Catatan Khotbah: “Damai di tengah Badai.” Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Arthur Siagian di Ibadah Natal “Peace” di MDC Putat Surabaya, pada Tgl. 25 Desember 2023.
Keadaan pada malam hari itu berbeda dari biasanya, tiba-tiba saja ada badai besar yang datang dan menerjang danau tersebut. Di tengah kegelapan malam pekat, hanya terdengar suara gemuruh badai yang begitu menakutkan, serta suara deru gelombang air danau yang terus-menerus menghantam perahu yang dinaiki Tuhan Yesus bersama dengan para murid-Nya.
Dalam keadaan panik, takut, dan kuatir, para murid dengan segenap tenaga berusaha untuk mengendalikan perahu mereka. Beberapa dari mereka ada yang berusaha untuk mengeluarkan air yang mulai masuk dan membanjiri dasar perahu, sementara yang lain berusaha dengan susah payah mencoba untuk membawa perahu mereka keluar dari badai itu.
Tetapi di tengah situasi yang menakutkan, Yesus, Sang Guru Agung mereka justru malah tertidur pulas di buritan di sebuah tilam.
Pada mulanya mereka hanya membiarkan Yesus tertidur dan beristirahat. Tetapi pada saat keadaan semakin bertambah buruk, saat menyadari mereka tidak lagi memiliki harapan untuk dapat selamat dari amukan topan yang sangat dahsyat itu, mereka mulai berteriak pada Yesus yang sedang tertidur lelap,
"Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?"
Saat Yesus terbangun oleh teriakan dari murid-muridNya yang panik dan ketakutan, Dia bersikap seperti “tidak menyadari” betapa gawatnya keadaan yang mereka alami saat itu. Dia tetap tenang, tidak terpengaruh rasa takut dan juga paniknya para murid pada saat itu. Dia tahu apa yang harus diperbuat pada saat menghadapi situasi tersebut.
“Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.” (Markus 4:39)
Mengapa Dia dapat tetap tenang di tengah badai dan tidak kehilangan damai?
Sederhana jawabannya, karena Dia mengenal Sang Bapa. Pengenalan Yesus akan Bapa-Nya lebih dalam dibanding pengenalan yang dimiliki para murid-Nya. Dia menyadari penyertaan dari Bapa-Nya, dan mengenal dengan benar siapa jati Diri-Nya, yakni Anak Allah.
Damai seperti yang dimiliki Tuhan Yesus adalah damai yang kita butuhkan, yang merupakan damai yang berasal dari Tuhan sendiri. Inilah sebabnya momen Natal di tahun 2023 ini memiliki arti yang begitu penting, untuk menyiapkan hati dan hidup saat kita akan mengakhiri tahun 2023, dan juga untuk menyongsong tahun 2024.
Beberapa dari antara kita mungkin mengakhiri tahun 2023 ini dengan berbagai pergumulan yang masih belum terjawab seperti, masalah yang masih belum terselesaikan, menanti mukjizat kesembuhan yang masih belum terjadi, dan juga banyak hal lainnya. Tetapi jangan biarkan semua keadaan tersebut mencuri damai sejahtera di dalam hati kita.
Di samping itu, kita juga memasuki tahun 2024 sebagai tahun politik yang tidak memberi kepastian di sisi usaha dan juga pekerjaan. Sebuah tahun di mana kita juga mungkin masih mendengar banyak berita tentang perang, dan keadaan dunia yang serba tidak menentu. Tetapi sekali lagi, jangan biarkan kecemasan dan kekuatiran dari dunia ini mencuri damai sejahtera di dalam jiwa kita.
Kita Membutuhkan Damai-Nya.
Damai yang dari Tuhan adalah harta yang sangat bernilai, kita sangat membutuhkan-Nya. Dengan dengan damai tersebut, kita dapat hidup, bekerja, berusaha, dan tetap melayani di dalam pengharapan dan juga kehendak-Nya. Damai yang dari Tuhan mampu menghadirkan istirahat bagi jiwa kita, memberi kemampuan untuk dapat menguasai hati dan pikiran kita, di berbagai kondisi apa pun yang sedang terjadi.
Dengan damai itu, kita juga dimampukan untuk dapat menyadari kehadiran Tuhan, melihat tuntunan dan mendengar suara-Nya.. sehingga kita dapat memiliki rasa aman dan mengalami kemenangan atas berbagai tantangan yang sedang menghadang langkah di depan jalan kita.
Ada tiga kebenaran yang perlu dihidupi, kita perkatakan dan juga renungkan di penghujung tahun 2023 dan juga menjalani tahun-tahun mendatang, agar damai yang dari Tuhan dapat hadir di dalam jiwa, dan setiap kita dimampukan untuk dapat memeliharanya.
Kebenaran Pertama. Yesus adalah Raja Damai.
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:5).
Yesus adalah Sang Raja Damai, berusahalah untuk mengenal-Nya lebih dalam karena hanya di dalam-Nya ada rasa aman yang sejati. Dengan memahami kebenaran ini, akan melindungi setiap kita dari berbagai kekuatiran dan rasa takut, serta menghadirkan damai sejahtera berlimpah.
Kebenaran Kedua. Allah adalah Imanuel.
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" yang berarti: Allah menyertai kita.” (Matius 1:23).
Kelahiran Tuhan Yesus ke dalam dunia menghadirkan janji yang pasti, bahwa Dia adalah Allah Imanuel yang selalu menyertai setiap kita. Penyertaan-Nya tidak pernah berkesudahan, kita tidak akan pernah dibiarkan untuk berjalan dengan sendirian, dalam menghadapi berbagai musim di dalam hidup kita. Dalam penyertaan-Nya, ada jaminan perlindungan dari segala marabahaya yang mengancam hidup kita.
Kebenaran Ketiga. Damai Sejati hanya dari Allah.
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27).
Damai yang sejati hanya berasal dari Allah, dan hanya Dia yang dapat memberikannya di dalam hidup ini. Dunia sama sekali tidak dapat mengenal damai yang dari Allah, dan tidak dapat memberikan damai sejati yang seperti ini.
Damai bukanlah sebuah keadaan di mana tidak terdapat masalah, tantangan, kesukaran, kekurangan, ataupun penderitaan. Tetapi damai dapat hadir, pada saat dengan iman kita mau membuat keputusan untuk tetap mempercayai Tuhan, tetap berpegang dengan iman pada setiap janji yang terletak di dalam firman-Nya.
Pilihlah untuk tetap menyadari kehadiran dan penyertaan Tuhan di dalam hidup kita. Semua badai di dalam kehidupan yang diizinkan-Nya terjadi, sifatnya hanyalah sementara. Badai pasti berlalu. Tuhan selalu menyertai kita dan,
“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:7).
Selamat merayakan Hari Natal di tahun 2023, dan selamat menyongsong Tahun Baru di 2024.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Kommentare