala sesuatu. Dia menyatakan Diri-nya sebagai Allah yang “Berdaulat”, dan kata ini kurang dipahami oleh gereja-Nya pada hari-hari ini. Mengapa? Karena kehidupan Kekristenan sering kali berjalan dengan sembrono, banyak yang berpikir dan beranggapan bahwa hanya dengan menjalani kehidupan asal-asalan / ala kadarnya, pasti sudah bisa menyenangkan hati Tuhan.


Dan kita juga sering kali salah dalam memahami dan menyamakan ayat di atas,


“..apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.”

Dengan ayat firman Tuhan,


“Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Matius 16:19).

Kita beranggapan bahwa kita juga diberikan otoritas untuk “membuka dan menutup”, padahal kunci otoritas ini hanya Allah yang memilikinya. Manusia tidak diberi kuasa / otoritas untuk dapat menentukan apa yang akan terjadi di dalam hidupnya, karena hanya Allah yang berdaulat memegang jalannya hidup kita. Bukan kita.


Maksud Tuhan dalam Hidup Ayub.


“Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu. Maka firman TUHAN kepada Iblis: “Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.” (Ayub 1:9-12).


Sering kali kita tidak habis berpikir mengapa Tuhan terkesan jahat pada orang seperti Ayub yang dipuji di hadapan Iblis,


“Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (ayat 8).

Tetapi kita dapat belajar dari kisah Ayub mengenai kedaulatan Tuhan yang di mana Dia mengizinkan untuk membuka perlindungan-Nya terhadap Ayub, sehingga Iblis dapat mengambil semua berkat yang Dia beri. Dan Tuhan menutup juga, sehingga di tengah penderitaan yang dialami, tidak ada seorang pun yang mau dan yang dapat menolong Ayub.


Dan semakin dalam kita merenungkan kata “Allah yang Berdaulat”, maka semakin dalam pula kita akan dimampukan untuk dapat memahami bahwa pasti masih ada maksud dan rencana terbaik-Nya, di balik setiap peristiwa yang diizinkan-Nya terjadi dalam kehidupan Ayub, dan juga hidup kita tentunya. Dan melalui apa yang dialami Ayub, kita juga diajar bahwa di tengah penderitaan yang diizinkan-Nya terjadi, hal itu dapat menguatkan hati dan iman kita serta menanam dan menumbuhkan sikap hormat dan kekaguman akan Allah, dan juga roh yang takut akan Dia.


Di luar sana masih banyak orang yang menjalani hidupnya tanpa berharap dan mengandalkan Tuhan, dan kita melihat sepertinya kehidupan mereka berhasil. Dan kita pun mulai merasa dan tergoda, kalau kita juga menjalani hidup dengan biasa-biasa saja, tidak bersungguh hati lagi untuk berharap hanya kepada Tuhan.. maka kita merasa kita juga pasti dapat berhasil.


Dan karena inilah tak sedikit dari antara kita yang di dalam hidup Kekristenan, kita menjalani sebuah kehidupan seolah Tuhan itu tidak ada dan tidak melihat apa yang sedang kita perkatakan dan perbuat di dalam hidup ini. Tak jarang kita menyimpan kesalahan orang lain dan ingin membalas perbuatan mereka di saat ada kesempatan. Kita juga membiarkan keserakahan menguasai hidup kita dengan menginginkan apa yang menjadi milik orang lain.


Di setiap kesempatan kita merasa hidup ini sudah tidak ada lagi dan tidak membutuhkan Tuhan, karena kita sudah tidak memiliki lagi rasa hormat dan takut akan Allah di dalam hidup kita.


Itulah sebabnya Dia mewahyukan Diri-Nya pada gereja-Nya dan juga pada kita untuk menumbuhkan kembali dalam diri: Rasa hormat, takut akan Tuhan, dan juga kekaguman akan Dia agar kita mau memperjuangkan hidup yang benar dan kudus, di dalam hidup keseharian ini.


Berapa pun harganya, kejarlah hidup dalam kebenaran dan juga hidup kudus di hadapan-Nya. Untuk hidup benar pasti ada harga yang harus kita bayar. Tidak mungkin kita dapat hidup benar dan kudus, dengan rasa nyaman yang kita dapat dari dunia ini. Kalahkan “keinginan daging” agar kita dapat menjalani kehidupan yang menyenangkan hati-Nya. Rasa hormat dan takut akan Tuhan baru lahir di dalam hati kita, ketika kita ini benar-benar mau untuk memperjuangkan hidup benar dan juga hidup kudus, di dalam keseharian hidup kita.


Kedua. Kerjakan Panggilan Kita, karena Tuhan Melihat dan Memperhatikannya.


“Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.” (Wahyu 3:8).


Surat kepada jemaat di Filadelfia ini berisi pujian dari-Nya, dan untuk mendapat pujian tersebut tidaklah mudah. Apa yang harus kita lakukan? Semuanya membutuhkan usaha dan perjuangan terus-menerus agar Tuhan tidak mencela, tetapi memuji apa yang kita perbuat. Mengapa? Karena Tuhan tidak hanya sekadar melihat apa yang dapat kita lihat dan apa yang tak dapat dilihat, tetapi lebih dari itu semua, Dia melihat sampai jauh di kedalaman hati kita.


Filadelfia merupakan bahasa Yunani yang berasal dari kata Fileo yang artinya sebuah kasih tulus dan murni tanpa menuntut imbalan apa-apa, dan Delpho yang artinya sebuah ikatan persaudaraan yang erat. Jika digabungkan, maka Filadelfia berarti Kasih Persaudaraan. Dan yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah,


Apakah benar kita sudah hidup di dalam kasih?


Kalau kita berbuat baik dan membantu hidup seseorang, apakah hal tersebut dapat dikatakan bahwa kita benar-benar telah mengasihi dirinya? Belum tentu. Karena bisa saja kita memiliki motivasi hati lainnya. Bisa jadi ketika kita membantu hidup seseorang yang sedang mengalami kesusahan, semuanya bertujuan hanya agar kita mendapat pujian bagi diri sendiri.


Apa yang Tuhan cari dari gereja-Nya? Ketaatan dan Ketekunan. Dan apa yang Dia mau kerjakan bagi gereja-Nya? Yakni membuka pintu berkat terbaik-Nya, untuk membela, melindungi, dan juga memelihara kita gereja-Nya. Percayalah kalau Tuhan yang sudah membuka pintunya bagi kita, maka tidak ada satu hal pun yang dapat menghalangi perkenanan-Nya untuk dapat dinyatakan di dalam hidup kita.


Dan kita tidak akan mungkin bisa untuk hidup di dalam rencana terbaik-Nya bila kita tidak mau mengusahakan dan memperjuangkannya dengan sungguh. Menjalani kehidupan ini dengan takut akan Tuhan, bijaksana, dan juga tidak sembrono. Tuhan Yesus memang sudah menang dan menjanjikan kemenangan-Nya bagi gereja-Nya, tetapi untuk mengalami kemenangan tersebut, kita harus memperjuangkannya. Dia masih sanggup untuk melakukan apa yang kita tidak pernah pikirkan dan kerjakan sebelumnya.


Kalau kita tidak mau bersungguh hati dalam mengikuti-Nya, lalu apa yang sedang kita lakukan? Waktu kehidupan di dalam dunia ini berjalan terlalu singkat untuk dilalui dengan bermain Kristen-kristenan. Berjuanglah untuk memulai hidup saleh, dan tidak ada kata terlambat untuk memulainya. Tuhan masih memiliki rencana terbaik bagi gereja-Nya. Gereja pasti Menang, karena Allah pasti membela gereja-Nya. Dan kalau kita hidup di dalam kebenaran, tidak mungkin Dia membiarkan hidup kita berjalan sendirian. Semua masih berada di dalam kendali terbaik-Nya.


Ketiga. Tuhan Selalu Memberi Upah pada Mereka yang Bersungguh Hati.


“Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.” (Wahyu 3:12).


Menjalani hidup dalam kebenaran adalah cara kita untuk membalas kasih Tuhan dan membalas anugerah-Nya yang besar. Dan inilah sebabnya kita selalu membutuhkan-Nya. Apa pun keadaan yang kita alami, mintalah agar Tuhan selalu mewahyukan Diri-Nya agar hidup Kekristenan kita tidak berjalan dengan biasa-biasa saja tetapi dapat memberikan nilai dan orang-orang di sekitar itu dapat melihat Kristus hidup di dalam diri kita.


Percayalah bahwa Dia yang memegang kunci Daud itu masih berkuasa dan masih memegang masa depan hidup kita dan juga anak-anak kita. Berilah hati dan segenap hidup kita untuk mau menghidupi apa yang telah menjadi kehendak-Nya. Dan Allah yang setia itu yang akan memberi upah-Nya, bagi setiap kita yang mau bersungguh hati dalam mengiring-Nya.


Pujian dari-Nya adalah upah yang sesungguhnya paling bernilai yang bisa Allah berikan dalam hidup anak-anakNya, bukan segala sesuatu yang berasal dari dalam dunia ini.

“Maka kata Tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu.” (Matius 25:21).


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

5 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page