top of page

Agus Lianto - Kisah Ibu dari Kanaan

Catatan Khotbah: “Kisah Ibu dari Kanaan.” Ditulis dari sharing khotbah Bp. Pdt. Agus Lianto di Ibadah Doa Malam pada Tgl. 18 Juli 2023..


“Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.” (Matius 15:21-28).


Kisah di atas bercerita tentang seorang ibu yang berasal dari Kanaan yang mengikuti dan memohon belas kasihan pada Yesus, karena dikatakan anak perempuannya kerasukan setan dan sangat menderita (ayat 22). Ibu ini kelihatannya tahu siapa Yesus, “tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya..” (ayat 23a).


Kita berpikir selama ini Yesus itu sangat peduli pada umat-Nya dan belas kasih-Nya sangatlah luar biasa. Tetapi dari kisah ini, sepertinya Dia tidak mau tahu terhadap apa yang dialami ibu yang sudah terlihat begitu putus asa terhadap apa yang sedang dialami dirinya dan juga anak perempuannya, dan sudah tidak tahu mau ke mana lagi untuk mencari pertolongan.


Tirus dan Sidon adalah daerah di luar Israel, dan Tuhan Yesus sebenarnya ingin menyendiri di tempat di mana tidak ada seorang pun yang mengenal-Nya, karena di ayat sebelumnya telah diceritakan bahwa Dia bertengkar dengan cukup panas terhadap beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem mengenai adat istiadat “membasuh tangan sebelum makan."


Dan di tempat yang asing untuk menyendiri dan beristirahat dari pelayanan-Nya, ada seorang ibu yang mengenal-Nya dan memohon kesembuhan untuk anak perempuannya. Dan Yesus sama sekali tidak mau menjawabnya. Murid-muridNya datang dan meminta pada-Nya, kalau Yesus mau menyembuhkan yaa segera disembuhkan. Kalau memang tidak di ayat 23b dikatakan,


Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."

Dan Tuhan Yesus menjawab,

"Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (ayat 24).

Kita tidak tahu kepada siapa Tuhan Yesus menjawab pertanyaan tersebut, apakah pada murid-muridNya atau pada ibu tersebut. Tetapi ibu tersebut tidak mau menyerah, dia mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." (ayat 25). Dan di ayat 26, Tuhan Yesus menjawab dengan perkataan yang menurut kita sangatlah tidaklah pantas,


"Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

Kita tidak pernah mendapati Tuhan Yesus berkata sebegitu kasarnya pada umat-Nya. Dan dari ayat di atas kita akan belajar mengapa Tuhan Yesus pada mulanya tidak mau menjawab permohonan dari perempuan tersebut.


Pertama. Karena Allah bekerja berdasarkan covenant / ikat janji, Dia tidak pernah bertindak di luar perjanjian-Nya. Jadi seseorang yang tidak memiliki covenant dengan Tuhan, tidak berhak meminta apa pun. Di Ulangan dikatakan,


“untuk masuk ke dalam perjanjian TUHAN, Allahmu, yakni sumpah janji-Nya, yang diikat TUHAN, Allahmu, dengan engkau pada hari ini, supaya Ia mengangkat engkau sebagai umat-Nya pada hari ini dan supaya Ia menjadi Allahmu, seperti yang difirmankan-Nya kepadamu dan seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub.” (29:12-13).


Semua pekerjaan, anugerah, dan pertolongan dari Allah.. semua bekerja berdasarkan covenant / perjanjian terhadap umat-Nya. Dan hal ini dapat kita lihat di ayat selanjutnya,


“Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel.” (Matius 15:29-31).


Kelihatannya Tuhan Yesus begitu “pelit” terhadap ibu dari Kanaan tersebut, dan setelah menyusur pantai danau Galilea, Dia begitu “mengobral” mukjizat-Nya. Dia tidak lelah dan capek, tetapi ikat janji-Nya pada saat Dia sedang melayani di atas muka bumi ini hanya pada Israel saja.


Kunarion.


Kata “anjing” di dalam bahasa aslinya Tuhan Yesus menggunakan kata “kunarion,” yang memiliki arti anjing kecil / anjing peliharaan di rumah / hewan peliharaan kesayangan, bukan anjing-anjing liar di jalanan / kuôn.


Tuhan Yesus seperti memberi “kode” pada ibu tersebut: Siapa yang tinggal di dalam rumah, yang bukan merupakan anggota keluarga, tetapi menerima bagian makanan? Hamba pun, terikat dengan covenant. Tetapi ada satu pihak yang tidak ikut dengan covenant tetapi mendapat berkat, yakni anjing peliharaan.


Dan ibu tersebut menangkap apa maksud-Nya. Dia tidak patah semangat, tidak kecewa, dan melihat kesempatan. Dia menjawab,


"Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." (ayat 27).

Ibu tersebut meminta mukjizat, kesembuhan, dan pelepasan bagi anak perempuannya, tetapi Yesus malah menggunakan gambaran tidak baik memberikan “roti” yang seharusnya diberikan pada anak-anak, tetapi diberikan pada anjing kecil peliharaan di rumah. Apa artinya?


Roti adalah makanan sehari-hari, dan dari kisah ini, kelepasan, mukjizat, dan juga kesembuhan itu sebenarnya adalah roti / makanan harian bagi anak-anakNya. Kita adalah umat perjanjian-Nya / covenant, anak-anak Allah yang sudah ditebus dengan darah perjanjian Kristus.. maka seharusnya bagian kita adalah kelepasan, pertolongan, pemeliharaan, mukjizat, dan kesembuhan. Dan masalahnya, kita tidak mengalami semua hal tersebut.


Doa Bapa Kami mengajarkan,


“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” (Matius 6:11).

Artinya setiap hari, kita harus menerima dan mengalami semua “roti” yang sudah Tuhan sediakan bagi kita anak-anakNya.


Perempuan tersebut bukan umat perjanjian, statusnya masih “anjing peliharaan”, tetapi dirinya mengatakan pada Tuhan Yesus,


“Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." (Matius 15:27).

Kalau anjing dapat remah-remah, anak-anak seharusnya makan kenyang. Dan apakah kita sudah “kenyang” memakan “roti”nya?


Gereja yang Menang.


Tema gereja di bulan Juli ini mengingatkan kita, apakah kita sudah hidup sebagai anak-anakNya yang menang? Apakah kita sudah menerima, memakan, dan mengalami “roti”-Nya? Kenyataannya hidup kita masih terbelenggu, mengalami sakit penyakit, dan juga hidup dalam kondisi menyedihkan.


“dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga,” (Efesus 1:17-20).


“Roti”-Nya telah disediakan setiap hari. Makanan dari-Nya yang mencukupkan. Mukjizat-Nya sudah disediakan bagi kita. Masalahnya adalah kita tidak berharap, meminta, dan percaya pada-Nya sehingga kita tidak menerima apa-apa.


Gereja Tuhan sepertinya baik-baik saja dan sudah jarang melihat bagaimana pelayanan kelepasan terjadi di dalam gereja. Padahal Iblis justru bekerja lebih giat di hari-hari ini, tetapi dia bekerja dengan cara yang tidak kelihatan. Bagaimana cara kerjanya?


“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan..” (Yohanes 10:10).

Dan Iblis mencuri benih firman yang seharusnya ditabur dan bertumbuh, sehingga akibatnya kita memang mendengarnya tetapi tidak terjadi perubahan apa-apa. Kita menjadi stuck dan dibelenggu oleh kuasanya. Secara finansial kita juga merasa kuatir, banyak pemikiran negatif, dan mengalami ketakutan akan banyak hal. Padahal firman Tuhan mengatakan,


“..dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Matius 16:18).

Tetapi kita tidak melihatnya dalam realita kehidupan sehari-hari, padahal kita ini adalah anak-anakNya yang seharusnya sudah merdeka dari segala kuk dan perhambaan kuasa dosa. Kita seharusnya menjadi gereja Tuhan yang hidup, yang semangatnya berkobar-kobar dan kegemarannya menjangkau banyak jiwa, serta terjadi mukjizat di setiap ibadah.


Kenali siapa jati diri kita yang sesungguhnya. Kita adalah anak-anakNya dan memiliki kuasa-Nya. Jangan biarkan diri kita dibelenggu oleh ketakutan, kekuatiran, perzinahan, kebencian, curiga terhadap semua orang, dan banyak hal yang tidak kita sadari, yang membelenggu hidup kita dan membuat kita datang ke gereja tidak berharap dan tidak percaya apa-apa.


Ini adalah roh yang membutakan. Di kitab Efesus di atas, Tuhan telah banyak menyediakan berkat-Nya bagi kita,


“agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga,” (Efesus 1:18-20).


Kita tidak seharusnya berada di posisi yang membelenggu ini, kita adalah anak-anakNya, setiap hari kita harus memakan “roti” dari-Nya dan mengalami mukjizat pemeliharaan-Nya. Apa pun yang membuat kita skeptis dan apatis, tidak lagi mempercayai dan berharap pada Allah, hidup yang mendatar.. bukan ini yang menjadi ciri gereja Tuhan.


Ada sesuatu yang menutup pandangan mata kita. Marilah kita berdoa dan mematahkan setiap tipu muslihat dari Iblis ini, dan menjadi gereja yang dilepaskan, tidak mengemis mukjizat seperti ibu dari Kanaan tersebut karena kita adalah umat dan anak-anak perjanjian. Dan sebagai anak, kita hanya meminta pada Bapa kita. Dia tidak pernah berubah, “roti”-Nya masih tersedia. Syaratnya hanya percaya, dan meminta “roti” tersebut.


Amin. Tuhan Yesus memberkati..

29 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Commentaires


bottom of page