Catatan Khotbah: Meminta Penyertaan-Nya. Ditulis dari sharing Bp. Pdt. Agus Lianto di Ibadah Doa Malam Tgl. 7 Maret 2023..
Pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib sudah menyelesaikan masalah terbesar yang tidak pernah bisa diselesaikan di dalam hidup umat manusia, yakni dosa. Dan melalui pengalaman Musa yang meminta penyertaan Tuhan di padang gurun (Keluaran 33), kita kembali diingatkan bahwa sesungguhnya Tuhan itu mau untuk selalu menyertai hidup kita. Salib Kristus bukan hanya sebuah momen untuk mengampuni dosa manusia saja, tetapi juga mengingatkan agar kita tidak pernah mengabaikan-Nya di dalam kehidupan ini.
“Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, berjalanlah dari sini, engkau dan bangsa itu yang telah kaupimpin keluar dari tanah Mesir, ke negeri yang telah Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub, demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu” (ayat 1).
Firman Tuhan diberikan setelah Dia murka karena bangsa Israel telah membuat allah yang berupa anak lembu emas di pasal 32 sebelumnya. Dan di pasal 33 ayat 2-3 lebih lanjut dikatakan,
“Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan akan menghalau orang Kanaan, orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus yakni ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan."
Secara akal manusia kita mungkin berpikir, bukanlah hal krusial bila kita dapat menjalani hidup ini tanpa ada penyertaan dari Tuhan. Kita merasa bahwa yang penting janji-janjiNya itu tergenapi semua di dalam hidup kita. Yang penting kita dapat mengalami semua mukjizat-Nya. Kita lebih menaruh pengharapan pada berbagai mukjizat-Nya, daripada meminta penyertaan-Nya di dalam hidup kita.
“Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Memang Engkau berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa ini berangkat, tetapi Engkau tidak memberitahukan kepadaku, siapa yang akan Kauutus bersama-sama dengan aku. Namun demikian Engkau berfirman: Aku mengenal namamu dan juga engkau mendapat kasih karunia di hadapan-Ku. Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu."” (ayat 12-13).
Ayat di atas sepertinya Musa mengulur-ngulur waktu. Padahal dengan jelas di ayat 1-3, Tuhan menyuruh Musa untuk pergi dan Dia akan memberi negeri yang telah dijanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub, serta menghalau orang Kanaan, orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus yakni ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Janji dan mukjizat dijanjikan-Nya terjadi, tetapi Dia tidak menyertai Musa dan Israel karena mereka adalah bangsa tegar tengkuk, supaya jangan Tuhan membinasakan mereka di tengah jalan. Dia hanya mengutus seorang malaikat untuk berjalan di depan mereka.
Dan di ayat 12-13 di atas, Musa berusaha melunakkan hati Tuhan dan kembali mengingatkan Dia bahwa Israel adalah umat Tuhan. Dan di ayat 14 dikatakan pada kita,
Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu."
Sepertinya ada perubahan hati dan sikap dari-Nya, Dia mau memfokuskan kasih dan perhatian-Nya hanya kepada Musa. Tetapi Musa tetap meminta penyertaan-Nya dengan mengatakan,
“Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?" (ayat 15-16).
Dari ayat ini kita dapat belajar bahwa sesungguhnya, Tuhan itu mau menyertai Musa dan juga Israel. Dan Musa tidak mau bergerak ke manapun bila Tuhan tidak menyertai hidupnya.
Asbury College Revival.
Di tempat tersebut, kita begitu penasaran ingin melihat dan mencari kehadiran Allah. Tetapi sebenarnya, Dia memiliki kerinduan untuk selalu mau hadir dan menyatakan diri-Nya secara pribadi bagi setiap kita. Revival / Kebangunan Rohani adalah seperti “pesta”, mengundang setiap orang yang lapar dan haus akan Dia untuk mau datang dan dipuaskan di dalam hadirat-Nya.
Demikian juga dengan sikap Musa yang tidak mau meninggalkan Tuhan, apa pun berkat yang Dia janjikan, penyertaan Pribadi-Nya tetap tak tergantikan oleh apa pun. Dalam hidup kita di masa kini, karya pendamaian Kristus juga benar-benar dapat dihadirkan dalam hidup kita, pribadi lepas pribadi. Ketika Dia hadir, maka kekuatiran menjadi tidak masuk di akal, karena hal itu sama saja dengan kita menyinggung perasaan-Nya. Dia itu masih sanggup untuk memelihara dan mencukupkan setiap kebutuhan kita.
Meminta Penyertaan-Nya.
Memang, banyak hal yang terjadi dan tak dapat dikendalikan di dalam hidup ini. Beberapa hal di antaranya, sepertinya tidak seperti yang Tuhan janjikan dan tak seperti yang kita harapkan. Tetapi apa pun keadaannya, teruslah mempercayai bahwa Tuhan itu selalu mau menyertai dan memberikan yang terbaik dalam hidup kita. Teruslah meminta penyertaan-Nya, apa pun musim kehidupan yang sedang kita lalui. Bagi Tuhan, jauh lebih penting kita ini memiliki sikap hati yang selalu mengharap dan menginginkan-Nya, meminta dan selalu merindukan penyertaan-Nya.
Di tengah perjalanan kita terus membangun dan menjaga kesempurnaan iman kita, marilah terus menginginkan dan melibatkan-Nya di dalam setiap aspek di hidup ini. Biarlah perjalanan iman kita itu selalu didasari bahwa Tuhan masih jauh lebih rindu untuk selalu menyertai kita, lebih dari kita yang menginginkan Pribadi-Nya.
Ku tak akan menyerah pada apapun juga
Sebelum kucoba semua yang kubisa
Tetapi ku berserah kepada kehendak-Mu
Hatiku percaya Tuhan punya rencana
Lagu di atas mungkin sering kita nyanyikan. Memang tidaklah salah, tetapi marilah memiliki sikap untuk mempercayai dan berserah pada kehendak Tuhan terlebih dahulu, baru kita melakukan bagian kita yang terbaik. Sering kali kita mengabaikan-Nya dan berusaha menjalani hidup ini dengan hikmat dan kekuatan kita sendiri. Sehingga kita mengalami burnout karena kita melakukan semua dengan kekuatan sendiri, tanpa mau melibatkan-Nya.
Tuhan ingin agar Dia selalu dilibatkan, di setiap hari. Untuk itulah salib diberikan, agar semua dosa kita ditebus dan diampuni, dan hubungan kita dengan-Nya dipulihkan. Dia seperti seorang Ayah bagi kita. Di satu sisi Dia ingin agar kita dapat mandiri dan dewasa secara rohani, tetapi di sisi lainnya Dia ingin agar kita mau untuk selalu bekerja sama dengan-Nya, tetap menganggap Dia sebagai Ayah kita dan terus mengandalkan-Nya. Sekuat dan sehebat apa pun pengalaman kita di masa lampau, jangan pernah meninggalkan Pribadi-Nya.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Matius 11:28-30).
Ayat di atas bukan sekadar retorika, tetapi Dia benar-benar ingin terlibat dan kita tidak akan pernah dibiarkan berjalan sendiri. Hidup ini memang tetap memerlukan masalah, agar kita dapat bertumbuh dewasa. Tetapi masalah tidak lagi menjadi sebuah masalah, ketika kita terus berjalan bersama-Nya, karena hikmat-Nya akan selalu menuntun dan memampukan setiap kita untuk melalui berbagai musim dalam hidup ini.
Tetap Berjalan dalam Ketaatan.
Sering kali kita terlena dengan nyamannya keadaan kita. Bukan karena kurang berhikmat dan kurang pengalaman, tetapi kita tetap perlu untuk selalu berjalan di dalam ketaatan / obedience. Kalau kita ingin melihat sesuatu yang baru dan mengalami terobosan dari-Nya, tetaplah berjalan di dalam ketaatan.
Kapan terakhir kali kita berjalan di dalam ketaatan? Sebab ketaatan untuk melakukan kehendak-Nya adalah langkah terakhir untuk dapat melihat dan menerima berbagai mukjizat-Nya. Marilah terus memperbarui komitmen dan ketaatan kita pada apa yang menjadi mau-Nya. Dia yang akan memberikan kita hikmat dan juga membuka berbagai cakrawala baru di dalam hidup kita dengan berbagai hikmat-Nya.
Amin. Tuhan Yesus memberkati..
Comments