Catatan Khotbah: “Kuasa Salib-Nya.” Ditulis ulang dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo di Ibadah Jumat Agung di MDC Graha Pemulihan pada Tgl. 29 Maret 2024.
Mengapa kita harus berbicara tentang Salib Kristus?
Karena intisari dari kehidupan Kekristenan yang sesungguhnya adalah salib-Nya. Ada dua hal mendasar yang perlu untuk kita perhatikan,
Yang pertama adalah apa yang telah diajarkan Tuhan Yesus, dan yang sudah tertulis di dalam firman-Nya / Alkitab.
Yang kedua adalah apa yang sudah Dia perbuat, dan salah satunya sedang kita peringati pada hari ini yakni, Hari Jumat Agung, di mana Dia mati di atas kayu salib demi menebus dosa-dosa kita semua.
Kalau kita hanya mau tahu di satu sisi saja tentang apa yang diajarkan-Nya di dalam Alkitab, tanpa mau tahu tentang apa yang telah Dia perbuat, maka segala pengajaran-Nya akan menjadi sia-sia. Tetapi saat kita mau tahu dan memahami apa yang juga Dia perbuat di sepanjang hidup-Nya, pada saat melayani di atas muka bumi ini, maka pengenalan kita akan Dia dapat bertumbuh semakin mendalam.
Salib adalah Dasar Iman Kristen.
“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.”” (Roma 1:16-17).
Paulus memiliki keyakinan yang kokoh di dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya. Di dalam Injil ada kekuatan / kemampuan Allah yang sanggup untuk mengampuni setiap dosa, untuk menjadikan kita manusia ciptaan baru yang menyenangkan hati-Nya, dan juga memberi kehidupan yang berkemenangan pada setiap kita.
Hanya Tuhan yang mampu untuk membuat seseorang berpaling dari perbuatan yang menyimpang dan mendukakan hati-Nya, berbalik menjadi berbuat benar dan menyukakan hati-Nya. Apa yang telah Dia sediakan di dalam Injil-Nya tidak hanya berkat-berkatNya saja, tetapi juga berita keselamatan yang harus kita beritakan bagi banyak orang, yang belum pernah mendengar tentang nama-Nya.
Kuasa Salib-Nya.
Apa yang dapat diperbuat Salib Kristus, di dalam kehidupan setiap kita?
Bagian Pertama. Segala sesuatu yang sudah rusak karena dosa, masih dapat dipulihkan Tuhan melalui kuasa dari Salib Kristus.
“Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.” (Roma 5:15b).
Adam yang pertama telah berbuat dosa dan akibat dari pelanggarannya, telah menghancurkan manusia dan menjauhkannya dari hubungan yang karib bersama dengan Allah. Tetapi “Adam” yang terakhir yakni Tuhan Yesus, Dia sanggup untuk melakukan dan memulihkan apa saja yang sudah dirusak oleh dosa, melalui kuasa dari salib-Nya. Sehancur-hancurnya hidup seseorang, selalu ada permulaan yang baru dan pemulihan, ketika dirinya berjumpa dengan Salib Kristus.
Karena itu kalau kita tidak meyakini bahwa segala sesuatu yang hancur akibat dosa itu masih bisa dipulihkan oleh kuasa dari salib-Nya.. maka kita tidak akan dapat membawa dan memberitakan berita pengharapan tentang Salib Kristus, bagi dunia yang sudah terhilang ini.
Kalau ada sebuah mobil yang kecelakaan dan menabrak parah, maka mobil ini mungkin masih dapat direparasi. Tetapi mobil tersebut tidak mungkin bisa kembali seperti keadaan semula, karena telah mengalami kecelakaan yang parah. Kehidupan manusia yang sudah hancur akibat dirusak dosa, masih sanggup untuk direstorasi / dipulihkan melalui kuasa dari salib-Nya. Di tangan Tuhan, Dia masih sanggup untuk memulihkan kehidupan anak-anakNya.
Karena itu jangan menjadi seorang Kristen yang suka menghakimi dengan kejam. Bagaimanapun juga, hidup kita masih tidak lepas dari apa yang namanya berbuat kesalahan. Justru lebih baik sikap kita ketika melihat kehidupan seseorang yang sudah hancur akibat dosa adalah membawanya di dalam doa dan memohon pada Tuhan Yesus, agar melalui kuasa dari salib-Nya, kehidupan orang tersebut dapat dipulihkan-Nya.
Bagian Kedua. Salib Kristus memiliki kuasa untuk melepaskan kita dari kuasa dosa, serta memiliki kuasa untuk menukar kehidupan kita yang lama dengan kehidupan Kristus.
Pertama. Tuhan Yesus mati untuk menebus dosa kita di atas kayu salib, sehingga kuasa dari salib-Nya melepaskan kita dari segala bentuk kuasa dosa.
Adanya penggantian, seharusnya kita yang menanggung akibat dari dosa-dosa yang telah kita perbuat, tetapi Tuhan Yesus mau menanggungnya. Dan alasan mengapa Dia berbuat itu adalah,
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Kedua. Ketika manusia lama kita ikut disalibkan dan mati bersama dengan Kristus, maka tubuh dosa itu telah hilang kuasanya.
Kuasa Salib Kristus tidak hanya melepaskan kita dari hukuman dosa saja, tetapi juga dari segala kuasa dosa.
“Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” (Roma 6:6).
Manusia lama kita sudah rusak karena dosa, dan tidak ada satupun kuasa di dalam dunia ini yang sanggup untuk memulihkannya. Oleh karena itu manusia lama kita hanya dapat disalibkan bersama dengan Kristus, dan sebagai gantinya kita menerima manusia yang baru bersama dengan-Nya.
Dan melalui manusia baru ini,
“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20).
Kalau kita percaya dan melakukan ayat firman Tuhan di atas, maka kita akan mengalami transformasi besar di dalam hidup kita.
Watchman Nee mengatakan,
“Tanda Kekristenan sejati bukanlah kehidupan yang berubah saja, tetapi adanya pertukaran kehidupan, di mana kehidupan manusia lama kita ditukar dengan kehidupan Kristus.”
Salib Kristus telah menyucikan hidup kita dari segala sifat manusia lama, yang sudah disalibkan bersama dengan-Nya. Kita percaya dan beriman, menganggap bahwa manusia lama kita benar-benar sudah mati di atas kayu salib, dan segala kuasa dosa sudah dipatahkan. Tetapi Iblis berusaha dengan keras untuk mengaktifkan kembali manusia lama kita dengan cara mencobai dan berusaha membelokkan kepercayaan kita, sehingga kita tidak lagi dapat melihat kehidupan manusia lama kita itu sudah disalibkan bersama dengan Kristus.
Ketika Iblis berusaha mengaktifkan kembali manusia lama kita, dia akan memakai segala macam cara, termasuk membuat iman percaya kita ragu bahwa tidak mungkin seseorang dapat hidup kudus. Memang benar kita tidak dapat hidup kudus dengan kekuatan kita sendiri, tetapi jangan pernah lupakan apa yang sanggup untuk diperbuat oleh Salib Kristus, yang pasti memampukan setiap kita untuk dapat menjalani hidup kudus.
Lebih lanjut kita akan diajak Iblis untuk menganalisa dengan memakai perasaan / baper / terbawa perasaan, dan bila kita tidak bergati-hati dan segera sadar dengan tipuan Iblis, maka tinggal menunggu waktunya saja kita mempercayai tipuannya lebih jauh, dan pada akhirnya kita akan jatuh ke dalam perbuatan dosa.
“Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” (2 Korintus 4:10).
Bawalah selalu kematian Yesus dan salib-Nya itu di dalam hidup kita, supaya kehidupan Yesus dapat menjadi nyata di dalam hidup kita. Maka dengan demikian, kita tidak akan lagi dengan begitu mudahnya ditipu oleh Iblis.
Bagian Ketiga. Melalui karya Salib Kristus, kita semua diselamatkan dari zaman yang jahat.
“yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari du nia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.” (Galatia 1:4).
Masalah dosa itu letaknya berada di dalam diri kita, bukan di luar. Itulah sebabnya Paulus terus mempergumulkannya dengan berkata,
“Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.” (Roma 7:19).
Di dalam diri setiap orang masih ada benih dosa, yang semuanya sekali lagi kembali pada setiap kita, apakah kita mau menumbuhkannya, atau tidak. Cara kita untuk tidak menumbuhkannya adalah dengan selalu mengingat, manusia lama kita telah mati disalibkan bersama dengan Kristus.
Oleh karena itu ketika kita tidak lagi mengarahkan pandangan hidup kita hanya pada Salib Kristus, maka tinggal menunggu waktunya saja kapan kekalahan dapat terjadi.
Ketika melihat Salib Kristus, apakah kita dapat melihat Tuhan Yesus yang sangat sayang sama hidup kita? Kebutuhan terbesar dalam hidup manusia adalah disayangi, dan ketika kita merasa sudah tidak lagi disayang, maka kita bisa beralih dan mencari hal-hal lainnya. Tetapi kalau kita tahu dan merasa cukup disayang, maka kita bisa merasa secure / nyaman, dan dapat menumbuhkan kepribadian dengan lebih baik lagi.
Kalau kita merasa cukup disayang, maka kita tidak perlu memberikan pembuktian apa-apa pada orang lain. Kita bisa menjadi pribadi yang secure / merasa nyaman. Apakah hari-hari ini ada yang membuat kita sulit untuk mengampuni? Pandanglah pada Salib Kristus. Bukankah Tuhan Yesus sudah mengampuni dosa-dosa kita, dan oleh karena itu, kita juga harus belajar untuk mengampuni sesama kita?
Makan Siang Nelson Mandela.
Tak lama setelah terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan (1994-1999), Nelson Mandela mengajak beberapa pengawalnya untuk berkeliling kota. Lalu dia singgah di sebuah restoran, tidak meminta perlakuan khusus, dan mulai memesan makanan untuk disantap bersama rombongan.
Di meja bagian pojok ada seorang laki-laki yang duduk menunggu pesanannya. Lalu Nelson meminta pengawalnya untuk mengajak laki-laki tersebut bergabung ke meja Nelson. Laki-laki itu dipersilakan duduk tepat di samping Nelson.
Hidangan sudah lengkap, Nelson dan rombongan siap menyantap, termasuk laki-laki yang berada di sampingnya. Namun, laki-laki itu tampak bersikap aneh. Wajahnya berkeringat dan tangannya gemetar. Dia tidak sanggup menyantap hidangan yang ada di depannya, kecuali hanya sepotong roti dan beberapa tegukan air. Pengawal pun bingung.
“Tampaknya dia sedang sakit. Sebaiknya segera kami bawa ke rumah sakit,” ujar pengawal kepada Nelson.
Nelson diam sampai selesai makan. Pengawal semakin bingung melihat kondisi laki-laki tersebut, sehingga dia dipersilakan untuk kembali ke mejanya yang pertama dia pesan.
Kata Nelson kepada pengawal,
“Dia tidak sakit. Keringat yang keluar dan tangan yang gemetar itu bukan karena dia sedang sakit. Dia adalah sipir penjara yang dahulu sering menyiksa aku ketika aku masih dipenjara di ruang isolasi. Pernah ketika aku haus dan meminta air darinya, dia malah mengencingi kepalaku. Jadi dia begitu gemetar karena dia takut aku akan membalas apa yang pernah dia perbuat terhadap aku, di masa lalu. Tetapi aku tidak akan pernah mau membalasnya. Dendam bukanlah akhlakku.”
Pertengkaran Kakek dan Nenek.
Pada suatu hari Pdt. Andreas Rahardjo pernah melakukan konseling dengan suami dan istri yang sudah berusia tujuh puluh tahun, dan sang istri meminta untuk bercerai. Konseling ini diadakan di sebuah rumah makan, dan kakek serta nenek tersebut mulai menceritakan awal mula dari permasalahan yang sedang mereka hadapi.
Bermula dari sang kakek yang menghadiri reuni teman sekolah, di mana dirinya bertukar nomor handphone dengan teman-teman lamanya, termasuk dengan mantan kekasihnya ketika bersekolah dahulu. Singkat cerita, mantan kekasihnya yang sekarang sudah menjadi nenek menghubungi dirinya dan berkata,
“Suamiku sudah meninggal. Rumahku sekarang terbuka dua puluh empat jam.”
