top of page

Andreas Rahardjo - Mengapa Tuhan Yesus Naik ke Surga, dan Berkat dari Kenaikan-Nya

Catatan Khotbah: “Mengapa Tuhan Yesus Naik ke Surga, dan Berkat dari Kenaikan-Nya.” Ditulis ulang dari sharing khotbah Bp. Pdt. Andreas Rahardjo di Ibadah Kenaikan Yesus Kristus di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 9 Mei 2024.


Di beberapa negara, Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga tidak diperingati sebagai hari besar, tetapi hanya sebagai hari libur dan kesannya seperti diremehkan. Padahal melalui momen kenaikan-Nya ini membawa makna yang luar biasa, di dalam kehidupan kita setiap orang percaya.


Mengapa Tuhan Yesus naik ke Surga?


Pertama. Untuk melanjutkan pekerjaan-Nya yang belum selesai, dengan mengutus gereja Tuhan untuk menyelesaikan rencana-Nya.


“Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.” (Kisah Rasul 1:1-2).


Bukan berarti penebusan yang dikerjakan Kristus di atas kayu salib masih separuh jalan dan belum selesai, tetapi di dalam Dia masih ada banyak hal yang ingin dikerjakan melalui umat-Nya. Kita datang ke dalam gereja juga bukan hanya sekadar untuk beribadah dan lalu setelah itu selesai dan pulang, tetapi Tuhan ingin menyelesaikan rencana-Nya di atas muka bumi ini melalui gereja-Nya. Dia naik ke Surga, dan melalui gereja-Nya, dunia dapat melihat dan mengenal siapa Pribadi Kristus yang sesungguhnya kita sembah selama ini.


Pekerjaan-Nya yang belum selesai adalah pekerjaan-Nya di dunia (setelah momen kebangkitan-Nya), pekerjaan-Nya di Surga (setelah momen kenaikan-Nya), dan pekerjaan-Nya melalui gereja-Nya (seperti di Kisah Rasul).


Kedua. Untuk mengirim / mencurahkan Roh Kudus kepada umat-Nya.


Janji-Nya: “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” (Lukas 24:49).


Penggenapannya: “Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.” (Kisah Rasul 2:33).


Gereja lahir pada waktu Roh Kudus dicurahkan, dan berkembang karena pekerjaan dari Roh Kudus. Karena itu kehidupan gereja tidak dapat dilepaskan dari pekerjaan-Nya. Tetapi A.W. Tozer mengatakan hari-hari ini gereja Tuhan sedang berada di dalam keadaan yang berbahaya, karena kita sering melupakan-Nya. Kita terlalu sibuk dengan berbagai program dan juga mengadakan kebaktian yang luar biasa.. tetapi kita tidak lagi merasakan apa-apa ketika Roh Kudus sudah menyelinap keluar dari ibadah yang kita adakan.


Kita mungkin bisa menikmati sebuah penyembahan di dalam gereja, tetapi tanpa disertai dengan kesadaran akan peran dan penyertaan dari Roh Kudus.. maka semua ibadah yang sedang kita jalani hanyalah sekadar untuk hiburan semata. Tetapi penyembahan yang disertai dengan kesadaran akan hadirat dari Roh Kudus, bisa sampai merasuk ke dalam roh dan membawa transformasi / perubahan yang mendasar di dalam hidup kita.


Roh Kudus yang akan mengungkap hal-hal yang selama ini tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Dia memberikan hikmat, pewahyuan, inspirasi, serta membukakan banyak hikmat dari berbagai ayat di dalam firman Tuhan yang masih belum kita pahami. Betapa pentingnya kesadaran akan Roh Kudus, karena akan membawa dampak dan perubahan, baik di ibadah yang sedang kita hadiri ataupun perubahan di dalam kehidupan keseharian kita.


Melodyland Christian Centre.


Pada suatu hari, Pdt. Damaris membawa lima orang temannya untuk pergi bersama dengannya beribadah di sebuah gereja yang dahulunya merupakan tempat gedung pertunjukan di dekat Disneyland di Anaheim, California. Lebih lanjut menurut Wikipedia, gedung ini dibeli oleh Pastor Ralph Wilkerson. Sekalipun gedung ini pada akhirnya dibongkar di tahun 2003 untuk dijadikan Anaheim GardenWalk mall, tetapi hamba Tuhan dan juga orang-orang yang berada di dalamnya sangat mencintai Tuhan dan mereka sungguh-sungguh bergantung pada Roh Kudus.


Penyembahan mereka sungguhlah luar biasa, dan hadirat Allah dinyatakan di setiap ibadah, bukan hanya sekadar nyanyian dengan suara yang indah. Dan melaluinya kita dapat belajar,


Di manakah semangat dan kerinduan seperti ini sekarang? Kita sudah kehilangan Roh Kudus, dan kita sangat membutuhkan hadirat dan kuasa-Nya untuk dinyatakan di tengah-tengah kita. Sebab bila kita menjalani hidup tanpa pengurapan dan penyertaan-Nya, maka impartasi roh-Nya tidak akan bisa kita rasakan lagi. Marilah melihat dan menyadari kembali, betapa pentingnya peran Roh Kudus yang sesungguhnya di dalam hidup kita.


Ketiga. Untuk kembali pada Bapa-Nya.


“Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” (Yohanes 16:28).

Untuk apa Dia kembali pada Bapa-Nya? Untuk menerima kemuliaan-Nya kembali.

“Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yohanes 17:4-5).


“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:5-11).


Dia taat sampai mati di atas kayu salib, lalu Dia bangkit dan kembali pada Bapa-Nya. Karya keselamatan sudah selesai dikerjakan dengan tuntas oleh Tuhan Yesus.


Keempat. Untuk menjadi Raja.


“Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” (Wahyu 3:21).


Kita jarang melihat dan menilai Dia yang memiliki segala kemuliaan di Surga. Pada waktu kemuliaan-Nya dinyatakan, tidak ada seorang manusia pun yang sanggup bertahan di hadapan kemuliaan-Nya.


Ketika Pdt. Andreas Rahardjo pertama kali masuk dan belajar di sekolah Alkitab, dirinya dan seluruh murid yang hadir pada saat itu diberikan dua lembar kertas kosong oleh profesor, pengajarnya. Satu kertas untuk ditulis apa pendapat mereka tentang Surga, dan satu kertas lainnya untuk Neraka. Dan ketika dikumpulkan dan dibaca oleh profesor tersebut, seluruh calon pendeta yang sedang belajar teologi pada saat itu lebih banyak tahu dan menulis tentang Neraka, daripada apa pendapat mereka tentang Surga.


Profesor tersebut mengatakan saat mereka menyelesaikan seluruh pelajaran di sekolah teologi tersebut, mereka akan diberi dua lembar kertas kosong lagi dan profesor tersebut akan melihat, apakah mereka lebih banyak bisa menulis tentang Surga daripada Neraka.


Menarik akan apa yang dikatakan profesor tersebut selanjutnya pada murid di kelasnya,


“Kalau kita bisa mengetahui dan memahami lebih banyak tentang Surga dibanding Neraka, maka kita bisa membawa lebih banyak orang lagi untuk masuk ke dalam kerajaan Surga. Kita bisa menceritakan kepada orang-orang yang belum pernah mendengar dan mengenal Injil Kristus, mengaitkan seluruh teori teologi yang sudah kita pelajari dengan kemuliaan Surga.


Kalau kita dapat mengerti dan memahami bagaimana kemuliaan di Surga nantinya, maka segala kemuliaan yang ada di dalam dunia ini sudah tidak ada artinya lagi bagi kita.”


Kelima. Untuk menjadi Pengantara dan Imam Besar.


“Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.” (1 Timotius 2:5-6).


“Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” (Ibrani 4:14-15).


Dia kembali ke Surga menjadi Pengantara dan juga Imam Besar bagi setiap kita. Dia mengetahui dan dapat merasakan setiap pergumulan yang sedang kita hadapi. Dia tidak akan tinggal diam, Dia mau dan masih sanggup untuk menolong setiap kita.


Keenam. Untuk menjadi Hakim.


“Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.” (Wahyu 20:13-15).


Kejahatan yang merajalela, pengadilan di dunia mungkin masih dapat menghindar, tetapi tidak dengan pengadilan Kristus. Setiap kita orang percaya juga harus mempertanggungjawabkan atas waktu dan kesempatan yang sudah dipercayakan, selama kita hidup di dalam dunia ini.


“Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:19-21).


Berkat dari Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga.


Pertama. Karya Keselamatan yang dikerjakan Kristus itu sempurna bagi kita orang percaya.


Karya Kristus itu sudah lengkap dan tuntas. Pada waktu Dia kembali ke Surga, Dia menerima kembali kemuliaan yang menjadi milik-Nya. Karya keselamatan yang telah diselesaikan Kristus dari atas kayu salib, menjadi hal yang sangat penting dalam hidup orang percaya. Saat kita bertobat dan mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka hidup kita pasti diselamatkan. Semuanya bukan karena amal dan perbuatan baik kita, tetapi karena percaya pada karya salib-Nya. Hanya Tuhan Yesus satu-satunya jalan masuk ke dalam kerajaan Surga. Tidak ada jalan lain.


“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”” (Yohanes 14:6).

“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17).

Ketika seseorang tinggal di dalam Kristus, maka dirinya menjadi ciptaan yang baru, dan kehidupan yang lama sudah berlalu. Hal ini adalah fondasi di dalam hidup Kekristenan dan juga kerohanian. Tetapi pertumbuhan hidup kerohanian tidak akan bertumbuh menjadi sempurna, bila dasar pertobatan iman kita tidak sempurna. Di dalam gereja sesungguhnya masih banyak orang-orang yang belum lahir baru, karena yang hadir kerohaniannya masih di tahap pengunjung belaka.


Apakah kita benar-benar sudah menjadi murid Kristus, yang percaya pada penebusan-Nya?


Setiap murid Kristus seharusnya dapat bercerita kapan dirinya bertemu dengan Kristus, dan apa perubahan yang dialaminya dengan menceritakan bagaimana perbedaan hidup sebelum dan sesudah bertemu dengan Kristus.


Itulah sebabnya mengapa tidak banyak orang yang bisa bersaksi dikarenakan pertobatannya yang masih belum tuntas. Padahal bersaksi pada sesama itu hanya ada tiga tahapan,


Pertama, menyadari bahwa hidup kita berantakan tanpa kehadiran Kristus.


Kedua, sekarang hidup kita berubah, karena berjumpa dengan Kristus.


Dan ketiga, perubahan apa yang terjadi pada saat kita bertemu dan dijamah Tuhan Yesus?


Kesaksian inilah yang disebut menginjil. Dan pada saat mereka percaya dan mau menerima kesaksian hidup yang sudah kita bagikan, bagaimana Kristus telah menjamah dan mengubah hidup kita.. maka mereka juga dapat mengulang dan melakukan hal yang sama bagi orang-orang di sekitar mereka.


Di Surga banyak diisi dengan orang-orang yang menyesali dosanya, dan setelah itu mereka melakukan tindakan pertobatan. Sedangkan di Neraka hanya diisi orang-orang yang selama ini menyesali perbuatan dosanya, tetapi tidak pernah mau melakukan pertobatan.


Arthur Wallis pernah menulis bagaimana ciri dari seorang Kristen yang hidupnya radikal di dalam Kristus. Bukan hanya semangatnya berapi-api dan rajin melayani Tuhan saja, tetapi seorang Kristen menjadi radikal pada saat mereka mengenal Kristus, hidupnya berubah dan mengabdi pada Kristus, dan mereka menjadi radikal di dalam-Nya.


Karena merasa terberkati dengan buku Watchman Nee yakni “The Normal Christian Life”, ayah dari Pdt. Andreas membeli ketiga bukunya untuk ditaruh dan dibaca pada saat berada di dalam rumah, di tempat praktik dokternya, dan ditaruh di mobil. Dan setelah membaca lebih dalam, ternyata kehidupan Kristen yang normal sesuai dengan apa yang tertulis di dalam Alkitab adalah “tidak normal” semua. Salah satu perintah-Nya adalah,


“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Matius 5:44-45).


Menjadi seorang Kristen, tandanya bukan hanya hidupnya yang berubah, karena kita mengikuti sebuah kegiatan juga bisa berubah. Tetapi tanda Kekristenan yang sejati adalah,


“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20).


Karya keselamatan Kristus begitu luar biasa. Setiap dosa kita sudah ditebus dan diampuni-Nya. Tetapi kalau sampai hari ini kita masih belum yakin ke mana kita akan membuka mata untuk pertama kali di dalam kekekalan setelah menutup mata untuk selama-lamanya di dalam dunia yang fana.. maka kita perlu merevisi kembali pertobatan kita.


“Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” (Roma 10:13).

“Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: “Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya” dan “Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.”” (2 Timotius 2:19).


Kedua. Penyertaan-Nya sempurna, Dia selalu bersama kita serta tidak dibatasi ruang dan waktu.


Pada saat Tuhan Yesus hidup dan melayani di atas muka bumi ini, Diri-Nya dibatasi ruang dan waktu. Tetapi saat Dia naik ke Surga, penyertaan-Nya menjadi sempurna melalui karya Roh Kudus yang merupakan seorang Pribadi, yang dicurahkan bagi kita setiap orang percaya. Di manapun kita berada dan kapan pun.. Tuhan selalu menyertai hidup kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian, dalam kondisi apa pun.


Karena itu kita tidak perlu kuatir. Penyertaan-Nya sungguh sempurna. Dia selalu bersama kita. Sesungguhnya hal ini adalah harta yang luar biasa di dalam hidup Kekristenan kita.


Ketiga. Kemenangan-Nya sempurna, tidak ada yang dapat melebihi kuasa-Nya.


“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Rasul 1:8).


“Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:9-11).


Tuhan Yesus memiliki kuasa yang paling hebat dan tidak ada kuasa yang dapat melebihi kuasa-Nya. Kita tidak perlu takut pada kuasa Iblis, karena ada Tuhan Yesus yang masih sanggup untuk membela dan memberkati hidup kita, dan ketika Roh Kudus bekerja maka tidak ada yang sukar di hadapan-Nya.


Roh Kudus memberi kesempatan yang baru bagi setiap kita, Dia menyiapkan pekerjaan yang tepat bagi hidup kita, Dia mengurapi, memberkati, memelihara dan memakai anak-anak kita menjadi luar biasa di hadapan-Nya, Dia menolong dan menyertai kita dalam berbagai area dan di setiap musim kehidupan, Dia memampukan kita untuk dapat menjadi berkat, memberikan semangat dan kerajinan untuk bekerja agar kita dapat mempertanggungjawabkan setiap apa yang dikerjakan, dan nama-Nya dipermuliakan.


Keempat. Perubahan hidup sempurna, yang didasarkan pada pertobatan sejati dan hidup menyerupai Kristus.


Semuanya didasari dengan pertobatan iman yang sungguh kepada-Nya. Oleh karena itu bila ada seorang Kristen yang hidupnya masih tidak berubah, maka dapat diragukan pertobatannya. Di dalam hidup kita, Roh Kudus memiliki kuasa untuk dapat mengubah hidup kita. Orang yang suka marah dapat belajar dan hidupnya dimampukan Roh Kudus untuk berubah menjadi sabar. Pendendam dapat dilembutkan hatinya untuk mau belajar mengampuni kesalahan sesamanya.


Kita dapat belajar dari kisah hidup Kong Hee beberapa waktu yang lalu. Setelah Roh Kudus menjamah dan melembutkan hatinya, dirinya sekarang memiliki visi dan tujuan hidup yang baru yakni agar dapat menjadi seperti Kristus bagi istri dan anaknya, dan juga bagi semua orang yang ditemuinya.


Kita datang dan diberkati di gereja, hal ini memanglah baik, tetapi masih belum cukup. Teruslah membuka hati untuk Roh Kudus dapat bekerja lebih lagi di dalam hidup kita. Bukan hanya memberi Karunia Roh saja (1 Korintus 12) tetapi juga kita dimampukan untuk menghasilkan Buah Roh (Galatia 5:22-23).


Karakter Kristus yang terus ditenun di dalam hidup kita, sehingga dunia dapat melihat tidak hanya kepandaian dan keterampilan yang kita miliki saja, tetapi mereka juga dapat melihat dan membutuhkan Kristus yang hidup di dalam diri kita. Selama kita mengikut Kristus, Dia yang terus semakin bertambah dan kita yang semakin berkurang. Ini adalah berkat Tuhan yang dapat kita bagikan pada sesama.


Tuhan menghadirkan Diri-Nya melalui Pribadi Roh Kudus pada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Dia rindu untuk terus meyakinkan kita bahwa Dia selalu menyertai, dan tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. Dia menjadi Sumber Kekuatan dan Sumber Penghiburan, membawa kita di Jalan Kemenangan-Nya dan memproses hidup kita agar dapat menjadi serupa seperti Kristus.


Jangan pernah menyerah. Teruslah memiliki keyakinan bahwa di dalam Tuhan Yesus, ada kemenangan yang sudah disediakan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

9 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Yorumlar


bottom of page