Catatan Khotbah: “Menghormati Firman”. Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo di Ibadah Minggu pada Tgl. 4 Juni 2023..
Masa pandemi yang baru kita lalui ini telah mengubah banyak hal, dan seharusnya hal ini mengevaluasi setiap kita untuk bagaimana bertindak di kemudian hari. Memang, banyak yang terdampak akibat pandemi ini dan di kedepannya juga akan menyusul berbagai krisis yang datang menghampiri. Tetapi salah satu sikap yang harus dimiliki di dalam hidup gereja-Nya yakni, Menghormati Firman-Nya. Gereja kuat bukan karena karisma pendetanya, berbagai program hebat yang dimilikinya, dan juga berbagai pembicara yang membawakan firman Tuhan. Tetapi gereja kuat karena jemaatnya mau untuk hidup menghormati firman, membaca, merenungkan, dan juga melakukannya.
Kemudian Turunlah Hujan.
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (Matius 7:24-27).
Di ayat di atas tertulis kata, “Kemudian turunlah hujan..” yang merupakan tanda masa sulit pasti akan datang, dan tetap harus kita hadapi. Dan kita dapat bertahan bukan karena kita memiliki segalanya, serta merasa aman dan nyaman untuk hidup di masa depan.. tetapi ketika kita mau mendengar firman dan melakukannya, maka hidup kita akan tetap kokoh dan bertahan.
Alm. Ps. Jeremia Rim pernah berkata,
Kata “turunlah hujan” (yang merupakan lambang dari atap), “angin melanda” (perlambang dari dinding rumah), dan “datanglah banjir” (test pondasi).. dan ketika menerima semuanya itu, apakah hidup kita dapat tetap bertahan?
Kehidupan dikisahkan sama seperti membangun sebuah rumah, dan “kemudian turunlah hujan” yang merupakan perlambang ujian yang datang dari segala aspek di dalam hidup. Hal itu dapat berupa ujian di dalam relasi dengan keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan apa saja. Tetapi firman Tuhan mengatakan,
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:1-3).
Firman Tuhan sebagai Buku Panduan.
Sama seperti memiliki kendaraan, kita harus merawatnya sesuai dengan manual book / buku panduannya. Kalau kita tidak merawat sesuai dengan buku panduannya, maka kendaraan tersebut lama-kelamaan bisa cepat rusak. Hal yang sama dapat terjadi bila hari-hari ini kita merasa semuanya baik-baik saja, kita merasa aman dan nyaman, tetapi kita tidak mau menyelaraskan hidup kita sesuai dengan kebenaran firman-Nya.. maka hidup kita pada suatu hari dapat roboh, karena diibaratkan seperti membangun rumah di atas pasir.
Marilah mengubah sikap hati kita dan mulai menghargai firman-Nya. Sikap kita terhadap firman Tuhan hanya ada dua,
Sikap Bijak, karena kita mau mendengar dan melakukannya. Sikap Bodoh, karena hanya mendengar tetapi tidak mau melakukannya.
Gereja Tuhan menjadi kuat rohaninya bukan karena program-program yang dimilikinya saja, tetapi kita juga memiliki kehidupan yang tidak asal berbicara, tetapi juga mau untuk menghidupi kebenaran firman tersebut. Demikian juga dengan kehidupan seorang pemimpin. John C. Maxwell pernah mengatakan,
Seorang pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang dapat membuat dirinya terlihat hebat, tetapi juga dapat meng-empower / memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya.
Motivasi seorang pemimpin dalam melakukan segala sesuatu bukan hanya untuk membangun kepentingan dirinya saja, tetapi juga memiliki hati seorang pelayan yang mau mengangkat orang-orang yang di bawah kepemimpinannya dapat naik ke atas, dan juga terlihat hebat.
Kehidupan kita diibaratkan sama seperti seorang pembawa pesan / berita, dan kehidupan kita juga harus menjadi berita itu sendiri. Setiap perkataan dan tindakan kita sesuai dengan manual book / buku panduan yakni firman Tuhan / Alkitab, dan harus memuliakan Bapa di Sorga.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1).
Karena firman Tuhan yang kita baca dan dengar itu adalah Pribadi Allah sendiri, maka kehadiran-Nya seharusnya dapat disamakan dengan firman Tuhan yang berada di tengah-tengah kita. Memperlakukan firman Tuhan / Alkitab sebagai Pribadi Yesus yang berbicara, karena hanya firman-Nya yang dapat mengubah hidup kita. Bukan orang lain, bukan pula isi dari segala sesuatu yang berada di dalam dunia ini.
Menyukai Mistis Rohani.
Ada kisah suami dan istri yang bertengkar, dan hamba Tuhan yang memberi konseling membagikan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab untuk mereka dapat lakukan, agar permasalahan mereka dapat segera diselesaikan. Tetapi suami dan istri tersebut tidak mau melakukannya dan masih saja bertengkar. Akhirnya hamba Tuhan tersebut mencoba menambahi dengan “perkataan sakti,”
“Tadi malam Tuhan berbicara..”
Dan dilanjutkan dengan kebenaran firman Tuhan yang pada mulanya sudah dibagikan. Dan karena “perkataan sakti” tersebut, masalah suami dan istri tersebut dapat segera terselesaikan.