Kalau kita memiliki pola pikir berteman yang positif, maka makna pesan elektronik dari temannya tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi kakek itu saja, tetapi juga undangan bagi istrinya yang sekarang agar dapat datang dan berteman baik dengan dirinya. Semuanya bisa berteman dengan baik dan positif.
Tetapi istri dari kakek tersebut merespon negatif. Membaca pesan singkat tersebut, dirinya berpikir pasti suaminya selama ini memiliki hubungan terlarang dengan mantannya pada saat bersekolah dahulu, sehingga muncul pesan seperti itu. Istri dari kakek ini lalu meminta cerai. Hal ini dilakukan, pada saat keduanya sudah menginjak usia tujuh puluh tahunan.
Sang kakek juga mengutarakan pendapatnya, dirinya sama sekali tidak ada hubungan apa-apa dengan mantannya pada saat sekolah dulu.
Mendengar kakek dan nenek ini bertengkar, Pdt. Andreas Rahardjo diberi hikmat oleh Tuhan dan berkata pada keduanya,
“Saya mengenal kalian berdua dengan sangat baik, sejak masa muda kalian. Dan saya mengenal bagaimana kehidupan masa muda kalian berdua dulunya masih belum mengenal Kristus, dan kehidupan kalian berdua sudah sangat jauh dari Tuhan. Tetapi setelah itu kalian berdua mulai mengenal Tuhan, kehidupan kalian diubahkan, memutuskan untuk menikah dan digembalakan di dalam gereja, dan kalian berdua sekarang sudah memiliki anak-anak dan cucu yang takut akan Tuhan dan sudah melayani-Nya.”
Lalu kakek dan nenek ini terdiam beberapa saat. Tak lama kemudian sang nenek berkata,
“Case closed. Kasus ditutup. Sekarang kita melanjutkan dengan makan-makan saja.”
Apakah pandangan di dalam hidup kita hari-hari ini tetap mengarah pada Salib Kristus? Sering kali kita lupa, dulu sebelum kita mengenal-Nya kita memiliki kehidupan yang jauh dari Tuhan, dan tingkah laku kita sering menyakiti hati-Nya.
Sebenarnya banyak masalah yang terjadi di dalam hidup kita seperti kebutuhan disayang dan diperhatikan, mengalami ketakutan akan masa depan, kekuatiran di dalam pekerjaan, gejolak emosional, ditipu dan dikhianati oleh teman sendiri, dan masih banyak hal lainnya.. solusinya adalah kita tetap memandang Salib Kristus!
Ketika memandang Salib Kristus, maka kita akan melihat bahwa hidup kita yang jahat telah diampuni-Nya dan dipulihkan terlebih dahulu. Kehidupan kita tidak ada artinya dan layak untuk menerima hukuman, tetapi melalui salib-Nya telah mengalir kasih, pengampunan, hikmat, kuasa, dan juga banyak hal baik lainnya di dalam hidup kita.
Itulah sebabnya, di dalam nama Yesus! Tidak ada pilihan lainnya selain Iblis pergi dan tidak mengganggu kehidupan kita lagi. Tidak ada pilihan lain bagi Iblis untuk terus berlama-lama mengikat seseorang dengan kuasanya.
Biarlah melalui Salib Kristus, kita menemukan segala hal yang kita butuhkan.
Perkataan pertama yang Tuhan Yesus katakan pada saat Dia berada di atas kayu salib adalah,
“Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.” (Lukas 23:33-34).
Pada waktu kita percaya bahwa manusia lama kita telah disalibkan bersama dengan Kristus, maka setiap kita diberikan kuasa dan dimampukan untuk melakukan apa yang telah diajarkan Kristus, sesuai dengan apa yang tertulis di dalam kebenaran firman-Nya / Alkitab.
Percayalah pada apa yang telah Kristus ajarkan dan perbuat, karena hal tersebut akan mengundang kuasa-Nya untuk datang di dalam hidup kita dan melepaskan kita dari segala kuasa dosa, sehingga hidup kita selalu dimampukan untuk dapat melakukan apa yang Tuhan Yesus sudah ajarkan di dalam Alkitab.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comentarios