top of page

Anugerah Saron - Collecting Jars

Catatan Khotbah: Collecting Jars. Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Anugerah Saron, di Ibadah Minggu pada Tgl. 5 Maret 2023..


Ayat Bacaan: 2 Raja-Raja 4:1-7.


“Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya." Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah." Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak." (ayat 1-2).


Diceritakan di dalam Alkitab bahwa ada seorang nabi yang sudah meninggal dunia, dan tidak diberitahu pada kita akan siapa nama istri dari nabi tersebut. Beberapa penafsiran memperkirakan usia dari janda itu berkisar di atas tiga puluh lima tahun, dan hukum pada masa itu memperbolehkan bila orangtuanya memiliki utang dan tidak dapat membayar, maka anak-anaknya dapat diambil untuk dijadikan pelunas. Masalah yang dihadapi janda tersebut begitu berat. Sudah ditinggal suami meninggal dunia, ditinggalkan banyak utang, dan sekarang anak-anaknya mau diambil untuk menjadi budak.


Demikian hal yang sama di dalam hidup kita. Masalah bisa jadi datangnya malah semakin bertambah berat, dan kita tidak akan dapat menduganya. Tetapi kata kuncinya adalah,


“When you don’t have what you really want, you will discover that God is what you really need.”

(Kalau kita tidak mempunyai apa yang kita inginkan, maka kita akan menyadari bahwa sesungguhnya hanya Yesus yang kita perlukan).


Dan di ayat 2a Elisa bertanya,


"Apakah yang dapat kuperbuat bagimu?”

Adalah hal yang mendatangkan sukacita bila kita dapat melayani, dapat menyediakan dan mempersiapkan hidup kita untuk dapat melayani Tuhan. Tetapi di pertanyaan di atas, alih-alih Elisa memberi “formula” dan jalan keluar untuk menolongnya, dirinya malah berkata,


“Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah." (ayat 2b).

Sering kali kita hanya berfokus pada besarnya masalah, sehingga masalah tersebut “menjadi besar” dan memenuhi pikiran kita. Hal ini membuat kita tidak lagi dapat melihat kebesaran Tuhan. Kita mungkin berkata,


Rekening kita jumlahnya masih sedikit, kita masih belum memiliki pasangan, kita masih belum memiliki mobil baru, dan banyak alasan yang membuat kita tidak berbahagia.


Dan aplikasi cerita tentang janda tersebut dalam kehidupan kita adalah,


Pertama. Stop waiting for what you want, and start working with what you have. Berhenti menunggu dengan pasif apa yang kita mau, tetapi mulailah dengan apa yang ada padamu.


"Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak." (ayat 2c).
“Your servant has nothing there at all,” she said, “except a small jar of olive oil.” (New International Version, NIV).

Kegunaan olive oil / minyak zaitun sangatlah banyak. Dan walau pun “olive oil” yang kita miliki sangat sedikit jumlahnya di dalam hidup kita, tetapi jangan pernah lupakan kalau kita masih memiliki Allah yang jauh lebih besar, dan yang masih sanggup mentransfroamsi hal yang tak berharga, kecil.. menjadi banyak dan berharga di hadapan-Nya. Jangan berkecil hati dan menjadi takut. Banyak peristiwa di dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa Dia sanggup memakai dari hal yang kecil dan dan sederhana, menjadi alat untuk menyatakan kemuliaan-Nya.


Contohnya. Dari peristiwa lima roti dan dua ikan (Matius 14:14-21), Tuhan Yesus memberi makan lima ribu laki-laki tidak termasuk perempuan dan anak-anak, dan masih ada sisa potongan roti dua belas bakul penuh (ayat 20-21). Daud melawan Goliat (1 Samuel 17), padahal dirinya masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya (ayat 42). Bahkan Tuhan Yesus sendiri berkata,


“..Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” (Matius 17:20).


Melalui pertanyaan Elisa yang berkata,


“Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah." (ayat 2).

Marilah kita memulainya dengan setia, terhadap apa yang ada pada kita terlebih dahulu.


Kedua. Offer God what we have and trust Him to give what we need. Persembahkan yang kita punyai kepada Tuhan, dan percayalah bahwa Dia memberikan apa yang kita perlukan.


“Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!" (ayat 3-4).


Melalui ayat di atas, Tuhan meminta kepercayaan kita penuh. Saat kita membutuhkan sesuatu, terkadang Tuhan malah menyuruh kita untuk melakukan kebalikannya. Misalnya, kalau kita meminta sesuatu pada Tuhan, kita harus belajar untuk memberi dulu. Kita diajak untuk belajar melayani dan ber-sacrifice / melakukan pengorbanan yang memuliakan nama-Nya. Dan melalui ayat di atas, Tuhan meminta kepercayaan janda tersebut untuk disediakan bejana-bejana yang kosong, untuk dapat diisi minyak.


“Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang. Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu mengalir. Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu." (ayat 5-7).


Marilah mempercayakan hidup kita sepenuhnya pada Tuhan, Dia adalah ya dan amin, Dia masih sanggup memelihara hidup kita. Hal apakah yang Dia ingatkan, agar kita dapat melayani-Nya? Terkadang memang ada hal tertentu yang tak masuk di akal, tetapi ketika kita tetap setia terhadap setiap hal yang Tuhan percayakan dan menjadi berkat bagi sesama, Dia masih sanggup untuk mengadakan pembalikan.


Selain itu, Alkitab tidak mencatat apa warna dan bentuk dari bejana-bejana yang kosong tersebut. Apa aplikasinya? Hal ini mempresentasikan hidup kita yang mau untuk dipersembahkan sebagai “..persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah” (Roma 12:1). Jangan pernah berlari pada hal yang mendukakan hati-Nya, tetapi berlarilah pada Tuhan yang cukup bagi hidup kita. Dia masih sanggup untuk mencukupkan kebutuhan di hidup kita.


“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” (2 Korintus 4:7).
“But we have this treasure in jars of clay to show that this all-surpassing power is from God and not from us.” (NIV).

Minyak yang dicurahkan di bejana-bejana yang kosong juga sebagai perlambang dari Pribadi Allah Roh Kudus yang mau untuk terus memenuhi setiap pribadi yang lapar dan haus akan Dia. Biarlah hidup kita seperti “bejana tanah liat” yang kosong, yang selalu rindu untuk dipenuhi oleh-Nya. Marilah mencari wajah-Nya lebih lagi.


Apa pun yang kita alami hari-hari ini, Dia masih jauh lebih besar. Saat kita lemah, Dia yang menjadi Sumber kekuatan kita. Dia adalah Penyembuh bagi setiap luka di dalam hidup. Tuhan Yesus menjadi Roti Hidup bagi setiap rasa lapar dan haus yang tak ada habisnya di dalam hidup ini. Dan Dia adalah Batu Karang yang teguh, bagi setiap kita.


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

4 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page