Banyak kali kita suka mendengar kata “Tuhan berbicara..” dan kita dengan bersegera melakukannya. Tetapi jangan sampai perkataan ini memanipulasi, dan membuat kita bertambah jauh dari hubungan pribadi kita bersama-Nya dalam doa dan membaca firman-Nya. Dalam bukunya, John Bevere mengingatkan setiap pembacanya untuk berhati-hati dengan “perkataan sakti” tersebut. Sebab bila tidak, dapat terjadi “praktik sihir” di dalam gereja.
Berhati-hatilah dan jangan pernah bermain-main dengan perkataan “Tuhan berbicara”, karena tugas dari seorang hamba Tuhan yang sesungguhnya adalah memperlengkapi orang-orang kudus agar dapat memiliki hubungan yang lebih karib lagi bersama dengan-Nya.
Bukan karena pendetanya hebat, tetapi karena Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hebat. Kalau hidup kita tidak semakin berkurang dan Kristus semakin bertambah, maka kita juga tidak akan dapat melihat Kristus semakin bertambah dalam hidup orang lain.
Manfaat Firman Tuhan dalam Hidup.
Pertama. Membuat Lebih Berhikmat.
“Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.” (Mazmur 119:98-100).
Kenapa kehidupan Daud menjadi luar biasa? Karena saat dirinya berhadapan dengan firman Tuhan, dia mau memosisikan dirinya sama seperti “orang kecil”. Sama seperti seorang utusan yang menyampaikan titah raja di zaman dahulu, semua pendengarnya wajib dengan segera berlutut, mendengar, dan melakukan titah raja. Demikian pula dengan sikap kita yang siap mendengar dan mau melakukan firman Tuhan. Kita harus menyayangi firman-Nya. Meng-embrace, karena aset yang paling mulia dan berharga dalam hidup kita yang sesungguhnya adalah firman Tuhan yang menopang hidup, dan membuat kita menjalani hidup yang berbijaksana.
Dari segala sisi pasti akan ada ujian, tetapi sekalipun berbagai krisis diizinkan datang, penyertaan Tuhan yang akan membuat apa yang kita kerjakan dibuat-Nya berhasil.
Jonathan Edwards adalah seorang teolog asal Amerika Serikat yang sangat memengaruhi peristiwa Revival di Amerika, dan anak cucunya banyak menjadi orang-orang yang hebat. Semuanya ini terjadi bukan karena Jonathan Edwards adalah seorang yang hebat, tetapi angkatan orang yang hidupnya benar pasti diberkati Tuhan. Karena itu perkatakanlah firman Tuhan dan selalu ajarkan nilai-nilai kebenaran pada anak cucu kita, supaya mereka dapat menjadi penerus Ilahi yang luar biasa.
“Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.” (Mazmur 112:1-2).
Kedua. Perubahan Hidup.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Timotius 3:16-17).
Dalam semua sesi konseling, paling susah itu mengajak hidup seseorang untuk berubah. Mengapa? Karena yang dapat merubah hidup seseorang hanyalah kekuatan firman-Nya, bukan kekuatan kita sendiri. Hanya firman Tuhan / Alkitab yang dapat merubah hidup kita. Buat apa kita diajar kalau kita tidak pernah merasa bersalah? Banyak dari antara kita yang hidup dengan merasa benar sendiri. Itulah sebabnya kita harus membaca firman-Nya, agar hidup kita dapat diubah-Nya. Semua dikerjakan firman-Nya, bukan oleh hikmat dan kekuatan kita sendiri. Biarlah firman Tuhan selalu mengubah hidup kita.
Ketiga. Menguatkan Iman.
“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17).
Tidak mungkin seseorang menjadi kuat imannya tanpa membaca firman Tuhan / Alkitab. Hidup kita bisa saja diizinkan kehilangan segalanya, dan kita masih bisa survive / bertahan. Tetapi ketika kita kehilangan iman, maka hidup kita akan menjadi tidak berarti dan berantakan.
Cara Praktis.
Tetaplah berdoa. Rajinlah dalam membaca firman Tuhan sampai firman Logos / yang tertulis itu dapat menjadi Rhema / ayat firman Tuhan yang hidup. Merenungkan firman Tuhan. Membaca cepat bisa saja, tetapi dengan membaca perlahan kita dapat melihat keindahan firman Tuhan dengan lebih dalam. Memang, ada waktunya kita harus bergerak cepat, tetapi ada waktunya juga kita perlahan merenungkan kebenaran firman Tuhan. Selain itu, kita bisa mencatat apa yang kita dapatkan dari perenungan kita akan firman-Nya. Kita bisa mendapat pengertian firman yang baru, apa saja yang dijanjikan dan juga diperintahkan Tuhan. Dan yang terakhir, kita tidak hanya sekadar menjadi pembaca tetapi juga pelaku firman.
Semuanya ini bukanlah tanggung jawab dari seorang hamba Tuhan atau orang-orang tertentu saja, tetapi tanggung jawab kita bersama. Milikilah waktu luang untuk membaca, merenungkan, dan juga melakukan kebenaran firman Tuhan. Dan nantinya, setiap dari kita akan dimampukan-Nya untuk dapat memiliki kehidupan yang outstanding, dapat menjadi berkat dan terang Kristus. Memiliki kehidupan yang dapat memberikan keteladanan yang baik, dan nama-Nya dapat dipermuliakan.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments