Catatan Khotbah: “Zakheus dan Kerinduan Hatinya”. Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Arthur Siagian, di Ibadah Doa Pagi Tgl. 22 April 2023.
Ayat Bacaan: Lukas 19:1-10.
Kisah tentang Zakheus sungguhlah menarik. Di tengah kerumunan banyak orang, dia hanya sekadar ingin melihat bagaimana gambaran pribadi Yesus yang selama ini begitu viral. Dia tidak memiliki agenda lain di dalam kisah yang kita baca di atas. Berita yang didengar selama ini membuatnya memiliki bayangan bahwa Yesus adalah Pribadi yang luar biasa. Dan pada saat menyadari kondisi fisiknya yang membatasi untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus, dirinya..
“..berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.” (ayat 4).
Di tengah banyaknya kerumunan orang, Tuhan Yesus itu tahu dan dapat merasakan, serta menyadari kehadiran seorang Zakheus. Hal apa yang membuat-Nya dapat merasakan?
Adanya kerinduan yang besar dalam hati Zakheus untuk dapat berjumpa dengan diri-Nya.
Dan hal inilah yang harus ada pada kita saat berdoa, kita terus membangun dan menjaganya di setiap hari. Doa bukan hanya sekadar meminta, tetapi kesungguhan hati dalam mencari dan melihat wajah Tuhan. Hal inilah yang telah hilang dalam kehidupan doa kita. Mintalah agar Dia kembali menyalakan kasih dan gairah kita kepada-Nya. Kekuatan doa yang mengubah didasarkan pada kerinduan kita untuk mencari wajah-Nya dan memberi segenap hati kita, dan tidak bergantung pada apa pun situasi dan keadaan yang sedang kita alami.
Mintalah agar Roh Kudus boleh menyalakan kembali gairah dan kerinduan yang besar di dalam hati untuk terus mencari wajah-Nya, dan hal inilah yang membuat kita “hidup” dalam kehidupan doa dan juga kerohanian. Amin.
Kita bukan hanya sekadar ingin agar Tuhan menjawab doa-doa kita, tetapi hidup kita juga terus diperbarui melalui doa-doa yang kita naikkan. Agar Roh Kudus juga terus mewahyukan Pribadi Kristus di dalam hidup kita. Menyadari bahwa Dia begitu indah, dan hadirat-Nya dapat mengubah hidup kita. Kita berdoa bukan karena ingin agar setiap beban permasalahan kita dijawab-Nya, tetapi juga menginginkan Pribadi-Nya. Pada saat kita semakin dalam mengenal-Nya, kehendak Tuhan yang kita naikkan dalam doa pasti akan dijawab-Nya.
Kehidupan doa yang dinyalakan oleh gairah / kerinduan, selalu mengubah hidup.
Karena ada gairah untuk berjumpa dengan Yesus, saat Dia menumpang di rumah Zakheus, hal inilah yang mengubah hidupnya. Dan yang paling sulit diubahkan adalah “akar” yang ada dalam hati, tetapi gairah / kerinduan akan membuat hati kita semakin dilembutkan dan diubahkan. Tidak ada mukjizat kesembuhan fisik yang terjadi, tetapi kehadiran-Nya telah melembutkan hati Zakheus untuk mengadakan pertobatan,
"Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (ayat 8).
Pada saat Yesus diejek dan dianiaya, Dia tetap setia dan bertekun dalam mengerjakan kehendak Bapa-Nya. Mengapa? Karena di setiap pagi, Dia memiliki gairah dan selalu menyediakan waktu untuk memiliki dan membangun hubungan karib bersama dengan Bapa-Nya. Milikilah gairah / kerinduan yang sama seperti diri-Nya. Carilah wajah-Nya, rindukan agar kita dapat mengalami-Nya lebih lagi. Tidak ada hal lain yang jauh lebih bernilai, selain dari kita dapat mengenal lebih lagi Pribadi-Nya.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments