top of page

Andreas Rahardjo - Langkah Praktis Menuju Kehidupan yang Berbuah

Catatan Khotbah: Langkah Praktis Menuju Kehidupan yang Berbuah. Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo di Ibadah Minggu di MDC Graha Pemulihan, pada Tgl. 10 November 2024.



Berbuah bukan hanya sekadar aktivitas, tetapi tentang bagaimana kualitas hidup yang kita miliki. Berbuah berbicara tentang bagaimana hidup kita yang mau bertumbuh dewasa dalam kerohanian, serta memiliki perubahan di dalam karakter untuk berubah menjadi jauh lebih baik. Kalau selama ini kita mengikut Tuhan tetapi tidak ada perubahan karakter yang signifikan, maka perlu dipertanyakan kembali bagaimana pertobatan kita.


Firman Tuhan mengatakan,


“Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:8).

Karena itu hidup kita perlu menghasilkan buah, di mana kita dapat menghadirkan Kristus di tengah komunitas, dan di manapun kita berada.


Langkah Praktis Menuju Kehidupan yang Berbuah.


Bagaimana mengembangkan hidup kita agar dapat mencapai hasil yang maksimal dan memuliakan nama Tuhan? Kita perlu work out our life / bekerja keras untuk mengelola hidup kita, karena hidup ini ibarat tanah lapang luas yang kosong. Bila kita tidak mau mengelola dengan baik, maka yang keluar nantinya bukan bunga mawar yang indah melainkan onak berduri. Kalau hidup ini hanya dibiarkan saja, maka tidak akan dapat menghasilkan kemuliaan bagi nama-Nya.


Langkah Pertama. Berani mengambil Tanggung Jawab atas kehidupan kita pribadi.


“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:21).


Kita harus menyadari bahwa hidup ini adalah pemberian Tuhan, tetapi bagaimana kita dapat mengelola dan mengembangkannya.. itu yang nantinya akan menjadi pemberian kita kepada Tuhan. Demikian pula hal yang sama dengan bakat dan talenta, semua adalah pemberian Tuhan. Kita masih dapat mengembangkan hal tersebut menjadi pemberian kita bagi Tuhan, dan nama-Nya dapat dipermuliakan melalui hidup kita.


Bertanggung jawab memang tidaklah mudah, bahkan apa yang Tuhan izinkan terjadi di dalam hidup kita pada saat ini.. adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab kita. Pada saat dosa masuk, kecenderungan manusia adalah tidak mau bertanggung jawab atas apa yang sudah diperbuat, dan mencari kesalahan dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Adam menyalahkan Hawa, Hawa-pun menyalahkan ular (Kejadian 3:11-13).


Tetapi apa yang terjadi di dalam hidup, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kita, dan kita sendiri harus berani mengakui bahwa kita-lah yang salah dan harus mengambil tanggung jawab. Setiap dari kita memang tidak sempurna dan memiliki banyak kelemahan, tetapi keadaan bisa menjadi lebih sulit ketika kita tidak ingin dilihat orang lain sebagai seseorang yang memiliki kekurangan, namun kita hanya ingin dilihat orang lain sebagai seorang sempurna dan dilihat bagusnya saja.


Kalau kita tidak mampu melihat semuanya ini, bagaimana caranya kita dapat mengembangkan diri menjadi lebih maksimal lagi? Kalau memang ada area yang seharusnya kita berani akui, di mana kita mau bertanggung jawab atas kelemahan tersebut. Pada saat mau mengakui bahwa kita memiliki kelemahan dan tidak sempurna, milikilah cukup kerelaan hati untuk mau disempurnakan menjadi lebih baik lagi, untuk masa depan yang lebih baik.


Ketika Pdt. Andreas mengambil sertifikasi untuk mengajar golf, pengajarnya mengatakan bahwa hal yang paling sulit ketika mengajar seseorang itu bila orang tersebut merasa sudah memiliki kemampuan di level 8, tetapi kenyataannya kemampuan yang dimiliki masih baru berada di level 5. Dan pertanyaan selanjutnya adalah,


Kekosongan / empty space yang menjadi jarak di level 5 dan 8, menjadi tanggung jawab siapa?


Kalau empty space tersebut tidak pernah ditutup dengan banyak berlatih, maka pada suatu hari nanti akan terlihat dan dapat runtuh seketika.


Hal yang sama pula terjadi dengan hidup kita. Banyak media sosial hari-hari ini menampilkan postingan yang tampak luar biasa, tetapi pada saat yang sama kita masih memiliki banyak kelemahan yang tidak mau dengan segera kita perbaiki. Kalau kita mau mengakui dan membuka diri, mau bertanggung jawab untuk belajar dan meningkatkan diri, maka kita bisa mengembangkan hidup menjadi lebih maksimal lagi.


Kita dapat bertanggung jawab di dalam hal,


Pertama. Waktu.


Orang sukses dan orang yang masih belum sukses memiliki waktu yang sama yakni, 24 jam. Semuanya sama-sama memerlukan belajar untuk memanajemen waktu, agar hidupnya dapat menghasilkan sesuatu yang jauh lebih excellent. Sebab pada suatu hari kelak, kita harus mempertanggung jawabkan apa saja yang sudah kita perbuat di hadapan Tuhan, atas waktu dan kesempatan yang sudah Dia percayakan, selama kita hidup di dalam dunia ini.


Kedua. Talenta.


Setiap orang pasti diberi sama Tuhan, tidak ada yang tidak diberi talenta, termasuk juga bakat dan kapasitas di dalam hidup. Alkitab juga memberitahu kita ada seseorang yang diberi satu, dua, dan lima talenta (Matius 25:14-30).


Konon ceritanya 1 talenta ini besarnya adalah total dari 18 tahun upah bekerja. Paling sedikit, kita pasti memiliki 1 talenta, dan melaluinya kita dapat belajar betapa besar investasi Tuhan di dalam hidup kita. Ada kapasitas dan talenta yang bisa dikembangkan lebih lagi, hanya saja sering kali kita ini lupa dan hanya memendam saja, tidak mau kita pakai dan kembangkan untuk kemuliaan-Nya.


Ketiga. Keuangan.


Memang hal ini sungguhlah ironi. Kita menemukan ada orang yang mempunyai banyak uang, tetapi hidupnya tidak pernah merasa puas. Ada orang yang uangnya masih pas-pasan, tetapi hidupnya melimpah dengan ucapan syukur.


Gereja Tuhan hari-hari ini juga disudutkan dengan apa yang namanya perpuluhan. Padahal, apa yang kita miliki di dalam hidup ini sesungguhnya adalah milik Tuhan, termasuk uang dan segala berkat yang sudah Dia beri. Memang benar kita telah bekerja keras untuk dapat meraih semua yang sudah kita miliki sekarang. Tetapi bila Tuhan tidak memberikan pada kita berkat-berkatNya yang berupa kesehatan, hikmat, pemikiran, dan juga kreativitas.. maka kita tidak dapat menghasilkan apa yang sudah kita miliki sekarang.


Bila kita tidak bisa dipercaya untuk memberi sepuluh persen yang seharusnya kita kembalikan pada Tuhan, bagaimana caranya kita bisa melibatkan Tuhan untuk memberi hikmat dan menggunakan sembilan puluh persen sisanya?


Ada kisah seorang ayah yang mau regenerasi kepemimpinan, dan melatih anaknya untuk dapat meneruskan kepemimpinan serta menggantikan posisinya, di tempat usahanya. Dan ayahnya ini harus bepergian ke luar kota selama satu bulan lamanya, karena ada keperluan bisnis.


Ayahnya berkata pada anaknya agar memberi ibunya sejumlah uang, sekalipun ibunya tidak pernah memintanya.. agar uang tersebut dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Ibunya pada saat itu sedang sakit, dan dia tidak dapat menemani suaminya dalam urusan bisnis.


Ketika ayahnya pulang dari perjalanan bisnis, anaknya menceritakan bahwa semua urusan di pekerjaan sudah diselesaikan dengan sangat baik. Ketika ayahnya bertanya pada istrinya, ternyata selama ini istrinya tidak pernah diberi uang sama anaknya. Ketika anaknya ditanya mengapa tidak pernah memberi sejumlah uang pada ibunya, anaknya berkata bahwa ibunya selama ini tidak pernah meminta uang padanya. Kalau-pun ibunya meminta, pasti dia akan memberinya.


Padahal perintah ayah pada anaknya dari semula sudah sangat jelas, agar ibunya diberi uang supaya ibunya bisa beli sendiri apa yang dia mau. Tetapi anaknya tetap bersikukuh kalau ibunya pada saat itu tidak pernah meminta uang. Seandainya meminta, dia pasti akan memberikan.


Melaluinya kita dapat belajar bila kita tidak bisa dipercaya pada hal yang kecil, dalam hal ini menyisihkan sejumlah uang, maka bagaimana mungkin kita bisa dipercaya untuk mengelola jumlah uang yang lebih banyak? Sama seperti yang tertulis di dalam Matius 25:21, kalau kita bisa setia dan dipercaya dengan perkara kecil.. maka Tuhan sendiri yang mempercayakan pada kita tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar.


Melaluinya kita juga dapat belajar alasan mengapa kita memberikan perpuluhan, agar kita dapat dilepaskan dari apa yang namanya roh Mamon / roh materialisme. Ketika kita belajar memberi perpuluhan, kita juga belajar apa yang namanya Let go and Let God. Kita sendiri juga masih memiliki sembilan puluh persen sisa dari pendapatan, yang masih dapat digunakan untuk keperluan kita.


Keempat. Kapasitas Berpikir.


Tiap orang pasti diberi kepandaian oleh Tuhan, dan bentuk serta kapasitasnya tidak sama setiap orang. Tetapi satu hal yang pasti, pada suatu hari kelak kita harus mempertanggung jawabkan pada Tuhan mengenai apa saja yang sudah kita kerjakan selama kita berada di dalam dunia ini.


Kelima. Kesehatan Tubuh.


Kita menjadi sama seperti apa yang kita makan. Karena itu kita harus bertanggung jawab dengan apa yang masuk ke dalam tubuh kita. Milikilah tubuh yang lebih sehat lagi.


Keenam. Peran kita.


Baik hal itu sebagai suami, istri, orang tua, anak, pendeta, pengusaha, atau apa pun juga.. marilah melakukan peran dan tanggung jawab kita dengan terbaik. Jangan terburu-buru menyalahkan orang lain, tetapi salahkan diri kita terlebih dahulu, dan terus kembangkan hidup kita.


Ada kekurangan di dalam hidup ini tidak akan menjadi masalah, asalkan kita mau terus belajar, untuk menutupi kekurangan tersebut.


“Kita memiliki kekurangan di dalam segala area di hidup kita, tetapi seranglah kelemahan tersebut dan ubahlah menjadi sesuatu yang luar biasa.” (Oral Roberts).

Langkah Kedua. Memiliki Tujuan Hidup.


“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:13-14).


Mempunyai tujuan itu penting. Banyak ide dan pikiran, tetapi tidak menghasilkan apa-apa kalau kita tidak bisa duduk dan mulai menulis apa tujuan secara jelas, di dalam hidup ini. Mulailah untuk mengerucutkan semua yang ada di dalam pikiran, menjadi satu bentuk yang lebih nyata.


Kalau kita bangun di pagi hari, kita dapat merenung apa tujuan yang hendak kita capai pada hari itu? Ketika kita dapat menetapkan apa tujuan kita saat di pagi hari, maka hal itu yang akan menentukan bagaimana kita menjalani hari tersebut.


John C. Maxwell mengatakan,


“Awalnya itu selalu menentukan goal. Pada mulanya mungkin terlihat kecil dan sederhana, tetapi itulah yang akan menentukan bagaimana destiny / tujuan di dalam hidup kita.”

Masa depan kita ditentukan dari goal-goal kecil yang kita selesaikan dengan setia.


Charles D. Siagian, seorang rekan dari tim pastoral di Gereja MDC Surabaya, pada suatu hari mengungkapkan kerinduannya pada Pdt. Andreas Rahardjo untuk menulis sebuah love song yang nantinya dapat dinyanyikan di Ibadah Pemberkatan Nikah. Tetapi lagu yang ingin ditulisnya ini sifatnya realistis, bukan lagu cinta yang terkesan cengeng. Sebuah lagu yang mengajarkan sekalipun di dalam cinta, juga tetap harus menghadapi masalah.


Lalu Pdt. Andreas meminta Sdr. Charles untuk menuju ruang kantornya, mulai mengerucutkan poin-poin di dalam pikirannya, dan menuangkan dalam bentuk tulisan di sebuah kertas.


Berikut adalah lirik lagu yang ditulis Sdr. Charles, dan lalu disempurnakan oleh Pdt. Andreas,


God has placed you in my heart, He has made you special in my sight. Two kinds of soul called for one purpose to glorify and magnify His name. But the differences between us make it hard to go on, and we thought our dreams our hopes were almost ended.


Yet God gives grace to join us and to guide, that’s the reason through His steadfast love we stand.


Together in one harmony, forever you and I will be. The light that shining over us, keep together not apart. As we know He died on Calvary, giving us great destiny. Though many troubles in our way, we will face it together and carry on.


Selama ini kita tidak pernah menyadari betapa hebat potensi yang sudah diinvestasikan Tuhan di dalam hidup kita, tetapi selama ini kita tidak pernah mengerucutkannya menjadi satu gol.


Kalau kita menggunakan kaca pembesar, lalu menaruhnya di atas selembar kertas, maka sinar matahari menjadi terfokus dan nantinya dapat membakar kertas tersebut. Bagaimana cara kita berpikir, beberapa ide yang dimiliki.. bila semua dapat dikerucutkan menjadi beberapa gol kecil dan kita selesaikan, maka semuanya itu yang akan menentukan bagaimana masa depan di hidup kita.


Pentingnya memiliki gol di dalam hidup:


Pertama. Dapat Memberikan Arah.


Bila seseorang tidak memiliki gol, maka hidupnya sama seperti kapal yang mengarungi samudera, tetapi kapal tersebut tidak tahu ke mana arah tujuan dan pelabuhan. Ini sangatlah berbahaya. Banyak orang aktivitas di dalam hidupnya banyak, tetapi tidak ada yang terfokus dan menuju satu gol tertentu.


Ada perbedaan besar antara hidup dengan banyak aktivitas, dan hidup yang produktif. Tentukan arah dan tujuan hidup kita ini mau ke mana, sehingga hidup kita dapat lebih semaksimal mungkin untuk memuliakan nama Tuhan.


Gol yang kita tulis harus spesifik. Misal, kita mau sukses, ini masih terlalu umum. Kita mau kurus, ini lebih spesifik. Tetapi kita masih bisa membuat lebih spesifik lagi misal, kita mau melewatkan jam / tidak makan malam di atas jam 7 malam.


Ketika membuat gol di dalam hidup kita, ini sama saja seperti kita sedang duduk di sebuah ruangan yang kacau balau, lalu kita tata satu per satu supaya ruangan tersebut nantinya dapat menjadi rapi dan dapat digunakan banyak hal lainnya. Demikian pula pada saat kita membuat gol, hidup kita dapat menjadi lebih efektif dan dapat digunakan untuk kemuliaan nama-Nya.


Pdt. Jeremia Rim pernah berkata,


“Tuhan tidak pernah memanggil orang yang menganggur, contohnya ketika Dia memanggil para murid-Nya. Semua dipanggil pada saat mereka sedang bekerja, tidak ada yang menganggur. Justru orang yang bekerja memiliki lebih banyak waktu untuk melayani, daripada yang menganggur.”


Kedua. Menghasilkan Prioritas.


Bisa menghindarkan kita dari kehidupan yang sia-sia. Membuat kita bisa berkata “No” / Tidak, karena kita tahu apa priotitas sesungguhnya di dalam hidup ini.


Ketiga. Memampukan Kita Mengevaluasi.


Langkah Ketiga. Mengembangkan Disiplin.


“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Tesalonika 5:23).


Di ayat di atas dikatakan pada kita bahwa ada tiga hal yang nantinya dapat terpelihara sempurna, ketika kita mau mengembangkan kehidupan yang berdisiplin yakni roh, jiwa, dan tubuh.


Mengembangkan disiplin dalam hal Rohani – Jiwani – Jasmani.


Pertama. Membangun persekutuan pribadi kita dengan Tuhan melalui doa, dan merenungkan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.


Ini adalah hal terpenting. Hidup kerohanian menentukan banyak hal. Gereja Tuhan terpanggil untuk mengembalikan banyak orang dari hidupnya yang tidak benar kembali ke jalan hidup yang benar. Di dalam hidup kita ada empty space / tempat kosong yang tidak bisa diisi dengan popularitas, keuangan, kehebatan, prestasi, dan segala sesuatu yang bisa kita dapatkan dari dalam dunia ini.


Tidak ada satupun yang dapat membuat kita merasa puas, karena empty space tersebut hanya bisa diisi oleh Tuhan, Sang Pencipta hidup kita sendiri.

Hidup kita dapat menjadi puas karena dituntaskan dari dalam. Kalau kita tidak pernah dituntaskan dari dalam, lalu ditambah dengan banyak hal lain yang berasal dari dalam dunia ini, maka hidup kita tidak akan bisa menjadi lebih baik.


Kedua. Menambah pengetahuan kita dengan membaca.


Disiplin adalah jembatan yang menjembatani perencanaan dan pencapaian. Kita tidak akan bisa mencapai apa-apa, kalau kita tidak mau memiliki disiplin di dalam hidup ini.


Demikian juga dengan kebiasaan kita dalam hal membaca. Melaluinya kita dapat belajar bagaimana cara berpikir penulisnya, pengalaman si penulis, hikmat si penulis, dan banyak hal lainnya. Sebab buku adalah guru yang paling sabar. Ketika kita tidak mengerti apa isi dari buku tersebut, kita akan terus membaca dan belajar, dan buku tersebut dengan sabar menjelaskan apa isinya.


Karena itu, jangan pernah merasa tua untuk terus belajar. Dengan belajar, kita bisa tahu lebih banyak, kita bisa melakukan hal lebih banyak, serta hidup kita dapat menjadi berkat bagi lebih banyak orang lagi. Banyak kemungkinan masih bisa terjadi.


Ada cerita dari seorang ibu di Bible & Co, di mana dirinya mau belajar untuk membuat siomay di temannya. Singkat cerita, banyak yang suka dengan siomaynya. Lalu ibu ini kembali belajar memasak menu lainnya, dan Tuhan memberkati sehingga ibu tersebut dapat membuka sebuah depot.


Dengan semakin banyak belajar, kita menjadi makin banyak tahu, semakin banyak yang bisa kita lakukan, dan hal itu nantinya yang akan membuka banyak kesempatan di dalam hidup kita. Kita dilahirkan bukan untuk menunggu kesempatan saja, tetapi juga untuk menciptakan kesempatan, dengan banyak belajar. Banyak kemungkinan yang Tuhan bisa buka di dalam hidup kita.


Ketiga. Berolahraga.


Diana Nyad adalah seorang perenang jarak jauh. Pada tahun 2013, di usia 64 tahun, Diana menjadi orang pertama yang berenang dari Kuba menuju Florida tanpa perlindungan sangkar anti hiu dan tanpa memakai sepatu katak. Dirinya berenang sejauh 117 km dari Havana ke Key West, melalui perairan yang dipenuhi ubur-ubur dan ikan hiu sepanjang Selat Florida, dalam waktu 53 jam.


Apa kuncinya? Disiplin. Kita dapat memulai disiplin terhadap hal-hal yang kecil terlebih dahulu, dan nantinya dapat membawa terobosan serta membawa kita pada sesuatu yang jauh lebih besar, di mana hal tersebut juga akan menentukan bagaimana masa depan di hidup kita.


Jangan pernah meremehkan disiplin dalam hal kecil, itulah nantinya yang akan membuahkan hal-hal luar biasa di dalam hidup kita.


Langkah Keempat. Mengambil Waktu untuk Beristirahat.


“Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”” (Yesaya 30:15).


“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.” (Mazmur 62:2-3).


Istirahat itu sangat penting. Bila kita terus bekerja dan tidak ada waktu istirahat dan rileks, kita bisa menjadi tidak efektif dalam bekerja. Tetapi kalau kita terus beristirahat dan tidak bekerja, sama saja tidak dapat menghasilkan apa-apa. Semua harus berjalan dengan seimbang. Handphone kita charge selama 2-3 jam, dan bisa digunakan sepanjang hari. Tetapi bila kita tergesa-gesa dan hanya di-charge selama 15 menit saja, sangatlah tidak mungkin untuk dapat digunakan di sepanjang hari.


Tidak ada yang bisa menggantikan jam istirahat. Vitamin-pun tidak bisa. Bahkan Tuhan sendiri menciptakan dunia ini selama enam hari bekerja, dan satu harinya digunakan untuk beristirahat. Demikian hal yang sama, Tuhan juga ingin agar kita mau menguduskan hari Sabat, untuk kita dapat mengucap syukur dan memuji nama Tuhan.


Ingatlah dan kuduskan hari Sabat, karena bobotnya sama dengan kesembilan firman yang diucapkan Allah di gunung Sinai (Keluaran 20:1-17).


Perlunya Beristirahat:


Pertama. Mendapatkan Ketenangan dan Damai Sejahtera di tengah pergumulan hidup.


“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28).

Kedua. Memulihkan Kekuatan dan Membawa Pembaruan.


“tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:31).


Ketiga. Meningkatkan Kepercayaan kita pada Kedaulatan Tuhan.


“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” (Mazmur 46:11).


Seseorang yang tidak pernah berdiam diri / rest in God, tidak akan pernah melihat kebesaran Tuhan. Terkadang kita perlu untuk menjadi tenang, kalau emosi kita terus bergejolak dan menjadi panik.. kita tidak akan bisa melihat bahwa Tuhan itu luar biasa dan sanggup menolong hidup kita.


Keempat. Menguatkan Relasi kita dengan Tuhan.


“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.” (Mazmur 62:2).

Kelima. Belajar supaya kita hidup dalam Anugerah Tuhan.


“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Korintus 12:9).


Setiap dari kita pasti memiliki kelemahan dan kita perlu untuk selalu tinggal di dalam hadirat Tuhan, untuk mendapat kekuatan yang baru.


Corrie ten Boom. Dirinya terkenal atas upayanya dalam menyembunyikan orang-orang Yahudi dari penangkapan dan deportasi selama pendudukan Jerman di Belanda, pada zamannya Hitler. Pada suatu hari, dirinya dan keluarganya tertangkap tentara NAZI. Saudara perempuannya juga meninggal dunia di dalam kamp konsentrasi. Ketika ditanya apa rahasia dapat bertahan di tengah himpitan dan perlakuan tidak baik seperti itu, Corrie ten Boom membagikan rahasianya,


Rest in God. Berdiam diri dan merenungkan kebaikan Tuhan di dalam hidup kita.


Hal ini dapat menghasilkan kekuatan batin yang luar biasa, sehingga bisa bertahan dan menghadapi semua yang terjadi di dalam hidupnya.


Ps. Kong Hee dari City Harvest Church, di Singapura. Saat berada di dalam penjara, bila dirinya bertambah emosi, maka stresnya bisa jadi bertambah berat. Memang hal itu dibuat demikian agar setiap penghuni yang berada di dalam penjara dapat semakin bertambah depresi.


Tetapi dengan dirinya belajar tenang dan merenungkan kebaikan Tuhan, pada akhirnya dirinya mendapat kekuatan. Kong Hee juga menciptakan retreat di dalam gerejanya yang diberi nama solitude, di mana jemaatnya hanya duduk berdiam diri di dalam hadirat Tuhan untuk berdoa, membaca, serta merenungkan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.


Ada banyak tantangan yang akan terjadi di masa depan, tetapi kita bisa belajar untuk selalu menyediakan waktu untuk rest in God / berdiam diri di hadapan Allah. Hal ini akan membuat hidup kita menjadi lebih efektif lagi, dan akan membuahkan banyak hal luar biasa di hidup kita.


Langkah Kelima. Mengucap Syukur dalam Segala Hal.


“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:18).

Manfaat Mengucap Syukur:


Pertama. Membuat kita dapat berfokus pada hal-hal positif, tetapi mengomel hanya membuat kita berfokus pada hal-hal yang negatif.


Kedua. Mendatangkan kekuatan, sedangkan menggerutu membuat energi kita menjadi bocor / terkuras. Iman kita juga dapat kandas.


Ketiga. Membuka pikiran kita untuk ide-ide yang baru, wawasan yang lebih luas, dan bahkan pikiran kita bisa menjadi terang.


Thanksgiving, gratitude / ucapan syukur membawa kualitas yang luar biasa di dalam hidup kita.


Buah apel hanya bisa bertumbuh di kota Batu, karena udaranya sejuk. Tetapi buah apel tidak akan bisa bertumbuh di kota Surabaya, karena udara dan atmosfirnya panas. Demikian juga dengan iman yang tidak bisa bertumbuh di dalam atmosfir yang penuh dengan omelan. Sebab iman hanya dapat bertumbuh dengan kuat di dalam atmosfir yang penuh ucapan syukur.


Nick Vujicic adalah motivator dunia berkebangsaan Australia. Dirinya mengalami sindrom tetra-amelia, sebuah sindrom langka yang mempunyai karakteristik tanpa lengan dan kaki. Pada awalnya, dia ingin mengakhiri hidupnya karena tidak memiliki lengan dan kaki, sehingga merasa sudah tidak lagi memiliki harapan. Tetapi kini Nick di mana-mana membagikan motivasi dan harapan, memberikan inspirasi bagi banyak orang.


Kuncinya cuma satu, dirinya mulai belajar mengucap syukur dengan apa yang dia punyai, bukan apa yang akan dia punyai. Ketika dirinya belajar tidak mengeluh, fokus hidupnya diubah sehingga dirinya kini dapat melihat harapan, dapat melihat dari persepektif berbeda, menjalani hidup lebih positif lagi, serta dipakai Tuhan untuk dapat memberi inspirasi bagi banyak orang.


Langkah Keenam. Jangan Mencari Legacy hanya untuk diri sendiri, tetapi lakukanlah kehendak Tuhan dengan sungguh-sungguh.


“Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” (Kisah 13:22).


“Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya..” (ayat 36).


Melakukan kehendak Tuhan itu sangatlah penting, karena hidup kita dapat menjadi lebih tepat sasaran bila kita mau untuk terus diselaraskan dengan kehendak Tuhan. Bahkan dosa sendiri di dalam bahasa aslinya adalah hamartia / meleset dari sasaran atau target. Karena itu, marilah kita melakukan kehendak Tuhan.


Terkadang kita hanya mencari legacy untuk diri sendiri, kita hanya ingin memberi impresi pada orang lain tentang sehebat apa diri kita.


Inilah yang kita hadapi hari-hari ini, terutama di dalam dunia media sosial sekarang. Kita mem-posting foto dan video tertentu, supaya orang lain memiliki impresi tertentu di dalam hidup kita. Tetapi yang terpenting adalah melakukan kehendak Tuhan, apa yang Dia pikirkan tentang kita. Sehingga kita menjadi seseorang yang memiliki perkenanan, dan dapat memperkenan hati Tuhan.


Melakukan Kehendak Tuhan menjadikan kita,


Pertama. Mendapatkan yang Terbaik di dalam hidup kita.


Setiap dari kita pasti memiliki konsep ingin menjangkau dan mendapatkan sesuatu yang kita anggap terbaik, padahal apa yang kita anggap terbaik itu belum tentu terbaik bagi diri kita. Tetapi apa yang terbaik menurut Tuhan, hal itu adalah yang terbaik bagi hidup kita.


Kedua. Menghasilkan Kepuasan di dalam Hati.


Melihat orang-orang yang sukses, ada yang mengakhiri hidupnya dengan tragis, padahal mereka sudah mendapat ketenaran dan kesuksesan yang luar biasa. Karena apa? Tidak puas. Tetapi kita dapat merasa puas ketika kita mau melakukan kehendak Tuhan di dalam hidup ini.


Ketiga. Memuliakan Nama Tuhan.


Biarlah langkah-langkah praktis ini membawa kita untuk dapat mengembangkan hidup sampai berbuah, kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang, dan nama-Nya semakin dipermuliakan.


Berbahagialah orang-orang yang mendengar firman Tuhan, merenungkannya, dan melakukannya di dalam hidupnya.

Amin. Tuhan Yesus memberkati..

2 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page