Catatan Khotbah: “Berbalik dari Jalan-jalan yang Jahat”. Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Andreas Rahardjo, di Ibadah Doa Malam Tgl. 9 Mei 2023..
“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14).
Ayat ini sangat sering dibacakan dan kita semua mungkin sudah hafal dengannya, di mana di dalam ayat tersebut dijelaskan pada kita ada bagian yang harus kita lakukan, dan juga ada bagian Tuhan yang Dia akan lakukan. Tetapi mengapa kita tidak melihat terjadinya pemulihan, padahal kita sudah melakukan hampir sebagian besar dari ayat tersebut? Hal itu disebabkan karena ada satu bagian yang kita mungkin selama ini tidak merasa, tidak menyadari, dan bahkan tidak melakukannya selama ini,
“Berbalik dari jalan-jalan yang jahat..”
Bila tidak ada pertobatan, maka tidak akan ada pemulihan yang terjadi. Kalau kita merasa tidak berbuat dosa, maka kita tidak perlu bertobat, sehingga pada akhirnya kita juga tidak akan melihat adanya pemulihan atas sebuah bangsa. Selain itu, banyak orang menganggap bahwa tindakan berdoa dengan meneteskan air mata / mudah menangis adalah tindakan yang cengeng, dan terlihat lemah. Tetapi Tuhan menghargai setiap tetesan air mata dari anak-anakNya. Air mata kita dapat diurapi-Nya untuk membawa pemulihan yang luar biasa, bagi sekitar.
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” (Mazmur 126:5-6).
Tetapi masalah yang sesungguhnya justru berasal dari dalam gereja Tuhan sendiri, bukan dari luar. Kalau umat Tuhan hidupnya tidak benar, maka komunitas, lingkungan, kota, dan bahkan bangsa hidupnya juga tidak akan benar. Kita sering melakukan pembenaran atas apa yang kita perbuat dan juga memiliki hidup yang sudah menjauh dari kata “pertobatan”. Berapa banyak dari antara kita yang hanya sekadar merasa perlu melihat hiburan di gereja, tetapi kita sudah tidak memerlukan kembali pertobatan? Kita merasa perlu untuk selalu di-entertain, tetapi menolak penyembahan karib bersama-Nya.
Have mercy o God.. Have mercy..
Kapan terakhir kali kita meneteskan air mata, menangis bukan menangisi nasib sendiri, tetapi menangisi keadaan orang lain?
Ada seorang hamba Tuhan dari luar negeri yang bersama dengan Ps. Andreas melewati sebuah jalan di kota Surabaya. Hamba Tuhan ini tidak mengenal siapa orang-orang yang berada di tempat tersebut, tetapi dirinya selalu berdoa sambil meneteskan air mata..
“Have mercy o God.. Have mercy..”
Dan ketika dirinya melayani, kuasa Tuhan banyak dinyatakan melalui pelayanan beliau. Dan ketika ditanya apa rahasianya, beliau menjawab,
Compassion / Belas Kasihan atas jiwa-jiwa yang terhilang, yang belum mengenal-Nya.
Ada juga cerita seorang anak muda yang datang kepada George Whitefield dan bertanya bagaimana caranya agar dapat dipakai Tuhan dengan luar biasa. Whitefield menyuruhnya untuk pergi ke kamarnya, dan terus berdoa sampai dirinya dapat menangisi jiwa-jiwa yang terhilang yang belum mengenal Allah. Dan hasilnya, doa anak muda ini begitu kencang, tetapi tetap dirinya tidak bisa menangis. Whitefield menyuruhnya berdoa dan berpuasa, dan kembali pergi ke kamarnya, menguncinya, dan jangan keluar sampai dirinya dapat menangis.
Pada akhirnya anak muda ini menyerah, dan dirinya hanya dapat berdoa kepada-Nya,
Just give me Your holy heart..
Dan hadirat Tuhan memenuhi kamarnya tanpa henti, dan dirinya tak dapat berhenti menangis. Dirinya menceritakan semua yang terjadi pada Whitefield, dan hamba Tuhan itu menjawab,
I see Revival..
Hati kita terlalu nikmat dan nyaman selama ini, sampai kita sudah tidak bisa melihat banyak jiwa yang terhilang, menangisi mereka, dan meminta agar Tuhan memberi mercy / rahmat-Nya atas mereka. Kalau kota kita tidak dilawat Tuhan, maka hal itu adalah kesalahan kita umat Tuhan yang melalaikan tugas kita untuk berdoa, dan menyatakan kasih-Nya kepada mereka.
Semua karena anugerah-Nya.
Kalau kita merasa gereja kita adalah gereja dengan jemaat yang paling besar dan bangunannya paling megah, bukankah hal ini jahat dan menyakiti hati-Nya? Kita lupa bahwa semua yang terjadi hanya karena anugerah-Nya semata. Jadilah seorang Kristen yang sensitif terhadap isi hati-Nya Allah. Kita tidak hanya berdoa untuk keselamatan orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri agar kita hidup tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.
Di dalam Yehezkiel 37 dikatakan,
“Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang. Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering.” (ayat 1-2).
Dituliskan bahwa tulang-tulang itu amat kering. Apa maksudnya? Hal ini berbicara tentang hubungan kita bersama dengan anggota Tubuh Kristus dan juga dengan gereja lain. Selama ini yang kita pikirkan hanyalah diri kita sendiri, gereja kita sendiri, dan meremehkan gereja lain. Dan hal ini adalah dosa dan menyakitkan hati-Nya.
Let’s humble ourself.
Biarlah terang Tuhan yang selalu menerangi mata hati kita. Prinsip tubuh Kristus bekerjanya adalah sama seperti kita sedang latihan dalam membentuk dan memperbesar otot bisep 💪. Bagian lain yang bergerak dan terus dilatih mengangkat beban, untuk membentuk otot bisep kita. Demikian pula hal yang sama, maukah kita bergerak dan berkorban dalam melayani, agar apa yang kita lakukan itu dapat menguatkan iman dan juga memberkati Tubuh Kristus?
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments